Chapter 10: Penangkapan
Suara-suara di dalam mimpi terbuka di dalam jiwa. Kates masuk ke dalam mimpi, ia berjalan melihat rumah Alfa lalu mengetuknya.
Pintu dibuka, Alfa berada di hadapannya, pria itu berwajah kencang, ia tidak suka dengan keberadaan Kates.
Ia pun masuk ke dalam. "Ada apa kamu ke rumah saya?"
"Bapak tahu ga? Saya muak dengan Bapak? Saya tahu apa yang Bapak lakukan ke Sania.
"Itu bukan urusan kamu," ucap Alfa tegas.
"Sania itu teman saya Pak," balas Kates
"Saya tahu, tapi dia anak saya, kamu jangan ikut campur."
"Bapak melakukan kejahatan, Bapak sangat bejat sekali, saya nggak nyangka Bapak mau mencumbu anak Bapak sendiri.
"Keluar dari rumah saya!" bentak Alfa.
"Tidak Pak." mulut Kates bergetar ketika berbicara.
"Saya bilang pergi! Sanaaa!"
Pukulan menghantam tubuh Alfa, tangan Kates terkepal ketika memukul dada kepala sekolahnya itu.
"Dasar murid kurang ajar kamu!"
"Maaf Pak, tetapi saya mengutuk tindakan Bapak terhadap Sania."
Kates meninggalkan Alfa yang memegang dadanya sendiri, gadis itu keluar dari rumah Alfa yang dicat krem, pintu kayunya terbuka lebar, Kates berjalan di atas teras marmer. Kates tiba-
bangun dari mimpinya.
Mata Kates terbuka lebar, ia terbatuk, ada firasat tidak enak yang ia dapat, matanya menerawang, akan ada kejadian buruk lagi di sekitar ibukota.
Kates berdoa kepada Tuhan, lalu ia konsentrasi mencoba menerawang apa yang terjadi.
Selesai menerawang ia mencoba mencegah kejadian itu, tetapi tubuhnya terpental ke belakang.
Nggak mungkin gue cegah kejadian ini.
Sementara itu, di sebuah kafe yang menjual donat, seorang pria sedang memakan donat. Mulutnya penuh dengan cokelat, donat cokelat yang di atasnya ada meses hijau sudah ia telan. Ketika ia mengambil cangkir berisi kopi, lalu ia serumput di mulutnya, tiba-tiba ada benda melengkung yang menancap ke sisi kiri lehernya. Mulutnya tercekat, ia tidak bernapas.
Dari arah pintu masuk ternyata datang seorang pemuja setan yang tadi melepaskan celuritnya.
Kasir di kafe itu berteriak, juga beberapa karyawan yang sibuk membuat kopi dan para koki yang membuat donat menjadi panik.
Ada lima pengunjung lain yang menatap si pembunuh dengan tatapan ketakutan. "Saya minta kopi!" teriaknya kepada kasir yang sedang ketakutan.
Kasir itu menyuruh temannya segera membuat kopi lalu datanglah teman-teman si pemuja setan yang lainnya.
"Jangan bergerak semua," perintah salah satu dari mereka.
Para pengunjung tidak bergerak sama sekali. Kasir yang tadi memanggil mereka bahwa kopi sudah siap. Gadis itu ketakutan. Lalu tiba-tiba ada golok yang memecahkan kaca kafe itu.
Para pengunjung berteriak, tiba-tiba ada lima orang pemuja malaikat yang masuk ke dalam kafe, mereka berkelahi dengan para pemuja setan.
"Hidup malaikat," bisik seorang pemuja malaikat ke telinga salah satu pemuja setan, ia menusukkan pisau ke tubuh sasarannya.
Tawuran tak terhindarkan terjadi di kafe itu, pukul-pukulan dan bacokkan membuat meja dan kursi di kafe itu menjadi berantakkan. Beberapa kusi berjatuhan dan juga dilempar. Salah satu karyawan restoran ditembak kepalanya oleh salah satu pemuja setan.
Darah segar mengucur dari kepala karyawan kafe itu, tiba-tiba ia terjatuh di tempat. Beberapa pengunjung berteriak ketakutan. Jeritan-jeritan mereka keluarkan dari tenggorokan mereka.
Beberapa karyawan di sana langsung kabur, ada juga yang mencoba memisahkan mereka dan juga beberapa ke kantor polisi.
Warga di sekitar kafe langsung datang, jam sudah menunjukkan pukul 2 dini hari, semua pengunjung keluar, di dalam hanya ada dua kubu yang sedang berkelahi dan juga karyawan kafe yang sedang memisahkan mereka.
Suara tembakkan terdengar, ada beberapa polisi datang tapi kemudian disambut dengan senapan AK-47 dari sebuah mobil yang melintas di dekat kafe. Ada tiga pemuja setan yang datang lagi. Mereka sangat niat untuk membunuh para pemuja malaikat. Mereka menyerang kafe itu karena yang memilikinya adalah ayahnya Grasa.
