Chapter 19: The Tragedy
Aku tercekat melihat Entitas itu bisa bertahan dari semua serangan Tim Tiven. Miranda yang berhasil mengidentifikasi sosok aslinya memberitahu bahwa entitas itu bernama "The Tragedy". Makhluk yang hidup dan bertambah kuat dengan menyerap kejadian tragis dari universe apa pun. Dia adalah makhluk yang paling menyukai terjadinya bencana.
Tidak mengherankan kalau Entitas ini adalah sumber dari rencana dicurinya Kitab All-Prevent-Ubiquity. Aku mencoba meruntukan motifnya. Makhluk yang entah berasal dari mana ini, dia berhasil menghasut segelintir orang-orang yang tinggal dari berbagai semesta dan lini waktu.
Lalu, dia dengan kemampuannya yang luar biasa memesona orang-orang yang putus asa tersebut. Ia menawarkan perubahan di masa lalu yang dapat mengubah hidup mereka, mencapai ambisi dan mimpi, bahkan menciptakan kekacauan. Orang-orang ini, tidak tahu konsekuensi dari perbuatan mereka. Mereka terhasut oleh rayuan The Tragedy.
The Tragedy ingin banyak terjadi kekacauan di alam semesta, bencana akibat distorsi waktu, alternatif semesta yang bercabang dan berantakan, hingga terjadi kiamat kecil di berbagai tempat. Membayangkannya saja, aku sudah merinding. The Tragedy bisa sangat kenyang jika keinginannya terwujud.
Termasuk hal yang terjadi di kota Euroka sekarang, yang kebetulan ternyata menjadi lokasi perkumpulan anggota The Armageddon.
Aku mencoba melakukan sesuatu pada anggota The Armageddon yang akan mengaktifkan kekuatan lembaran Kitab All-Prevent-Ubiquity.
Menggunakan kekuatan Open Book, aku melompat ke lokasi orang itu, bersiap menangkapnya dengan hologram buku yang kuciptakan di atasnya. Namun, The Tragedy melindungi orang itu. Awan gelap menggulung tubuhku, menjadi benda padat yang mencegahku melakukan teknik penyerangan.
Saat itulah, aku menyadari bahwa semua terlambat. Lembar itu bersinar, pecah menjadi kepingan kecil dan mulai melakukan penjelajahan waktu.
Tiba-tiba sebuah tembakan memelesat dan menembak sisa lembaran kitab sampai hancur. Aku lega karena itu mencegah distorsi ruang waktu, tetapi akibat interupsi dari tembakan Miranda, tubuhku yang berada di dekat lembaran itu langsung tersedot.
Aku terombang ambing di lorong interstellar dan akhirnya muncul di sebuah dunia yang aneh. Oh tunggu, ini tidak aneh. Aku mengenal tempat ini. Bumi.
Aku berdiri disebuah lapangan kosong yang gersang. Sekelilingku adalah pagar kawat besi yang mengandung listrik. Sebelum ada yang melihat, aku menggunakan kekuatanku untuk menghilangkan wujud. Aku berkeliling tempat yang ternyata merupakan sebuah kamp konsentrasi.
Terdengar suara sirene, lalu dari bilik-bilik kecil dan kumuh, ribuan pria keluar dari sana. Kepala mereka botak, mengenakan seragam strip hitam putih yang kotor. Tubuh mereka kurus tak terawat. Orang-orang ini kemudian dipaksa melakukan pekerjaan kasar di dalam kamp, mulai dari anak kecil sampai orang tua.
Orang-orang berseragam hijau tua dengan topi dan bayonet mengelilingi kamp itu, menodongkan senjata pada orang-orang berpakaian garis hitam putih. Patuh atau ketakutan, mereka berjalan dengan kaki dirantai, mengambil palu gada dan memecahkan batu-batu. Ada juga yang mengupas sayur-sayuran.
Lalu di tempat lain, ada sebuah bangunan besar. Di atasnya ada cerobong yang mengeluarkan aroma menyesakkan. Aku benci aromanya yang pekat. Kulihat, orang-orang dari kabin terujung didorong dengan bayonet. Mereka telanjang dan digiring paksa memasuki sebuah ruang besar.
Aku tidak tahu apa yang terjadi, tetapi beberapa menit kemudian aku mendengar teriakan dan jeritan. Orang-orang berlarian ke pintu dan menggedor. Senyap tak ada suara. Mereka semua mati dalam hitungan menit. Ketika pintu dibuka dan para tentara itu masuk dengan masker gas. Semua orang di dalam ruangan sudah mati, menghirup gas beracun.
Pemandangan yang horor dan mengerikan. Aku berteriak, lalu tubuhku seperti tersedot ke dalam ruang waktu dan lorong yang panjang. Cahaya menyilaukan pandanganku. Ketika membuka mata, aku sudah kembali di Euroka. Di saat itu lah aku mengingat apa tragedi yang baru saja kulihat. Orang Bumi menyebutnya dengan nama Holocoust.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top