1
Aku adalah [Fullname], salah satu siswi berprestasi di Magic Academy. Iya, sekolah sihir yang menampung para anak-anak bangsawan dan juga tidak, yang bisa menggunakan sihir. Disini kami belajar untuk mengendalikan dan mengembangkan kemampuan sihir kami. Mungkin bagi sebagian orang, menjadi berprestasi membuat mereka jenuh, tapi tidak bagiku. Aku justru menikmati jam-jam belajarku setiap harinya. Sosialisasi? Tentu tidak. Aku hanya berbicara dengan 'teman' saat aku butuh saja, selebihnya aku menyendiri. Jangan salah sangka, aku tetap memiliki sahabat kok, buku dan alat tulis tentunya.
Kebanyakan pasti mengatakan bahwa hidupku membosankan, tapi aku sudah nyaman hidup seperti ini.
Namun, untuk kali ini aku tidak bisa benar-benar menikmati hari-hariku.
Ya, ada anak baru yang pindah dikelasku, dia seorang laki-laki yang benar-benar menyebalkan. Kegiatannya di kelas hanya merayu para anak perempuan. Aku menyumpahinya dalam hati. Dia sudah memacari 5 gadis dikelas, entah berapa dikelas lain.
Setiap pelajaran aku harus mendengarkan setiap rayuan-rayuan yang dia lontarkan, bahkan guru perempuan pun menanggapi rayuannya. Semuanya sama saja.
Aku tidak bisa menerima materi dengan jelas karena ini semua. Dasar brengs*k. aku mencoret-coret buku tulisku dengan penuh amarah. Jujur saja, belum pernah aku mencoret-coret buku begini, ini pertama kalinya seumur hidupku.
Beberapa hari kemudian, saat aku sedang marah-marah, secara tidak sengaja aku menabrak seseorang cukup keras. Sampai tumpukan buku dan kertas yang dibawanya jatuh berserakan. Aku benar-benar merasa bersalah sampai minta maaf sambil membungkuk-bungkuk padanya. Setelah kulihat ternyata dia adalah Maria Campbell, murid yang terkenal karena meskipun bukan kalangan bangsawan, dia memiliki sihir cahaya. Sihir cahaya adalah yang paling langka dan paling kuat.
Setelah merapikan dan mengumpulkan semua, akupun membantunya membawa ke ruang OSIS. Diperjalanan, kami berbincang santai. Dan ternyata Maria sangat baik dan ramah. Biasanya aku acuh tak acuh dengan siapapun itu, tapi ternyata bersosialisasi dengan orang yang tepat itu menyenangkan juga.
Sesampainya disana, aku tidak langsung kembali ke kelas, ruang OSIS sangat tenang dan sepi. Aku jadi senang berada disini, jadi aku izin untuk duduk sebentar.
Setelahnya, aku disuguhi kue kering oleh Maria. Sebenarnya aku tidak terlalu suka makanan manis, tapi kue ini manisnya benar-benar pas dilidahku. Akhirnya aku berakhir menghabiskan sepiring kue kering. Aku jadi ingin memakannya tiap hari.
"Campbell-san, apa kamu yang membuat kue kering ini?"
Aku menanyakannya saat kami berada diluar OSIS, raut wajahnya menjadi berubah. Entah mengapa, apa aku salah bicara?
Karena merasa tidakenak, akupun berpamitan padanya dan kembali ke kelas.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top