Bab 3: Rapat Persiapan Ekspedisi
Ruang makan bersama di markas Guardian of The Realm sangat besar, hampir seluas aula. Kursi dan meja kayu panjang hampir terisi penuh. Tampak sebagian penyihir itu sudah mengenakan baju santai mereka, sebagian ada yang mengenakan seragam karena akan bertugas jaga malam.
Makan malam dihidangkan di meja dan semua penyihir tinggal mengambil apa yang mereka mau. Amber memilih duduk di meja panjang yang masih agak kosong lalu mengambil beberapa sepotong paha kalkun panggang, salad dan kentang tumbuk.
Seorang gadis yang mengenakan tunik berwarna coklat duduk di samping Amber, rambutnya pendek berwarna pirang dengan kulit kecoklatan dan manik biru gelap. Ia melirik Amber dari atas ke bawah dan segera menyadari kalau gadis berambut merah muda itu adalah orang baru di markas, sama sepertinya.
Para penyihir yang sudah lama bergabung biasanya akan duduk berkelompok, kecuali beberapa yang cukup individualis dan lebih nyaman duduk sendiri.
"Hai," gadis itu menyapa Amber.
Amber yang sedang mengunyah salad menoleh. "Halo ugha," balasnya dengan penuh mulut makanan.
"Telan dulu makananmu," balas si gadis itu. Amber menelan makanannya dan tersenyum lebar, menampilkan deretan gigi putihnya.
"Aku Amber," sambutnya sambil mengulurkan tangan.
"Beatrice," balas gadis yang duduk di sampingnya. "Kamu anak baru juga kan?"
"Iya, aku baru datang tadi sore!" Amber antusias mendapat kenalan yang sama-sama orang baru di markas.
"Aku sampai tadi pagi, darimana asalmu?"
"Atria," jawab Amber sambil menegak jus anggur dari gelas peraknya.
"Jauh juga, aku berasal dari Kota Bern."
"Oh aku tahu, kota produksi gandumkan?"
Beatrice tertawa renyah, "Iya, tapi aku tidak tahu apa pun soal pertanian, aku lebih tertarik mengembangkan bakat sihirku untuk hal lain."
"Aku sependapat denganmu," timpal Amber.
"Kau ditempatkan di divisi mana?" tanya Beatrice sambil menikmati sosis panggangnya.
"Ekspedisi," jawab Amber singkat.
"Sama, aku juga!"
"Berarti setelah makan malam kita kumpul di ruang divisi?"
Beatrice mengangguk. "Benar, kudengar divisi ini yang paling banyak pergantian anggotanya."
"Kenapa begitu?"
Beatrice mencodongkan wajahnya, ia tidak ingin membicarakan hal tersebut terlalu keras apalagi sampai terdengar dari penyihir di divisinya. "Kudengar banyak anggotanya yang mati saat ekspedisi ke dalam Shadow Grove."
"Kau serius?"
"Di distrik tempat aku tinggal ada beberapa keluarga yang anaknya masuk ke dalam divisi ini, lalu belum sebulan bergabung dengan Guardian of The Realm, mereka sudah menerima peti berisi jasad anaknya."
Amber menelan ludah, wajahnya tampak tegang. Wajah ibunya tiba-tiba terbesit dan ia membayangkan andai yang kembali ke rumah ada tubuhnya yang tidak bernyawa. Ibunya pasti akan sangat sedih. Tidak, tidak, aku tidak boleh berpikir negatif sebelum merasakannya sendiri!
Gadis itu buru-buru menggelengkan kepala untuk mengusir ketakutannya.
"Kita harus berhati-hati," ucapnya pada Beatrice sambil tersenyum penuh keyakinan. "Kita bersama dengan para penyihir senior yang kuat, asal kita tidak ceroboh seharusnya tidak apa-apa."
Beatrice tertegun melihat sikap positif Amber, di dalam hati ia merasa cukup kagum. Beatrice terkekeh sambil menggosok hidungnya, "Kau benar, kita seharusnya belajar dari yang sudah berlalu."
Keduanya pun melanjutkan mengobrol sampai selesai makan malam. Setelah mengembalikan nampan ke petugas di kantin, keduanya langsung bergegas menuju ke ruang divisi Ekspedisi.
***
Ruang Divisi Ekspedisi berada di salah satu puncak menara markas. Ruangan divisi itu hanya berbebentuk satu ruangan yang luas, tetapi ternyata tidak. Bisa dibilang ruang divisi itu mencakup hampir sepertiga menara.
Lantai pertama sebagai lobi, lantai kedua untuk meletakkan berbagai senjata dan perlengkapan sihir, lantai ketiga merupakan ruang arsip, lantai keempat adalah ruangan santai untuk anggota divisi dan lantai paling atas adalah ruang untuk rapat.
