EPILOG
EPILOG
***
Semenjak kejadian Wisnu melarikan diri dari panggung final itu tidak ada yang tahu kemana Wisnu pergi. Setelah hari itu juga Wisnu tidak pernah lagi datang ke sekolah. Hal itu jelas saja membuat gempar satu sekolah. Bagaimana tidak? Wisnu adalah satu-satunya harapan sekolah dalam kompetisi itu dan pria itu menghilang begitu saja. Membuat semuanya keheranan.
Semenjak kejadian itu juga banyak kabar burung yang beredar satu sekolahan. Ada yang mengatakah Wisnu pindah sekolah ke luar negeri, lari dari tanggung jawab dan sejak awal ingin mempermalukan sekolah, ada juga yang mengatakan bahwa Wisnu mengalami kecelakaan sampai meninggal, dan yang lebih parah ada yang mengatakan Wisnu menghamili seseorang dan sudah menikah. Tria sendiri bingung dari mana mereka semua mendapatkan gosip seperti itu. Karena yang Tria tahu saat ini Wisnu sedang berobat di luar negeri. Negara mana persisnya ia sendiri tidak tahu.
Yang Tria harapkan saat ini hanyalah Wisnu bisa menepati janjinya untuk kembali dan menemuinya. Ia juga tidak berhenti berdo'a kepada Yang Maha Kuasa supaya Wisnu segera sembuh dan... kembali.
***
Sudah satu tahun sejak Wisnu pergi. Dan sampai saat ini Wisnu tidak pernah mengabarinya sama sekali. Mungkin pria itu sengaja tidak mengabarinya untuk menyiksanya selama menunggunya yang akan kembali itu. Menyiksanya dalam perasaan rindu yang tak tertahankan.
Setelah Wisnu pergi, Tria tidak menyangka bahwa Leon yang selama ini selalu terlihat tidak peduli dengan kehadiran Wisnu pernah menanyakan tentang keadaan Wisnu padanya. Tria fikir hubungan Leon dan Wisnu tidak sejauh yang ia fikirkan. Namun, Leon masih saja tetap bersikukuh bahwa mereka tidak akrab sama sekali, bahkan ia tidak menyukai Wisnu sama sekali.
Tapi, Leon tetaplah Leon. Pria yang ia kenal sejak kecil. Tria sangat mengetahui pria itu lebih dari siapapun di dunia ini.
Lima tahun berlalu.
Tria tidak mendapatkan kabar apapun dari Wisnu. Rasanya... rasa rindu itu semakin membunuhnya. Ia sendiri selalu bertanya-tanya sampai kapankah pria itu akan mempermainkannya dalam rasa rindu ini. Tapi, jika nanti ia bisa bertemu dengan Wisnu ia akan menceritakan padanya bagaimana Leon melindunginya selama ini. Leon juga diam-diam menyukainya. Tapi, sekarang sudah tidak lagi.
Ia juga ingin mengatakan pada Wisnu bahwa sekarang Meisya sudah menjadi seorang mahasiswi pintar di unversitasnya dan berniat mengambil beasiswa sekolah ke Amerika. Ah, Tria tidak menyangka bahwa anak nakal itu sepintar itu. Lebih pintar darinya yang selalu menduduki peringkat antara 25-30 dari 30 siswa.
Sampai suatu hari Tria mendapati sebuah e-mail yang mengejutkan. Jantung Tria terasa akan meledak saat itu juga melihat alamat e-mail itu.
***
Gemersik dedaunan terdengar bagai nyanyian cinta saat Tria menginjaknya secara perlahan. Tempat ini adalah tempat terakhir ia bertemu dengan Wisnu lima tahun yang lalu. Rasanya seperti mimpi. Dari kejauhan ia melihat seorang pria yang berdiri membelakanginya. Tria hanya bisa melihat punggungnya, namun ia masih bisa mengenalinya.
Itu Wisnu. Tria mengulang itu berkali-kali dalam hatinya. Tangannya secara perlahan terulur untuk memegangi pundak pria itu. Dan... sebelum itu terlaksana Wisnu sudah terlebih dahulu memutar tubuhnya.
Tria tersenyum senang. Sangat senang. Senyumnya yang beberapa tahun ini tidak selebar ini. Hanya saat melihat Wisnu saja senyumnya seperti ini.
"Ini bukan mimpi 'kan?" tanya Tria lebih pada dirinya sendiri. Pria yang berada di hadapannnya tersenyum lebar. Sama lebarnya dengan senyumannya.
"Bukan, ini bukan mimpi." Jawab Wisnu dengan suara pelan namun berirama. "Gue nepatin janji gue 'kan?"
Tria tertawa kecil. "Dasar! Gue fikir lo udah lupa sama gue." Kata Tria sambil memukulkan tangannya pada pundak Wisnu.
"Sakit tahu." Wisnu menatap Tria dengan tatapan memprotes.
"Biarin. Jahat!"
Wisnu tertawa sambil mengambil sesuatu dari saku celananya. Kemudian menyodorkannya pada Tria.
Tria mengamati kotak beludru berwarna merah itu. Tangannya belum meraihnya sama sekali. Ia malah menatap Wisnu. "Lo gak niat buat langsung nikahin gue 'kan?"
Mendengar pertanyaan Tria membuat Wisnu lagi-lagi tertawa. "Ya enggaklah. Gue ngasih ini buat imbalan karena lo udah nunggu gue lima tahun ini."
Tria mencibirkan bibirnya. Jujur saja ia merasa kecewa dengan apa yang Wisnu katakan itu.
Wisnu membuka kotak itu dan mengambil sebuah cincin perak dari dalamnya. "Ini cuma sebagai tanda aja. Nanti gue bakalan ngasih yang asli sama lo." Ucap Wisnu sambil memakaikan cincin itu pada jari Tria. "Dan...kita masih punya banyak waktu sebelum gue ngelamar lo beneran nantinya."
Saat Wisnu mengatakan kata-kata itu tidak ada yang Tria lakukan selain menatap wajah Wisnu sambil tersenyum sangat lebar. Ia bahagia. Sungguh, sangat bahagia.
***
Makasoh buat yang udah baca selama ini. Makasih juga buat vote sama coment kalian. Tunggu cerita berikutnya yaaa.... ;))))))
love you guys!!! :*****
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top