[1]; Main Bukan Sembarang Main

Topik riset: Hobi [Permainan Tradisional]
Publikasikan: 23 Maret 2020
Ditulis oleh: Cuzhae / Lufanis Melif Syifa

Permainan zaman dahulu penuh dengan kebahagiaan. Jangan ada gawai / gadget di antara kita. Betul, tidak?

Banyak permainan tradisional yang dijadikan sebagai hobi dan begitu digemari anak-anak zaman dahulu yang mungkin sekarang sudah beranjak remaja atau bahkan sudah memiliki anak, ups.

Mengisi waktu menjelang sore dengan bermain sampai lupa waktu dan Ibu teriak memanggil untuk mandi. Barangkali ada yang rindu dengan masa-masa itu?

Dulu, sebelum kita kenal gawai, kita sering berkumpul dan tertawa riang di sela waktu luang. Tanpa memerlukan barang mahal, dulu dengan sekeping genting pecah pun, kita masih bisa bermain. Begitu sederhana.

Bila angin berembus kencang, kita dapat bermain layang-layang sambil menyanyikan lagunya. Kawan-kawan pasti hafal, 'kan?

Aku ingin begini
Aku ingin begitu
Ingin ini ingin itu banyak sekali

//Maaf, salah lirik :")
//Maksudnya begini ...

Kuambil buluh sebatang
Kupotong sama panjang
Kuraut dan kutimbang dengan benang
Kujadikan layang-layang

Bermain berlari
Bermain layang-layang
Berlari kubawa ke tanah lapang
Hatiku riang dan senang

Layangan merupakan lembaran bahan tipis berkerangka yang diterbangkan ke udara dan terhubungkan dengan tali atau benang ke daratan atau pengendali. Layang-layang memanfaatkan kekuatan embusan angin sebagai alat pengangkatnya. Dikenal luas di seluruh dunia sebagai alat permainan. Layang-layang diketahui juga memiliki fungsi ritual, alat bantu memancing atau menjerat, menjadi alat bantu penelitian ilmiah, serta media energi alternatif.

Ingat ya, layangan bukan untuk menggantungkan harapan kayak si dia //malah curhat -_-

Layangan sudah lama dikenal sebagai permainan tradisional anak-anak di seluruh Indonesia. Mainan ini mudah dibuat. Bahan dasarnya adalah kertas, potongan bambu kecil, dan lem. Untuk memainkannya, layang-layang diterbangkan ke angkasa dengan segulung benang gelasan yang bisa ditarik-ulur. Di angkasa layang-layang diadu. Siapa yang terlebih dulu memutuskan benang lawan atau paling jauh terbangnya, dialah pemenangnya.

Layangan sering dibuat dalam berbagai bentuk dan ukuran. Yang umum dikenal memiliki panjang diagonal 20 cm – 40 cm. Namun, dalam perkembangannya, bentuk layang-layang tidak selalu segiempat. Sesuai kreativitas seseorang, layang-layang juga dibuat berbentuk lingkaran, segienam, bahkan hewan, dan sebagainya dilengkapi gambar dan warna yang semarak. 

Catatan pertama yang menyebutkan permainan layang-layang adalah dokumen dari Cina sekitar 2500 Sebelum Masehi.[1] Penemuan sebuah lukisan gua di Pulau Muna, Sulawesi Tenggara, pada awal abad ke-21 yang memberikan kesan orang bermain layang-layang menimbulkan spekulasi mengenai tradisi yang berumur lebih dari itu di kawasan Nusantara. Diduga terjadi perkembangan yang saling bebas antara tradisi di Cina dan di Nusantara karena di Nusantara banyak ditemukan bentuk-bentuk primitif layang-layang yang terbuat dari daun-daunan. Di kawasan Nusantara sendiri catatan pertama mengenai layang-layang adalah dari Sejarah Melayu (Sulalatus Salatin) (abad ke-17) yang menceritakan suatu festival layang-layang yang diikuti oleh seorang pembesar kerajaan.
Dari Cina, permainan layang-layang menyebar ke Barat hingga kemudian populer di Eropa.
Layang-layang terkenal ketika dipakai oleh Benjamin Franklin ketika ia tengah mempelajari petir (sumber wikipedia Indonesia).