Ruang rapat pun terbagi lagi menjadi dua, ada ruangan untuk presentasi yang menyediakan tempat duduk untuk sekitar lima puluh orang dan sebuah papan untuk meletakkan lembar-lembar informasi, sementara ruang satunya berukuran lebih sempit terdiri dari sebuah meja lonjong dan kursi untuk sepuluh orang.
Ketika Amber dan Beatrice sampai di ruang presentasi, tampak bangku-bangku sudah terisi oleh para penyihir. Sebagian besar yang duduk di sana adalah penyihir baru. Mereka bisa menebaknya dari wajah-wajah yang tampak seumuran dengan mereka, ditambah perasaan gembira dan antusiasme yang memancar dari wajah-wajah segar tersebut.
Di bagian belakang, kebanyakan yang menempati kursi adalah para penyihir yang sudah cukup lama bergabung dengan Guardian of The Realm, ekspresi mereka tampak lebih serius dan tegang. Amber sampai tidak berani melirik bagian belakang itu terlalu lama karena para seniornya menatap mereka dengan sorot mata tidak suka.
Tidak lama setelah Amber dan Beatrice duduk, pintu penghubung terbuka dan Hoffman keluar dari sana. Di belakangnya, tiga penyihir lain ikut keluar dan langsung duduk di tempat yang masih kosong.
Hoffman menempelkan peta yang tampak kusam dan penuh coretan di papan presentasi. Ia lalu menghadap ke rekan-rekannya.
"Selamat datang di Divisi Ekspedisi," ucapnya, jelas ditujukkan kepada para anggota baru. "Aku tidak akan banyak berbasa-basi dan akan langsung ke inti pertemuan malam ini."
"Besok kita akan melakukan ekspedisi ke-214," Hoffman mulai menerangkan, ia mengluarkan tongkatnya dan meletakkan ujungnya ke peta yang diberi garis arsir. "Tujuan kita adalah membuka wilayah di Tenggara."
"Pos terdekat ada di Lampu Merah," Hoffman menggeser ujung tongkatnya ke bawah sedikit. Ia mengetuk-ngetuk simbol berbentuk segitiga warna merah. "Ini satu-satunya pos yang kita bangun di wilayah Tenggara Shadow Grove."
"Prioritas kita adalah meletakkan suplai, pembaruan peta dan mengambil sampel tanaman yang sudah dituliskan dalam perkamen ini," Hoffman mengangkat sebuah gulungan berwarna gading. "Ini permintaan dari para penyihir peneliti barier."
Ia merentangkan tangannya dan merapalkan sebuah mantra, dari jemari itu muncul seberkas sinar yang membentuk proyeksi dari cahaya warna warni, menampilkan dadu-dadu kecil dalam barisan formasi.
"Ini formasi untuk besok, tolong diingat baik-baik, tim suplai akan berada di tengah, tim pemetaan akan berada di depan bersama para ksatria yang akan membukakan jalur, tim penyerang akan berada di tengah dan belakang."
"Semua penyihir baru akan berada di tim penyerang," Hoffman mengibaskan tangannya ke samping, bersamaan dengan itu proyeksi gambaran formasi mereka pun lenyap di udara. Ia memandang wajah-wajah yang baru bergabung di pertemuan malam itu. "Apa ada pertanyaan?"
Beatrice mengacungkan jarinya tanpa ragu. "Kenapa penyihir baru dimasukkan tim penyerang?"
"Penyihir yang sudah berkali-kali mengikuti ekspedisi di tempatkan di depan karena mereka lebih mengetahui medan Shadow Grove," jawab Hoffman. "Dan jika ada ancaman langsung dari depan juga lebih siap dalam bertahan." Hoffman berkata sesuai pengalamannya. Para penyihir baru mudah terkejut dan panik saat pertama kali melihat Creature. Kalau formasi depan rusak, imbasnya bisa sampai ke belakang.
Beatrice mengangguk setuju dengan penjelasan tersebut.
Hoffman mengedarkan pandangannya ke seluruh ruang. "Ada lagi?"
Tidak ada satu pun yang bersuara, Hoffman menganggap kalau semua sudah paham dengan rencana besok. "Baiklah, aku tutup pertemuan malam ini, istirahatlah yang cukup, jangan sampai konsentrasi kalian terganggu karena kurang tidur."
Satu per satu dari mereka meninggalkan bangku dan berjalan keluar dari ruang Divisi Ekspedisi, termasuk Amber dan Beatrice. Keduanya menuju asrama perempuan dan masuk ke kamar masing-masing. Amber merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur single yang terasa nyaman. Jendela dengan kusen emas di samping tempat tidurnya ia biarkan terbuka.
Angin musim gugur yang dingin membelai halus kulitnya, sementara Amber masih terjaga karena memikirkan ekspedisi besok pagi. Ia sangat menantikan perjalanan tersebut, jantungnya berdebar karena antusias, bahkan mengalahkan rasa takut dan khawatirnya. Semua akan baik-baik saja, aku yakin itu.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top