Bab 4 Kebun Jeruk
Suara jengkrik seolah-olah melahap bunyi ketukkan bambu tukang nasgor keliling yang kian menjauh, bisingnya knalpot dan klakson kendaraan pun Tak terdengar lagi. Hal ini menunjukkan portal gang kompleks sudah ditutup berbeda dengan mata ini yang sama sekali belum mau tertutup padahal raga ini capeknya mulai terasa kembali. Habis berbatang-batang rokok dan minum soda kaleng tetapi belum juga kulihat vera dan tantri keluar kamar.
"Mungkin mereka sudah pada tidur sehabis beres-beres medan dan peralatan perang biologis", bisikku dalam hati
"Ussssshhhhhh", Ganggu vera mengagetkan aku
" Mikirin apa sih, kok kayak berat banget?" Lanjutnya
"Pasti lagi mikiran enaknya ngentot sama tantr", ganggu lanjutnya
Vera menarik kursi, duduk disebalah aku, mengambil sisa minuman soda punyaku dan langsung meneguk habis.
" Wahhhhh, awas mabuk kamu". Ucapku sebagai peringatan
Vera tidak peduli dengan peringatan yang aku berikan.
"Tadi ada WA dari lia, katanya esok kita di suruh kesana karena jeruk mau dipanen", ucap vera
Kebetulan aku dan vera mempunyai usaha kebun jeruk dan lia merupakan adik perempuan vera yang kami percaya sebagai manager untuk mengurusi kebun jeruk kami.
"Kamu aja sendiri yang jalan, esok aku ada jadwal bimbingan mahasiswa" Ucapaku dengan malas
"Ennnak aja kamu pa, esok kita bertiga sama tantri jalannya", ucap vera sambil berdiri menuju kamar
"Hmmmm", jawabku dengan malas
Keesokan harinya sekitar pukul 09.00 WITA, kulihat vera dengan celana pendek melebihi lututnya memasukan tas kedalam bagasi mobil. Tak mau ketinggalan tantri yang menggunakan celana pendek juga ikut sibuk mengatur dibagasi mobil.
"Pa, ntr singgah warung ayam betutu ya, ada titipan dari lia katanya pingin makan ayam betutu". Ucap vera sambil melihat cermin mobil.
"Oke", jawabku singkat
Vera duduk didepan samping aku yang lagi mengemudi dan tantri duduk di kursi tengah,
" Singgah juga Indom*** mau beli jajan", ucap vera.
Selesai dengan Indom*** dan warung ayam betutu langganan kami, kupacu mobilku melewati tol dengan kecepatan 60 km/jam. Waktu yg ditempu untuk sampai ke kebun jeruk kami sekitar
1,5- 2 jam kalau mmng lagi padat kendaraan.
Kebun jeruk kami memiliki luas sekitar 5 hektar, dimana ini merupakan sepeninggalan ayah dan ibu mertua yang meminta kami untuk melanjutkan usaha ini. Buah Jeruk yang dihasilkan sudah biasa kami ekspor ke beberapa negara. Total karyawan 10 orang., dimana mereka semua adalah keluarga dari opa simmon, orang kepercayaan ayah dan ibu mertua aku yang sudah mengabdi selama 45 tahun. Dengan umur yang sudah hampir memasuki 80 Tahun, beliau hanya bantu memantau apa yang dikerjakan oleh anak dan iparnya, ada beberapa juga yang merupakan keponakannya.
"Selamat pagi mas ello dan Mba Vera", ucap anton salah satu karyawan.
"pagi ton", ucapku membalas salam dari anton
"Opa Simmon ada?" Tanya istriku kepada anton
"Ada mba, lagi pantau proses pemetikan", balas anton.
Mobil kuparkir depan kantor yang berada di tengah-tengah kebun jeruk.
Lia yang sederetadi menunggu ayam betutu ya langsung mampir menemui kami.
"Rindu mba vera", ucap lia sambil memberikan kode menagih ayam betutu
"Kamu, belum juga mba dan mas mu istirahat langsung mau nyosor aja", bls vera
"Kenalin tantri, teman kantor mba vera", lanjut vera kepada lia
"Tantri", ucap Tantri
"Lia", blsnya sambil salaman.
Aku yang malas ikut campur urusan mereka langsung aja menuju penginapan, bersiap-siap mengganti antribut untuk berkeliling memantau hasil panen buah jeruk kami. Dengan ditemanin oppa Simon kami berkeliling. Sebenarnya tanpa perlu langsung di pantau kami pun semuanya berjalan lancar berhubung kami selalu percayakan kepada oppa simonn untuk memantau dan lia untuk mengurus semua pengeluaran dan pendapat.
"Hasil panen kali ini bagus, seperti panen tahun lalu", ucap oppa simonn.
"Terimakasih opa, sudah mau bekerja keras untuk tetap mengawasi kebun ini. Balasku
Setelah berkeliling, aku memutuskan kembali kepenginapan untuk bersantai, lahan kebun jeruk memiliki 1 gudang penyimpanan buah jeruk, 1 gedung untuk packing dan 1 gedung kantor dan 3 kamar penginapan untuk kami bersantai atau untuk bermalam.
Aku yang baru juga selesai mandi dikagetkan dengan suara teriakan lia.
"Mas ell, mas ell dipanggil makan sama mba vera" Teriak lia di depan kamar
"Iya, nda usah pake teriak", jawabku
"Cepatan, lia uda ngga nahan lihat ayam betutu ya", bantah lia.
"Iya bawel, jawabku sambil membuka pintu kamar.
"Waowwww, berotot benar kk iparku"rayu lia sambil melihat lenganku yang kebetulan aku cuma menggunakan baju singlet
" Wussssssssss" Celetukku sambil menaruh handuk dikepalanya sebagai kode untuk menjemukan.
Setelah makan siang dan habis mengobrol perihal kabar dan hasil pendapatan. Kulihat lia sudah sibuk dengan berkasnya. Vera dan tantri sibuk berkeliling kebun jeruk. Sedangkan aku memutuskan untuk beristirahat.
Belum juga mata ini tertutup sempurna, sebuah pesan masuk di Hp
"Pa, kita nginap ya,, uda lama ngga kita ngga main dikebun".pesan dari vera
"Iya juga sih, tapi nnti tunggu lia dan tantri tidur dulu". Jawabku
"Itu mah gampang" Jawab vera.
Kusimpan Hp disamping bantal, dan kembali kupejamkan mata ini.
Bersambung
Permainan seperti apa yang akan terjadi??
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top