Chapter 1: Taring Genderuwo

Jakarta, November 2010

Sebuah mobil berwarna hitam masuk ke dalam rumah, mobil diparkirkan di garasi oleh pemiliknya. Sesosok pria berkumis tipis keluar dari mobil itu, ia membawa tasnya yang berwarna hitam. Ia lalu masuk ke dalam rumah, ia menemui istrinya yang sedang menonton televisi. "Halo Sayang." Sapanya sambil mencium pipi istrinya.

Hanita mengecup pipi suaminya, Reza. Reza lalu pergi ke kamar untuk mengganti baju. Ia pun kembali ke ruang televisi untuk menonton bersama istrinya."Pah, Mau dipijit?" tawar Hanita.

"Iya Ma. Pegel."

Hanita memijit Reza dengan perlahan-lahan. Reza menyengir, ia menatap wajah Hanita. "Ma, Kates sama Richard mana?" tanya Reza kepada wanita berambut sebahu itu.

"Kates sama Richard lagi di kamar tuh. Ada Susanti juga." Jawabnya

"Ooh."

.

***

Di kamar Kates, gadis indigo berambut panjang sedang tertawa-tawa bersama sahabatnya, Susanti. Mereka berdua sedang membaca majalah yang bergambar beberapa hewan lucu. Mereka melihat ada gambar gajah yang sedang membawa bola dan ada juga gambar singa joget.

"Lucu banget!" mereka berdua tertawa-tawa sambil melihat majalah. Mereka berdua membaca di atas karpet, sementara Richard, adiknya Kates sedang mendengarkan lagu lewat ponselnya.

Sebuah ketukan tiba-tiba terdengar dari luar, "Ayo Kates makan dulu." ucap Hanita dari luar. Kates mengajak Susanti dan menepuk pindak adiknya yang sedang tiduran sambil mendengarkan lagu. Richard melepaskan earphonenya lalu bangkit, ia bersama Kates dan Susanti keluar dari kamar.

Di ruang makan, Hanita dan Reza mengambil nasi dan lauknya, Kates, Susanti dan Richard ke ruang makan. "Susanti silahkan ambil duluan." ucap Hanita ramah.

"Terima kasih Tante." Susanti mengangguk. Gadis berambut sebahu berwarna hitam itu mengambil piring dan lalu mengambil nasi serta lauknya. Kates dan Richard juga mengambil nasi dan lauknya. Di sana tersedia opor ayam, tempe mendoan, dan spaghetti.

"Susanti, papa kamu kerja apa?" celetuk Reza ketika sedang makan bersama.

"Ooh.... Papa saya penyanyi sama bikin orkes Oom."

"Ooh." Reza tersenyum sinis seperti meremehkan, ia melanjutkan makannya, Kates sedikit menatap ayahnya lalu kembali makan. Kok Papa bau anyir? ucapnya dalam hati. Ia bingung sekali.

"Kamu satu kelas sama Kates?"

"Iya Oom."

"Iya-iya. Kamu cantik sekali."

"Terima kasih Oom." ucap Susanti malu-malu.

"Oom itu punya butik sama restoran di daerah Senayan. Usaha Oom tuh termasuk usaha yang besar, banyak artis-artis ke butik dan restoran Oom. Papa kamu ajak deh ke restoran Oom. Nyanyi sekali-sekali kamu di restorannya Oom. Kayaknya kamu kalau goyang dangdut bagus."

Kates berdehem, ia mulai tidak nyaman dengan ucapan ayahnya. Ia merasa ayahnua tidak sopan dengan Susanti. "Richard, kamu udah kerjain PR?" tanya Hanita kepada anak berusia sepuluh tahun yang sedang makan di hadapannya. Anak kecil itu duduk di sebelah Susanti dan Kates. "Udah Ma." jawab Richard.

"Kapan ujian?" tanya Reza.

"Bulan Desember Pa." jawab Richard.

"Belajar yang benar ya. Nilai mtematikamu harus seratus. Nanti papa belikan kamu TV baru di kamar."

"Iya Pa."

"Papa pokoknya marah kalau nilai kamu jelek. Papa sudah capek kerja, nilai kamu udah bagus. Kamu harus jadi orang kaya."

"Papa." tegur istrinya sambil berbisik.

"Oom, Tante, Susanti boleh nginep di sini?" tanya Susanti.

"Boleh. Nggak usah malu-malu." Jawab Hanita.

"Terima kasih." ucap Susanti.

Beberapa jam berlalu, pukul sepuluh malam, Kates dan Susanti tidur di kamar Kates, Richard tidur di kamarnya, sementara Reza dan Hanita masuk ke kamar mereka. Di dalam kamar, Hanita hendak mengambil selimut, tiba-tiba pantatnya dipegang oleh Reza. Hanita berbalik, senyum menyeringai menghiasi wajah Reza. Giginya bertaring, rambutnya berubah menjadi gondrong.