°°°°°

Di daerah Sunda juga ada permainan tradisional lainnya dengan membentuk dua tim dan membutuhkan kerja sama, salah satunya boy-boyan / boi-boian.

indonesiacerdasmandiri.net

Permainan boy-boyan atau boi-boian biasanya menggunakan bola kasti atau kertas yang dibentuk menyerupai bola dan pecahan genteng kecil (9-15 buah), permainan ini di mainkan oleh dua tim.

Cara memainkan permainan boy-boyan, pertama genteng-genteng kecil ditumpuk keatas, satu tim berperan sebagai pelempar (A) dan satu tim sebagai penjaga (B).

Satu persatu pemain dari tim A mengarahkan bola dari jarak yang telah disepakati untuk merumpuhkan tumpukan genting.

Bila pemain tim A berhasil meruntuhkan genting tadi, maka tim penjaga harus mengejar dan mengarahkan bola ke badan salah seorang pemain dari tim A.

Sedangkan tugas dari semua pemain tim pelempar adalah berlari menghindari kejaran bola dan mengatur strategi untuk kembali menumpukan genting yang runtuh tadi.

Bila genting berhasil disusun, biasanya pemain yang berhasil menyusun genteng akan berteriak “BOOY” dan skor 1-0 untuk tim pelempar. Kemudian permainan dilanjutkan seperti awal.

Permainan tradisional boy-boyan bermanfaat untuk melatih kerjasama tim, kecepatan dan kelincahan.

°°°°°°

Bagi anak laki-laki ada yang lebih seru untuk dimainkan; pletokan / bebeletokan (bahasa Sunda)

Pletokan adalah nama senjata mainan yang terbuat dari bambu, dan pelurunya terbuat dari kertas yang dibasahkan, atau biji jambu atau kembang. Permainan ini merupakan permainan khas masyarakat Betawi. Pada masyarakat Sunda, mereka menyebut pletokan dengan bebeletokan, sedangkan di Probolinggo dan Madura mereka menyebutnya dengan tor cetoran. sementara di suku Sasak Lombok disebut dengan beledokan. Permainan ini, biasanya dimainkan oleh anak laki-laki berumuran 6-13 tahun.
Peralatan yang dibutuhkan dalam permainan ini adalah laras bedil berbentuk pipa, tolak, dan peluru. Laras bedil dan tolak terbuat dari bambu, sedangkan peluru bisa terbuat dari kertas yang dibasahi, kembang, atau pentil jambu air. Panjang bedil laras sekitar 30 - 40 cm dengan diameter 1 atau 1,5 cm. Sedangkan tolak memiliki panjang yang lebih untuk pegangan dengan panjang sekitar 10 cm. Tolak terbuat dari batangan belahan bambu yang dihaluskan. Bambu yang dipilih adalah yang kuat dan tua agar tidak cepat pecah.

==CARA BERMAIN==

Memasukan peluru menggunakan tolak sampai ke ujung bedil laras. Setelah itu dimasukkan peluru kedua dan ditolak dengan batang penolak. Peluru yang kedua ini memiliki fungsi ganda. Fungsi pertama adalah sebagai klep pompa untuk menekan peluru pertama yang akan ditembakkan. Kemudian fungsi kedua adalah menjadi peluru yang disiapkan untuk ditembakkan berikutnya.

Permainan ini dimainkan oleh anak laki-laki berusia 6-13 tahun, dimainkan secara perorangan atau kelompok. Bila dimainkan perorangan biasanya sasaran utamanya adalah binatang berupa serangga-serangga kecil. Sementara, bila dimainkan per kelompok, maka sasaran permainan ini adalah lawan dari kelompok itu. Jadi, gambaran permainan ini seperti bermain tembak-tembakan atau perang-perangan, cuma alat yang digunakan di sini bukan pistol mainan atau sejenisnya melainkan dengan memanfaatkan bambu kecil.

°°°°°


*HAHAYAMAN*

Dalam permainan hahayaman salah seorang akan bertindak sebagai hayam (ayam) dan seorang menjadi careuh (musang), musang akan mengejar ayam sampai tertangkap.

