Prolog
PROLOG
Hening.
Nyaris tidak terdengar suara apapun. Jalanan yang ku pijaki gelap. Suasana terlihat seperti dalam film-film horor. Aku menempelkan tanganku pada dinding disampingku. Namun, bukannya terasa dingin aku malah merasakan rasa panas yang menjalar seperti aku sedang memegang bara api. Mungkin karena aku terlalu merasakan hawa horor dan ketakutan saat ini.
Aku mengedarkan pandangannku kesegala arah. Berharap menemukan seseorang yang mungkin bisa membantuku. Tidak ada. Tidak ada satu orang pun disini. Seakan-akan di dunia ini hanya ada aku sendirian. Seolah-olah semua orang meninggalkanku di tempat yang sunyi ini. Sunyi, gelap, hampa, dingin, kesepian.
Sampai aku mendengar sebuah alunan musik yang entah dari mana asalnya. Sesuatu yang aku tahu adalah sebuah lagu yang mampu menenangkan jiwaku. Seperti seseorang yang memainkan itu sedang menuntunku menuju jalan yang benar. Seolah yang memainkannya sedang menarikku dari jurang kehampaan ini. Seolah dia sedang ingin membebaskanku dari jurang kesunyian yang aku rasakan saat ini. Memberikanku penerangan yang cukup sehingga aku bisa melanjutkan langkah kakiku dan menegakkan kepalaku. Mencari jalan yang benar yang harus aku pijaki.
Suara itu, suara yang berasal dari kumpulan nada-nada yang tersusun rapi. Suara yang berasal dari pijatan sang ahli dengan not yang pas. Sebuah harmoni yang seperti sengaja diciptakan untuk menenangkan hati setiap orang yang mendengarnya. Tapi, yang aku tahu aku jatuh cinta akan hal itu sejak pertama kali mendengarnya.
Dan tanpa sadar, kakiku melangkah mencari dari mana suara itu berasal.
Sebuah ruangan dengan cahaya remang-remang. Ruangan itu kosong, Hanya ada sebuah piano di tengah-tengah ruangan dan seorang pria yang sedang memainkannya. Walaupun tidak terlalu terang, aku bisa melihat pria itu memakai kemeja kotak-kotak dan sedang memainkan piano itu. Punggungnya melenting-lenting menikmati irama yang dia mainkan sendiri. Dia tidak tahu bahwa ada orang lain yang sekarang sedang melihatnya secara diam-diam dan menyukai permainannya. Kemudian tanpa aku sadari pria itu menolehkan pandangannya. Membuatku tidak tahu apa yang harus aku lakukan sekarang. Tetap diam dan menunggunya menghampiriku atau aku lari dan menjadi orang yang menyukai permainannya secara diam-diam sampai nanti. Sampai tiba-tiba....
"Wisnu."
Panggilku tanpa aku sadari sama sekali. Dan detik berikutnya pria berkemeja kotak-kotak itu menoleh padanya. Aku tertegun saat melihat tatapan matanya di bawah cahaya yang remang-remang ini. Tidak bisa bergerak sama sekali. Lebih daripada itu batinku saat ini bertanya-tanya apa yang akan pria itu lakukan selanjutnya, tetap diam saja disana walaupun tahu aku ada disini atau datang menghampiriku seperti yang aku inginkan.
***
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top