: : e n a m
Pertama-tama ia akan menghabiskan waktu dulu di deretan booth camilan yang enak-enak. Semuanya terlihat menggiurkan untuk dicecap lidah. Bahkan, saat ini Amatsuki sudah memakan tusuk kelima takoyaki pinggir jalan pilihannya. Sekarang tinggal menunggu kehadiran Kashi.
Pria itu bilang sedang dalam perjalanan. Diantara desakan orang-orang yang memenuhi festival manik Amatsuki menelisik satu-persatu guna mencari Kashitaro. Mudah saja, jika ada seorang pria jangkung dengan kemeja putih dan celana jeans ketat mengenakan topeng kitsune di parasnya, sudah pasti itu Kashi. Dia tidak banyak berubah sepertinya.
Kemudian bahu Amatsuki serasa ditepuk lembut membuatnya menoleh. Menemukan Kashitaro Ito tersenyum lebar ditumpahi cahaya keramaian lampu festival. Pemuda rubah tinggi itu mengenakan yukata biru malam dengan topeng kitsune yang tak pernah absen bertengger di sisi kepala.
"Maaf ya, sudah lama menungguku?"
'Ya, sebenarnya aku sangat menunggumu dari lama bodoh. Untuk memulai lagi, agar kita bisa bertemu dan pergi bersama seperti di waktu yang telah lalu. Egoku sudah habis, biarlah masalah kita yang berkepanjangan kemarin hilang tak usah dibahas. Sekarang aku hanya ingin menghabiskan waktu denganmu selama mungkin dengan lambat hingga tak pernah berakhir.'
Tuk. Tuk. Telunjuk Kashitaro menoel-noel pipi gembul Amatsuki yang terbengong menatapnya dengan posisi tengah menyuap takoyaki ke mulut. Tak perlu menunggu lama paras manis di depan Kashi merona hebat. Imut, satu hal dari Amatsuki yang tidak mungkin berubah di matanya dari pertama Kashi mengenalnya.
"A-ahh!! Tidak terlalu lama kok! Anoo.. Kashitaro-san ganti warna rambut?!" Berujar asal Amatsuki salah tingkah dan terlihat gelagapan. Pemuda bulan itu tidak siap jika Kashitaro muncul tiba-tiba begini!
Kashi menyentuh ujung poni dan melirik rambutnya, "Ya, tahun lalu sebelum ulang tahun aku mengecatnya menjadi hitam. Biar yang lain masih melihatku tampak muda, haha!"
Bye bye brunette Kashitaro.
Kekehan hangat khas milik Kashi terdengar lagi setelah sekian lama. Dulu sewaktu namahousou bareng mereka berdua sering tertawa bersama. Mendengarnya lagi secara langsung membuat kurva melengkung di wajah Amatsuki terangkat. "Tanggal 25 nanti kau sudah 35 tahun, bakaa~"
"Amatsuki-kun sendiri masih terlihat imut padahal udah 30 tahun~ Ahh, ano sa. Otanjoubi Omedetou, maafkan aku yang telat mengucapkan dan tidak menghubungimu di hari itu," ekspresi bersalah dan sedih campur aduk tampil di wajah Kashitaro. Ama menggeleng.
"Mengucapkannya saja padaku dan tidak lupa sekarang pun aku sudah senang sekali."
"Yasashii naa Ama-chan~"
"Urusai."
Langkah kaki beriringan terayun. Menyusuri riuh rendah festival yang didakan di shoutengai dan menyerbu booth penganan deretan pinggir jalan. Amatsuki yang mengajak kesini sementara Kashitaro bangkrut dibajak.
Lalu tibalah Amatsuki dan Kashitaro di tengah kota tempat pohon-pohon bambu penuh dekorasi indah di tangkainya berjejer. Ama terdiam menatap semua orang berkumpul menuliskan permohonan di kertas tanzaku dan menggantungnya disana. Semoga anak-anak Hikimaru tidak ada di sana, malu sekali jika mereka mendapati Amatsuki berduaan dengan siapa.
