25. Persahabatan.
"Selamat ya, Sa. Aku denger novelmu masuk dua puluh besar," ucap Marsya sembari mengaduk bakso di depannya. Aisyah tersenyum mendengar ucapan selamat itu.
"Ini semua juga berkat kalian. Makasih, ya," ujar Aisyah pada dua sahabatnya.
"Kita hanya berusaha bantu lo sebisanya. Habis sayang banget kan naskah-naskah sebagus itu hanya menjamur di laptop. Makannya diem-diem aku copy dan kirim ke Kak jovan. Pas aku lihat Kak Jo ngobrol sama salah satu penulis dan editor penerbitan mayor yang waktu itu datang ke sekolah ini, aku semepet kaget sih. Tapi beruntungnya Kak Jo bilang editor itu sahabatan sama bundanya," ucap Husna
"Bay the way, pengumuman pemenang kapan, Sa?" tanya Marsya
"Sekitar tiga bulan lagi."
Mendengar nama Jovan di sebut dalam pembicaraan itu, Aisyah tersipu. Marsya yang menyadari perubahan pada raut wajah Aisyah menyenggol bahu Husna pelan. Berniat menggoda sahabatnya.
"Ciee ada yang bluahing nih ceritanya," goda Husna.
"Apaan sih, kalian," jawab Aisyah tersipu.
Ditengah obrolan tiba-tiba Jesica datang.
"Hay Guys! Ngobrolin apa? Seru banget kayaknya," tanya Jesica sembari mendudukan diri di samping Aisyah. Gadis itu lantas menyruput es teh Aisyah hingga tandas.
"Hooosh haus banget gue," ucap Jesica. Tiga gadis di depannya hanya menatap tingkah cewek itu dengan senyum geli.
"Lo dari mana, sih, tadi pamit ke toilet sampe istirahat nggak nongol?" tanya Marsya.
"Gue abis latihan cheers, capek banget gila. Mana Kak Lena harusin kita buat latihan juga minggu besok. Kan males banget."
"Hah! Sejak kapan kamu gabung di cheers?" tanya Husna dan Marsya bersamaan. Dua gadis itu lantas saling menatap karena geli sendiri.
"Sebenernya dua hari kemarin Kak Lena nawarin aku. Maaf baru sempet kasih tahu kalian," jawab Jesica sembari memperlihatkan deretan giginya yang rapih pada tiga sahabatnya.
"Eh, Btw kalian tahu nggak? Tania sekarang dikucilin dari anggota cheers loh. Apa lagi sama mantan dua sahabatnya, Cika sama Dita. Gue kasihan deh lihatnya, tapi kalau inget betapa jahatnya dia sama Aisyah gue gedek juga."
"Yah anggap aja itu karma buat dia. Tapi, kita aja kaget loh setelah tahu kebenaran yang selama ini dia tutupi. Kok bisa ya hanya karena mau jadi popular dia kayak gitu. Miris," ujar Marsya yang ditanggapi anggukan setuju Jesica dan Husna. Tidak begitu dengan Aisuah, karena gadis itu memilih diam dengan pikirannya sendiri.
"Nggak ada karma di dunia ini. Yang ada hanya hukum sebab dan akibat. Dari awal dia sendiri yang memilih jadi seperti itu. " Ucapan yang dilontarkan Aisyah itu kontan membuat tiga sahabatnya menatap gadis itu tak mengerti.
"Maksud kamu?" tanya Husna mewakili rasa penasaran dua sahabatnya yang lain. Aisyah balik menatap tiga sahabtnya sebelum terdengar tarikan napas gadis itu.
"Dulu Tania bukanlah Tania yang sekarang kalian kenal." Ucapan Aisyah makin membuat sahabatnya bingung.
"Bentar deh," Marsa menginterupsi sembari menatap Aisyah heran, "ucapan kamu barusan itu seakan udah kenal Tania sejak lama." sambungnya.
"Ya, dulu aku sama Tania sahabat baik dari SD. Sampai suatu hari sebelum kita masuk sekolah ini, Dia memutuskan persahabatan kami." Mendengar pernyataan jujur dari Aisyah, Husna, Marsya, dan Jesica diam seketika. Mereka kaget sekaligus tak menyangka.