Beberapa polisi terluka karena tembakkan, para pemuja setan dan malaikst beberapa ada yang tewas. Darah-darah muncrat di jendela kafe, hal itu membuat para pengunjung ketakutan.
Para pengunjung restoran berlarian meninggalkan area sekitar kafe, sementara sopir mobil pemuja setan menyuruh para teman-temannya untuk meninggalkan tempat kejadian perkara.
Kehebohan ini membuat grup Blackberry di ponsel Kates berbicara. Kates yang tidak bisa tidur membuka ponselnya itu.
Ada pembantaian di kafe.
Dada Kates bergetar, ramalan di benaknya tadi terlihat nyata, ia merasa bersalah karena tidak bisa mencegah peristiwa itu. Sebuah penglihatan masuk lagi, ada sosok Grasa di benaknya, malam semakin mencekam, bibirnya gemetar, energinya keluar ketika ia melihat penglihatan itu.
Sebuah firasat buruk datang lagi ke benaknya, penglihatan yang sangat dahsyat, mengguncang hatinya, ia mencoba menetralisir agar emosinya terkontrol.
***
Markas Sekte Pemuja Malaikat
Jakarta Timur
Pukul 03:00 WIB
Suasana semakin tegang, Grasa dan Martha berhadapan dengan para pengikut mereka, di sana mereka bersiap-siap melakukan aksi balas dendam kepada para pemuja setan. Beberapa mobil sudah disiapkan.
"Siap semua! teriak Grasa.
"Siap!"
"Jalan!" teriak Grasa
Mereka berjalan dari markas keluar, masing-masing masuk ke dalam mobil. Mereka membawa beberapa golok dan juga tongkat untuk melawan para pemuja setan. Mobil-mobil mereka melalui jalan raya yang sedikit lengang, beberapa mobil melintas, ada sekitar lima mobil berisi para pemuja malaikat yang lewat. Penyerangan dilakukan karena para pemuja malaikat karena Grasa marah kafe yang dibangun ayahnya dirusak oleh para pemuja setan.
Ketika mereka sedang berjalan ke markas pemuja malaikat, pasukkan para pemuja setan menghadang mereka. Ada mobil lain selain yang membuat keonaran di kafe milik ayah Grasa. Alfa mempunyai pengikut yang sangat banyak, beberapa pasukan ia suka sebar untuk mengawasi kota Jakarta.
Para pemuja malaikat dan pemuja setan turun dari mobil dan tawuran di tengah jalan, teriakkan-teriakkan disertai keluarnya darah dari perut masing-masing tubuh mereka.
"Iblis akan hancur!" teriak salah satu pemuja malaikat.
"Kamu akan mati! Patahkan sayap-sayap malaikat sok suci!" teriak pemimpin penyerangan dari kubu pemuja setan.
Bentrokkan terjadi membuat para pengguna jalan kocar-kacir. Ada yang terkena tebasan parang dan juga tebasan celurit.
Terlihat salah satu pengemudi motor yang jatuh lalu terkena tebasan di bagian kepala. Beberapa warga ada yang berlari-lari karena takut terkena bacokkan.
***
Alfa sedang merokok di teras rumahnya sambil menunggu perkembangan dari para anak buahnya, tiba-tiba ada mobil polisi yang lewat di depan rumahnya, Turun tiga polisi bersenjata lengkap di halaman rumahnya. Mereka mengetuk pagar rumahnya, Alfa ketakutan. Salah seorang polisi mendobrak pintu pagar lalu masuk mendekati Alfa.
"Pak Alfa, Anda kami tangkap karena melakukan percobaan pemerkosaan kepada saudara Susanti. Ikut kami ke kantor."
"Pak! Saya tidak melakukan hal itu!"
"Ikut kami ke kantor. Jelaskan di kantor."
Mereka membawa Alfa ke mobil polisi, sementara Sania yang sedang tidur segera berlari keluar rumah, ia terbangun karena suara ribut-ribut di luar.
"Pak!" teriaknya, ia kaget melihat ayahnya dibawa oleh para polisi, "Pak ayah saya kenapa ditangkap?" ia berjalan menuju ke mobil polisi.
"Ayah Anda mencoba memperkosa seorang gadis."
"Susanti?"
"Iya, Anda kenal?"
"Saya teman sekelasnya Pak."
"Anda mau ikut kami ke kantor?"
"Iya.... Pak."
"Ayo masuk."
Sania masuk ke mobil polisi, di dalam Alfa hanya diam tidak berbicara, begitu juga Sania. Alfa merasa jengkel karena ia tidak bisa menghubungi anak buahnya, tangannya diborgol. Terakhir, ia memerintahkan anak buahnya untuk menyerang daerah di dekat markas pemuja malaikat. Terakhir posisi mereka ada di dekat markas musuh mereka itu.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top