Chapter 14: Grave
Aldous Lanford dan Tim Tiven mendapatkan petunjuk soal keberadaan Entitas yang menyabotase portal teleportku tempo hari. Aku akan ditugaskan untuk melacak lokasi sesuai petunjuk. Seharusnya tugas itu dilaksanakan hari ini bersama dengan Miranda, tetapi anehnya Miranda menolak.
Aku mendatangi Miranda dan menanyakan kenapa ia tidak bisa. Diluar dugaan, ia cerita alasan sebenarnya padaku. Hari ini dia harus memperingati kematian saudara kembarnya. Aku bersimpati padanya, jadi aku meminta izin pada Aldous Lanford untuk ikut bersama Miranda. Misi itu akhirnya ditunda.
Tim Tiven juga sepakat karena mereka ingin memastikan lebih jauh soal Entitas dan hubungannya dengan Kelompok Armageddon. Jadi, misi itu akan dilaksanakan besok.
Sementara, aku akhirnya ikut Miranda mengunjungi makam saudara kembarnya.
Pemakaman itu sangat luas. Sepanjang mata memandang hanya ada batu-batu nisan, mulai dari yang tua sampai baru. Di area kuburan berpatok lingkaran dan simbol silang, ada satu yang terlihat sangat terawat. Rumput hijau tumbuh di sekelilingnya. Batu nisannya berwarna putih, dilapisi keramik.
Kuburan saudara kembarnya tampak indah dengan tujuh jenis bunga yang berwarna-warni, namun terasa ada yang hilang. Saat kuhitung, hanya ada enam bunga yang tersisa. Ada bekas galian juga.
Aku bertanya pada Miranda, apa biasanya tanah kuburannya tercungkil seperti itu.
Miranda seketika terkejut. Bunga itu seharusnya ada tujuh jenis, memang seharusnya begitu. Saudara kembarnya menyukai tujuh bunga rupa yang ia tanam. Jika ada yang hilang, berarti ada seseorang yang mengambilnya.
Namun, siapa?
Kami berdua mengamati sekitar, mencari petunjuk. Tiba-tiba, langkah-langkah kaki yang cepat terdengar mendekat. Seseorang datang, dan ketegangan menyelimuti udara. Seorang pria berkemeja hitam dan topi rendah melangkah menuju kami. Matanya tajam, seakan memandang tanah yang merah ini dengan rasa tidak hormat.
Orang itu memperkenalkan dirinya dengan nama Gregory. Dia berbicara aneh. Orang itu bilang kalau dia mencari seseorang.
Miranda bertanya siapa yang ia cari.
Gregory menyeringai dan matanya memancarkan cahaya keemasan. Ia bilang sedang mencari kenangan yang hilang, seperti satu bunga yang tiba-tiba menghilang dari kuburan di sekitarnya.
Seketika aku menyadari bahwa orang mencurigakan ini adalah dalang dibalik kerusakan makam saudara kembar Miranda.
Aku dan Miranda bersiap untuk pertarungan dan orang bernama Gregory itu mengeluarkan bunga yang ia petik dari kuburan Miranda. Kelopaknya bertebaran di tanah, lalu berubah menjadi sosok mayat hidup yang dikenal oleh Miranda.
Rupa mereka serupa, tetapi sosok itu berambut lebih pendek dari Miranda. Aku bisa mendengar jelas saat Miranda memanggilnya dengan sebutan kakak.
Gregory memainkan perasaan Miranda, ia menghidupkan kembali orang yang seharusnya sudah beristirahat dengan tenang. Dikuasai perasaan kalut, Miranda lengah dan terkena serangan mayat hidup yang menyerupai sosok kakaknya.
Aku menggunakan kekuatanku untuk memasukkan sosok kakaknya itu ke dalam buku. Gregory terkejut dengan kemampuanku, ia pun berniat kabur.
Namun, aku mencegahnya. Menggunakan kemampuan Open Book, aku membuat lari di tempat hingga akhirnya kumasukkan ke dalam salah satu buku penjaraku.
Orang ini, kemungkinan besar adalah anggota Armageddon. Melihat mereka berani menyerangku dan Miranda terang-terangan, artinya mereka sudah menunjukkan peperangan dengan kami. Mereka mengincarku dan Miranda karena kami berdua yang aktif menggagalkan setiap rencana mereka.
Serangan kali ini juga pasti untuk membungkam kami berdua selamanya.
Kalau mereka sudah bertindak sejauh ini, aku juga tidak bisa menunda lebih lama lagi. Entitas itu dan sisa Kelompok Aramegeddon harus ditemukan.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top