"Kamu serius? Astaga, bener-bener ya dia. Gue nggak habis pikir ada manusia kayak dia," ucap Jesica. Dan tentu saja dijawab anggukan setuju Husna dan Marsya
"Kalian jangan dulu nge-judge Tania. Aku ngerti kenapa dia memilih seperti itu. Aku hanya berharap setelah ini dia bisa berubah jadi dirinya sendiri."
Husna menghela napas mendengar ucapan Aisyah. Sebelum gadis itu membuka suara.
"Kenapa kamu nggak cerita sama kita dari awal, Sa? Apa kita ini bukan sahabat kamu?"
"Nggak, bukan begitu, demi Allah. Aku hanya nggak mau membuat Tania malu. Jangan salah faham please." Aisyah memohon. Gadis itu tampak hawatir kalau-kalau sahabatnya akan marah.
"Ya udah kali ini kita maafin."
"Ah, syukur lah," ucap Aisyah lega.
*****
Bel istirahat berbunyi, Aisyah dan tiga sahabatnya baru saja ke luar dari kelas ketika Jovan dan dua sahabatnya tiba-tiba datang menghampiri mereka.
Marsya yang pertama menyadari kedatangan Jovan. "Sst, ada Kak Jo, noh," ucap Marsya menyenggol bahu Aisyah.
"Apaan, Sih." Aisyah tersipu. Di menatap Jovan yang tengah berjalan mendekat.
"Hai para gadis!" seru Ciko merangkul Jesica. Alan memutar mata jengah dengan kelakuan Ciko. Sementara Jovan hanya berdiri dengan santai sembari memasukan tangan ke dalam saku.
Husna, Marsya dan yang lain saling melempar pandangan karena Aisyah dan Jovan masih memilih Diam. Gadis itu bahkan makin menundukan kepala dalam-dalam karena Jovan sedari tadi terus menatapnya.
"Ekhem! kayaknya kita di sini cuman jadi penonton doang deh. Kalian malah sibuk look each other," goda Ciko yang dibalas koar semua orang.
Wajah Aisyah memerah seketika karena godaan itu. Ia mengarahkan tatapan membunuh pada semua sahabatnya. Membuat Jovan yang melihat kejadian itu menyunggingkan senyum samar. Seperti biasa, cowok itu memilih diam saja dan mengamati semua kelakuan sahabatnya.
"Eh, Shanum mana, Kak?" pertanyaan Aisyah disambut koar semua sahabatnya lagi.
"Cieee nanyain calon adek ipar ya, Sa? " goda Jesica.
"Eeh, udah berhenti godain Aisyah. Kasihan kan mukannya makin merah gitu," ucap Jovan tiba-tiba. Yang makin membuat heboh sahabatnya.
Mengabaikan semua kegaduhan, cowok itu memilih kembali mengalihkan perhatiannya pada Aisyah.
"Shanum lagi nggak masuk hari ini. Ikut Bunda ke Bandung. Oh ya, Ai, kamu masih ingat sama Risa?" Mendengar pertanyaan itu Aisyah mencoba mengingat sesuatu.
"Anak kecil yang waktu itu kita temui di jalan itu?" Jovan mengangguk.
"Kenapa dia, Kak?"
"Rencananya aku mau ngajakin kamu ketemu dia. Mmm ... Maksud aku kalian semua," ucap Jovan meralat ucapannya. Cowok itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Halah, Jo. Pake modus segala. Kita di jadiin alasan," goda Alan. Lalu terdengar lagi koar semua orang di sana.
****
Assalamualaikuuum guys, akhirnya ya allah bisa updet cerita ini lagi. Maaf bgt gantungin kalian lama. Berhubung revisi Dimas Adiba dah kelar insyaallah aku akan kembali aktif di WP. Doain ya, proses terbit novel ke duaku lancar jaya, amiiin. Makasyih banyak yang dah setia menunggu. Aku sayang kaliaaaan.
Beberapa part lagi insyaallah cerita ini tamat. Dan aku masih bingung. Updet squelnya Jovan Aisyah versi dewasa dulu atau updet Arsyla dulu ya? Menurut kalian gimana?
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top