BAB 20
BAB 20
***
Angin bertiup kencang membuat rambut Tria yang terurai melambai-lambai karenanya. Perlahan namun pasti ia merasakan tangan Wisnu menggenggam tangan kanannya dengan kedua tangan besarnya. Tria menoleh pada Wisnu. Menatap wajah teduh itu lamat-lamat. Nafasnya tiba-tiba terasa sesak mengingat penyakit yang mungkin merenggut mimpi Wisnu selama ini.
Hening.
Sudah beberapa waktu berlalu dan belum ada satupun diantara Tria dan Wisnu yang membuka percakapan diantara mereka berdua. Mulut mereka berdua seakan-akan terkunci rapat. Hanya membiarkan bahasa tubuh mereka dan alam saja yang saling berkomunikasi. Mengatakan bahwa saat ini adalah saat-saat perpisahan. Saat-saat yang paling tidak diinginkan oleh siapapun. Dan Tria sadar bahwa sekarang ia berada dalam situasi yang seperti itu.
"Gue sayang sama lo." Ujar Tria pelan namun masih mampu Wisnu dengar. Matanya terpejam.
Tria fikir tidak ada saat yang lebih tepat dari saat ini untuk ia mengakui perasaannya dengan sangat tulus pada Wisnu. Sebelum Wisnu benar-benar pergi dari kehidupannya.
Wisnu menghela nafas. "Gue udah tahu."
"Ah, iya." Tria merasa malu sendiri. "Gue udah bilang sama lo tadi yah? Lo tahu itu hal yang paling sulit gue lakuin. Mengaku pada seseorang yang gue sayang kalau gue sayang sama dia setelah gue mengalami masa-masa panjang dimana gue harus melawan keraguan dan ketidaktahuan gue tentang cinta. Lucu yah, gue sendiri gak tahu kalau gue suka sama lo dari dulu sebelum Meisya ngasih tahu gue kalau perasaan itu persaan cinta."
Lo tahu, waktu lo ngajak gue nonton pertama kali, waktu lo ngajak gue makan, waktu lo ngajak nemenin lo, dan saat-saat gue deket lo, saat-saat lo sama gue berdua, gue ngerasa ada yang aneh sama diri gue. Jantung gue berdebar kencang, tangan gue suka mendadak dingin, bahkan gue kadang suka gak bisa ngontrol emosi gue kalau lagi sama lo. Oh ya, waktu di perpus waktu itu, waktu lo pake kaca mata... lo keren. Gue suka. Gue baru sadar kalau gue sayang sama lo sejak lo ngasih tahu gue kalau lo jadian sama Amanda. Dan lucunya gue pura-pura punya pacar di depan lo..."ucap Tria panjang lebar. Semua itu entah kenapa meluncur begitu saja dari mulutnya tanpa bisa ia hentikan sama sekali. Semua hal yang selama ini Tria sembunyikan rapat-rapat dari Wisnu.
"Dan gue udah suka sama lo jauh sebelum itu. Sejak gue pertama kali lihat lo di pinggir jalan dan gue ngajakin lo berangkat bareng sama gue." Timpal Wisnu.
"Jadi lo juga suka sama gue?" tanya Tria. Menatap wajah Wisnu dari samping. Menantikan apa yang akan Wisnu katakan.
Wisnu mengangguk. Membuat Tria yang melihatnya tersenyum senang.
"Tapi, gue harus pergi." Ujar Wisnu.
Tria menggigit bibir bawahnya berusaha untuk tidak terlihat sedih. "Gue tahu. Dan itu gak sebentar 'kan?"
Wisnu mengangguk. Detik berikutnya ia memegangi pundak Tria, membalikkan tubuh Tria supaya menghadap padanya. Mata mereka berdua beradu pandang. Saling melihat kesungguhan yang tersimpan di dalam hati masing-masing.
"Lo mau nunggu gue 'kan?" tanya Wisnu.
Tria tersenyum. Senyum yang menjadi jawaban yang lebih dari sekedar cukup dari apa yang baru saja Wisnu tanyakan padanya.
Wisnu menghela nafas. Kedua tangannya lalu bergerak merengkuh tubuh Tria ke dalam pelukannya. Begitupun Tria membalas pelukan Wisnu.
Mata Tria terpejam merasakan kehangatan yang disalurkan Wisnu dari tubuhnya. Dan setelah ini, Tria tidak akan lagi melihat Wisnu untuk waktu yang lama.
***
~TAMAT~
next to epilog
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top