Reza tiba-tiba melepas baju dan celananya, lalu berubahlah kulit-kulitnya menjadi hijau dan badannya pun membesar. "AAAAAAA!" teriakkan keluar dari mulut Hanita, tubuhnya didorong oleh sesosok genderuwo besar yang hendak memperkosanya. Genderuwo itu menindih badan Hanita, ia memegang pundak Hanita. Wanita itu terus berteriak-teriak ketakutan. Mata genderuwo itu memerah, penuh dengan nafsu, Hanita berusaha mendorong badan Genderuwo itu.

***

Di kamarnya, Kates terbangun karena ada telepon masuk di ponselnya, ia melihat ponselnya, ada nama kontak "Papa" di sana. Ia mengangkat telepon dari ayahnya. "Halo Pa...."

"Kates, papa mau sampai rumah, tolong kamu—"

"Siapa di kamar Mama?"

"Papa segera ke sana, Papa melihat Genderuwo di kamar Mama."

Kates langsung menutup telepon dari ayahnya, ia membangunkan Susanti yang sedang tidur. "Sus, bangun! Ada Genderuwo di kamar nyokap gue."

"AAA?"

"Iyaa...."

Mereka berdua langsung ke luar dari kamar, Kates berlari, dengan kekuatan yang ia punya, ia mendobrak kamar ibunya dari jauh. Suara dobrakan pintu terdengar, suara itu membangunkan Richard, anak berusia sepuluh tahun itu keluar dari kamar. Ia ketakutan melihat seosook Genderuwo di kamar ibunya.

"Keluar kau Genderuwo! Lo mau apain ibu gue?!" teriak Kates yang melihat sesosok Genderuwo sedang menciumi ibunya. Genderuwo itu langsung bangun dan loncat dari ranjang, ia melotot, taringnya yang tajam hendak menggigit leher Kates, tetapi tangan Kates meninju perut Genderuwo hingga makhluk itu terjatuh. Suara erangan terdengar dari makhluk itu, Kates memegang lehernya lalu mencekiknya.

Genderuwo memegang tangan Kates ia mendorong tubuh Kates hingga mundur beberapa langkah. Kates mengeluarkan kekuatannnya lalu membakar Genderuwo itu dengan kekuatan yang ia miliki. Susanti berada di belakangnya melotot kepada Genderuwo itu,

Suara mesin mobil terdengar, mobil itu masuk ke dalam garasi rumah Kates. Reza yang asli keluar dari mobil lalu berlari ke kamarnya melihat Genderuwo terbakar lalu makhluk itu menghilang. Hanita menangis, terlihat kancingnya sedikit terlepas. Reza langsung memeluk istrinya.

Richard ketakutan, ia menangis, Kates lalu menghampiri Richard lalu memeluknya, ia mencoba untuk menenangkan adiknya yang ketakutan. "Kamu tenang, ada kakak di sini." ucap Kates.

"Aku takuuut...." ucap Richard. Isak tangis membasahi wajahnya.

"Kamu mau kakak temenin tidurnya?"

"Iya Kak."

"Ya udah, kita ke kamar." Mereka berdua ke kamar, Richard melanjutkan tidurnya, Kates keluar dari kamar untuk berbucara kepada Susanti.

"Ti, lo gak apa-apa tidur sendiri?"

"Gak apa-apa."

"Kalau ada apa-apa lo bilang gue ya."

"Iya."

Reza mencoba menenangkan Hanita yang masih menangis, Kates kembali ke kamar Richard, ia tidur di sebelah adiknya sambil mengusap rambut Richard. Ia memeluk Richard. Kedua adik-kakak itu sangat dekat, mereka selalu bermain bersama, Kates adalah tempat curhat Richard ketika ia sedang bersedih. Kates mencium pipi adiknya, Ketika memejamkan mata, Kates memikirkan keluarganya, ia merasakan kekuatan jahat yang akan mengganggu keluarganya.

***

Kates bangun pada pagi hari, ia keluar dari kamar adiknya, sementara adiknya masih tidur. Ketika keluar dari kamar, ia melihat Susanti sedang minum kopi sambil duduk di sofa. "Hai Ti."sapanya.

"Hai." balas Susanti.

Mereka duduk berdua, Susanti mengambil ponselnya yang berada di meja berwarna krem di depan sofa yang ia duduki. Ia menelepon Albert, pacarnya. "Halo Bert."

"Haloo."

"Udah bangun?"

"Udah. Kamu lagi ngapain?"

