Bab 6: Kelompok 4
Gedoran di pintu kayu membangunkan para penyihir yang tidur di barak wanita. Amber melompat turun dari ranjang tingkat, ia tampak bersemangat, tidak sabar menjelajah Shadow Grove.
Setelah sarapan bersama, Hoffman mengumpulkan Guardian of The Realm di depan markas. Ia membagi mereka menjadi dua tim. Tim pertama adalah tim pencari tumbuhan yang diminta oleh para petinggi penyihir. Tim itu terdiri berisi 20 orang yang kebanyakan adalah penyihir pemula. Beberapa penyihir senior yang ditempatkan di tim itu memiliki pengetahuan herbologi yang baik.
Sisanya, ada sekitar 30 orang termasuk Amber yang masuk ke dalam tim survey. Tugas mereka adalah membuka jalur dan memperbarui informasi di peta. Selain para senior, para pemula yang ditempatkan di sana memiliki nilai kombat yang tinggi saat pelatihan.
Para ksatria kerajaan yang ikut ekspedisi tidak dimasukkan dalam kegiatan tersebut. Mereka tidak bisa sihir dan akan menjadi sasaran empuk bagi para Creature. Baju zirah mereka juga terlalu berat, gerakan mereka jadi tidak fleksibel, ditambah range serangan jarak dekat akan sangat merugikan saat berhadapan dengan Creature. Akhirnya, seperti biasa, Hoffman menyuruh mereka beres-beres markas dan menyiapkan makan malam.
Tim Survey dibagi lagi menjadi beberapa kelompok beranggotakan 3-4 orang. Ini agar Hoffman dapat membagi jalur lebih banyak, sehingga mereka bisa lebih menghemat waktu dan tidak harus menetap di Shadow Grove terlalu lama.
Hoffman memanggil satu per satu nama sesuai kelompoknya. Tiba di kelompok 4, nama Amber disebut. Gadis itu mengucapkan perpisahan pada Beatrice lalu bergegas ke barisan di ujung paling kiri. Hoffman memanggil tiga orang selanjutnya, yaitu, Lucas, Vanny, dan Gale.
Amber langsung menoleh ketika nama Gale disebut. Ia melihat pria berkulit putih itu memasang wajah angkuh, tubuhnya ditegapkan di atas kuda, seperti berusaha memamerkan kekuasaannya. Amber mencibir, "Menyebalkan harus satu kelompok dengannya."
Gadis itu menggelengkan kepalanya, berusaha menepis perasaan negatif. Ia tidak boleh berpikir seperti itu, memikirkan orang yang menyebalkan seperti Gale malah akan membuatnya tidak fokus. Abaikan saja dia Amber, pikirkan misimu.
Amber sudah berniat tidak cari masalah, tapi Gale menyapanya duluan.
"Wah, kita satu kelompok," ucap Gale dengan senyum miring. "Apa kali ini aku harus menyelamatkanmu?"
Amber diam saja, tidak mau menjawab.
"Oh, kurasa tidak perlu," Gale melanjutkan monolognya. "Kurasa kau tidak akan bertahan lama di luar sana."
Amber menunduk, tangannya mencengkram kekang kuda dengan keras. Ia menahan agar emosinya tidak meledak, ia masih menghargai Hoffman yang sedang bicara di depan dan tidak mau mencari masalah.
"Kau dingin sekali," pria di sebelahnya itu tertawa meledek. "Jangan terlalu serius anak baru, nikmatilah selagi bisa."
"Terima kasih atas sarannya," balas Amber, singkat dan datar. Ia harap kalimat penutup itu mau membuat Gale diam sampai mereka menyelesaikan misi hari ini.
Hoffman sudah selesai membagi kelompok, ia menjelaskan rute yang harus dibuka oleh Tim Survey. Setelah semua disampaikan, ia membuka gerbang markas dan dinding kristal pelindung di luar.
Mengikuti aba-aba dari tangan Hoffman, Tim Survey dimulai dari Kelompok 1 melesat meninggalkan markas, diikuti oleh Kelompok 2 dan seterusnya. Setelah Tim Survey pergi, berikutnya Tim Pencari Tumbuhan yang berangkat. Hoffman menyusul di belakang, ia menutup gerbang dan menumbuhkan kembali kristal pelindung. Ketua Divisi Ekspedisi itu akan bergabung dengan salah satu kelompok di Tim Pencari Tumbuhan.