Sentuhan halus tangan yang lebih besar dari miliknya menggenggam jemari Amatsuki, membuatnya terkesiap dan menoleh kaget. Kashitaro menuntunnya mendekati pohon dan sudah mendapatkan dua lembar tanzaku untuk permohonan.
"Ayo kita buat juga, yang diinginkan tahun ini untuk tanabata." Tersenyum lembut Kashi menyodorkan kertas itu pada Ama.
Genggaman dilepas, Kashitaro mulai sibuk menuliskan keinginan miliknya dengan serius. Amatsuki terdiam menatap tangannya yang barusan ditaut erat tadi, kemudian mulai menulis permohonannya juga sambil menyamarkan rona di wajah.
"Amatsuki-kun." Kashitaro mendongak menatap lurus Amatsuki di depannya.
"Ya?"
"Keinginanku adalah, kembali bernyanyi bersama Amatsuki-kun dengan gembira. Kembali mengadakan namahousou berdua dan mengobrol hingga satu jam. Kembali berkumpul bersama Kony, Un:c dan Hashiyan, dengan Amatsuki-kun membolehkanku ikut di dalamnya. Semuanya kembali seperti dulu."
Suara pria itu terdengar sedikit bergetar, mengulas senyum dengan pandangan sedih yang berbanding terbalik. Kenapa tiba-tiba Kashitaro mengatakan keinginannya begini pada Amatsuki? Apa ia sudah tidak tahan lagi? Sejujurnya Ama juga merasakan hal yang sama, keinginan Kashitaro adalah mimpinya juga sekarang sejak mereka tidak lagi berkumpul.
"Mou... ayo kembali pelan-pelan.. hiks. Kita semua memulainya dari awal.. hiks.. jangan sampai hancur lagi...!"
Dua kertas tanzaku digantung. Kashitaro menarik Amatsuki ke rengkuhan lembut. Menepuk-nepuk punggung yang bergetar itu, menumbalkan yukata biru malamnya basah, dengan Amatsuki menangis pelan di bahunya.
"Oh! Ama-chan.. ehh Kashitaro!?!?"
Sakata berseru heboh diikuti rombongan Urata, Luz, Soraru, Mafu dan Nqrse di belakang. Semuanya menatap kaget Amatsuki yang menangis di pelukan pemuda rubah itu. Kashitaro menyambut mereka dan tersenyum ramah.
"Hisashiburi minnaaa~" suaranya bersemangat sambil menepuk-nepuk pucuk kepala Amatsuki yang terdiam di bahunya. Enggan menoleh.
"Luz-kun omedetou, dapet titel sedboi tanabata tahun ini."
"Ama-chan~ Diam-diam lagi pacaran gamau ngumpul bareng kita ya~?"
"AMA-CHANNNN KLO MAU NGEBUCIN IJIN EMAK DULU!!!!"
Tidak tahan mendengar godaan jahil sohib-sohibnya yang memalukan, Amatsuki bersembunyi di belakang dan mencengkram yukata Kashitaro. Semuanya terdiam lantas membatin masing-masing.
'Sial, imut sekali dan sangat beruntungnya Kashitarooo!'
Tak lama tawa pecah diikuti sorakan jahil kembali untuk tingkah Amatsuki yang terlihat lucu. Kashitaro juga ikut tertawa. Ama mendongak dengan wajah merah padam lantas berbisik pada pria tinggi di sisinya. "Kashi-san... ayo kabur..!"
"Eh?"
Amatsuki menggenggam tangan Kashitaro dan berlari menjauh menembus keramaian dengan dada berdebar, meninggalkan member hikimaru terbengong-bengong di tempat. Kashi terkekeh pelan mengikuti keinginan si brunette yang membawanya kemana saja namun berhenti dan segera menarik Amatsuki ke pelukannya lagi ketika kembang api pertama diluncurkan di pekat hitam langit malam.
"Terima kasih masih mau menjalin hubungan denganku lagi setelah perseteruan kita. Terima kasih sudah mengajakku jalan hari ini, Ama-chan."
: :
🎋 🎋 🎋
: :
end.
(A/N)
Enam chapter uwu uwu cringe sudah kelar. Terimakasih sudah mampir!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top