"Aku lagi di rumah Kates. Nginep."

"Aku ke sana ya nanti."

"Ke sini aja."

"Ya udah, aku mau sarapan dulu ya, Sayang."

"Daaaah."

Susanti menutup teleponnya, ia melanjutkan minum kopinya. "Kat, kemarin Genderuwo itu kenapa?"

"Kalau yang gue terawang dia itu emang suka iseng sama wanita, jadi mangsanya wanita." jawab Kates. Remaja itu bersandar di sofa.

"Ini bari pertama kali begini atau lo udah pernah ngalamin sebelumnya?"

"Ini baru. Dari kecil gue emang bisa lihat mereka, kadang suka berantem sama mereka. Tapi gak ada yang sampe begini. Lo mau makan ga? Nanti gue masakin."

"Apa aja Kat. Gak usah repot-repot."

Kates pergi ke dapur, ia mengambil beberapa liter beras, mencucinya lalu memasukannya ke rice cooker. Kates lalu membuka freezer kulkas dan mengambil beberapa sosis untuk dimasak. Ia menyalakan kompor lalu menuangkan minyak, Kates menghela napas, ia mengambil salah satu sosis dan kaget ketika dari ujung sosis keluar suara tawa. Katre kaget, sosis yang ia pegang terjatuh.

Apa itu?

Kates menerawang sosis itu, tampaklah sosis itu berubah menjadi batang berwarna hijau. Kemaluan Genderuwo. ucapnya dalam hati. Ia mengambil kuda-kuda lalu menarik napas dan mengarahkan tangannya ke benda itu. Benda itu lalu terbakar. Kates memeriksa sosis-sosis yang lain, sosis tersebut aman, tidak diubah oleh Genderuwo. Kates memasukkan sosis-sosis yang lain ke dalam wajan.

Selesai memasak, ia mengambil salah satu piring dan meletakkan sosis-sosis itu di sana, lalu meletakkannya di meja makan. Setelah semuanya siap ia memanggil Suanti untuk makan. "Ti, makan."

Tiba-tiba pintu kamar Richard terbuka, tampak anak kecil yang menahan kantuk keluar dari kamar. "Ric, makan yuk." ajak Kates. Mereka bertiga ke ruang makan, sementara Hanita dan Reza masih tidur.

"Orangtua lo gak makan?" tanya Susanti saat mengambil makanan.

"Kalau libur mereka suka bangun siang. Oh ya, Albert jam berapa mau ke sini?"

"Paling jam sembilan."

Mereka bertiga makan sesekali Richard dan Susanti mengobrol tentang film dan lagu favorit mereka. Ketika selesai makan mereka bertiga bersantai di kamar Kates. Susanti mengambil gitar dan menyanyi lagu dangdut sementara Richard bernyanyi. Kates memainkan game di ponselnya.

***

Mobil sport berwarna hitam melaju kencang di sebuah jalan, di dalamnya seorang remaja pria sedang menyetir sambil mendengarkan lagu beraliran EDM. Albert menggoyang-goyangkan kepalanya menikmati irama lagu. Ketika sampai di dekat salah salah satu rumah, ia mematikan mesin mobilnya. Ia keluar dari mobil, Albert menekan bel di dekat pagar, tak lama, keluarlah Kates membukakan pagar, lalu mepersilahkan Albert masuk.

"Susanti di mana?"

"Di kamar gue. Lagi nyanyi sama Richard."

Kates membuka pintu kamarnya, ia memanggil Susanti. Gadis itu meletakkan gitar Kates lalu keluar kamar, ia memeluk Albert. Richard keluar dari kamar kakaknya lalu melihat ada Albert di sana ia berlari lalu memeluk Albert. "Haai!" sapa Albert. "Lagi ngapain?"

"Main gitar sama Kak Susanti."

Albert tertawa ia mengelus kepala Richard. Richard sangat dekat dengan Susanti dan juga Albert, mereka kadang suka makan berempat bersama Kates. Kates menyiapkan minum untuk Albert, sementara Hanita baru bangun, Albert menyalami Hanita.

"Sayang, aku mau bicara sebentar." Susanti berbisik kepada Albert.

"Kenapa?" tanya lelaki berambut pendek itu.

"Kemarin rumahnya Kates didatengin Genderuwo, Tante Hanita hampir diperkosa."

Albert kaget, ia menatap Susanti dengan perasaan khawatir.Susanti memegang tangan Albert. "Kates bertarung ngelawan makhluk halus itu."

"Kamu nggak apa-apa kan Sayang? Dia nggak nyentuh kamu?"

"Nggak. Aku nggak apa-apa." Albert menggegam tangan Susanti. Ia tidak mau ada orang yang meyakiti kekasihnya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top