***
Suasana Shadow Grove yang muram dan remang-remang membuat hati siapa pun terasa gelisah. Semua memandang ke sekeliling dengan waspada. Kelompok 4 yang terdiri dari Amber, Lucas, Vanny dan Gale sudah berada di atas kuda selama 15 menit. Mereka baru akan berhenti setelah sampai di titik terakhir peta dibuat.
"Berhenti!" komando pria bernama Lucas. Ia ditunjuk menjadi ketua untuk Kelompok 4. Pria berambut kemerahan dengan bintik-bintik di sekitar hidungnya itu mengambil peta sihir dari tas kulit yang tersampir di badan kuda.
Ia membentangkan tangannya, gulungan peta itu terbuka dengan sendiri. Bibirnya menggumamkan mantra panjang, muncul hologram dari energi sihir di atas peta, biasnya memantul di semua objek sekitar mereka, seperti merekam. Setelah cahaya itu hilang, di peta sihir akan tergambar area yang baru saja dipindai.
Amber berdecak kagum, ia baru kali ini melihat sihir membuat peta seperti itu. Benar-benar praktis dan pastinya akurat. Lucas adalah salah satu penyihir senior di Guardian of The Realm. Ia tidak tampak menonjol seperti Gale, tetapi Amber rasa, pria itu bisa memiliki sikap yang lebih baik. Setidaknya ia tidak memandang Amber dan Vanny dengan tatapan merendahkan.
Vanny adalah penyihir yang baru bergabung, sama seperti Amber. Gadis dengan poni rata sedahi dan rambut hitam pendek itu terlihat menudukkan kepalanya. Sejak tadi, ia tidak berani memandang mata siapa pun. Jelas sekali kalau Vanny adalah orang yang pemalu. Pipinya bersemu saat siapa pun berusaha mengajaknya mengobrol.
"Kita sudah selesai disini," ucap Lucas sambil menutup petanya. "Ayo ke tempat selanjutnya!" Ia menghentakkan kudanya, melaju memimpin kelompok.
Lima belas menit kemudian mereka berhenti di titik pemetaan. Hutan yang ada disekitar mereka memiliki pohon-pohon yang lebih pendek dibanding sebelumnya. Tajuknya lebar, tetapi masih ada sela-sela sehingga mereka bisa melihat langit yang ditutupi awan kelabu. Hutan sangat sunyi, seperti tidak ada kehidupan selain mereka.
Samar-samar Lucas mendengar suara air mengalir. Pendengarannya memang terdengar tajam. Ia menempelkan jarinya di bibir, memberi isyarat agar mereka diam. Padahal memang tidak ada yang berbicara sejak tadi.
Suara aliran air itu semakin jelas, Lucas membelokkan kudanya, lalu mengeluarkan tongkatnya. Ia menunjuk ke semak-semak lebat yang menghalangi jalannya. "Tendrilas Mavur," gumamnya. Daun-daun, semak, dan sulur bergerak menyusut, membuka jalan bagi Lucas. Kelompoknya mengikuti di belakang.
Beberapa saat kemudian mereka sudah tiba di pinggir sebuah sungai. Badan sungai itu sekitar enam meter dengan kedalaman sedang, pinggir-pinggirnya dipenuhi batu besar. Airnya jernih dan tampak menyegarkan.
Lucas mengeluarkan petanya dan mulai melakukan rekaman pada seluruh lanskap di sekitar mereka. Sambil menunggu Lucas menyelesaikan pekerjaannya, Amber, Gale dan Vanny memperhatikan sekitar, berjaga-jaga andai ada Creature yang mendekat.
Vanny tercekat saat matanya menangkap sesosok Creature dari balik peohonan. Ia berusaha memberi tahu Amber yang berada di belakangnya. Lidahnya kaku, mulutnya terbuka lalu menutup kembali. Di dalam hati gadis itu mengutuk kenapa dirinya harus gugup dan takut disaat genting seperti ini.
"Amber," desisnya. Hampir tidak terdengar. Matanya mulai berkaca-kaca karena sosok Creature itu semakin dekat. Tubuhnya dua kali lebih besari daripada Creature yang kemarin menyerang mereka.
"Amber," ia berusaha berteriak, tapi hanya cicitan seperti tikus yang terdengar. Amber merasa telinganya seperti dibisiki sesuatu, ia menoleh ke tempat Vanny dan kaget melihat Creature sudah berada dalam jarak yang dekat.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top