Permainan ini biasanya dimainkan beramai-ramai, pemain lain selain ayam dan musang akan membuat lingkaran yang berfungsi sebagai kandang atau tempat perlindungan ayam. Jika ayam masuk kedalam kandang maka pemain yang membuat lingkaran harus cepat menurunkan pegangan tangannya untuk menutup kandang.

Permainan selesai kalau ayam tertangkap atau musang menyerah tidak dapat menangkap ayam. dan dilanjutkan dengan mengundi permain baru.

••°°°°••

Ada juga permainan gampang dan tidak memerlukan alat apapun, tidak lain yaitu petak umpet / ucing sumput/sasamunian (bahasa Sunda).

Ingat ya, bukan sembunyi saat ditagih utang //ga gitu

Permainan ini dilakukan oleh lebih dari dua orang. Caranya sangat mudah sekali. Ada satu orang yang menjadi penjaga dan mencari temannya yang menghilang, sedangkan orang yang lain bersembunyi di suatu tempat. Misalnya bermain dengan tujuh orang, lalu dimulai dengan hompimpa untuk menentukan siapa yang menjadi penjaga. Jika hompimpa sisa satu orang maka langsung dinyatakan dia kalah, tetapi jika hompimpa berbanding 3:4, maka yang tiga orang melakukan hompimpa hingga sisa satu orang yang kalah.

Orang yang kalah tersebut dinamakan kucing. Permainan dimulai dengan hingga kucing yang menjaga dan harus menutup matanya lalu menghitung dari satu sampai sepuluh. Orang-orang yang lainnya harus mengumpet di belakang pohon atau di bawah pohon, jangan sampai si kucing menemukan. Jika si kucing melengah maka orang-orang yang lain harus segera lari menuju tempat penjaga si kucing tadi dan berteriak inglo. Jika sudah ada yang teriak INGLO/INGGLE (ditambah sebutkan nama orang yang ditemukan tersebut), maka orang tersebut menjadi pemenang dan kucing tetap mencari orang-orang lain yang masih belum ditemukan.

Si kucing terus mencari dan jika menemukan orang yang bersembunyi, maka orang tersebut menjadi kalah dan kucing digantikan dengan orang yang kalah tadi. Begitulah permainan tersebut dilakukan hingga permainan berakhir. Waktu permainan bisa dilakukan pada pagi hingga siang hari. Jika sore hari biasanya anak-anak tidak boleh keluar rumah apalagi jika menjelang magrib Permainan ini sangat digemari dari zaman dahulu sampai saat ini, tapi sekarang hanya beberapa anak saja yang bermain permainan petak umpet, karena sekarang anak-anak hanya sibuk dengan gadget-nya dan lupa dengan teman-temannya. Jadi sedih T-T

★★★★★

Tanpa sadar kita telah diperbudak oleh gawai dan melupakan masa-masa indah tersebut. Jangan sampai generasi berikutnya tak mengenali permainan tradisional dan sederhana. Semakin teknologi maju, semakin lupa siapa jati diri kita.

Kalau bukan kita yang melestarikannya, mau siapa lagi?

Sedih rasanya melihat anak-anak lebih memilih game online/offline dan Youtube dibanding dengan keluar bermain bersama yang lainnya.

Padahal permainan tradisional bisa meningkatkan rasa kerja sama, berpikir kritis dan kreatif secara bersamaan.

Daripada nongkrong tidak jelas, gibah sana-sini, mending kita main yuk! Main yang bermanfaat bagi kesehatan jasmani dan rohani kita. Lumayan, siapa tahu ketemu jodoh ya, 'kan? 😏😏😏//bercanda

Terima kasih telah sudi mampir kemari dan membaca bab ini. Jangan lupa vote and comment-nya untuk kritik dan sarannya.

Salam sehat 💚
Cuzhae

.
.
.

Sumber:
http://nusantaradulu.blogspot.com/2016/06/mengenal-permainan-layangan-nusantara.html?m=1

https://salamadian.com/permainan-tradisional-sunda-jawa-barat/

https://www.kla.id/jenis-permainan-tradisional-yang-mampu-mengalahkan-gadget/

http://nusantaradulu.blogspot.com/2016/07/mengenal-permainan-tradisional-pletokan.html?m=1

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top