Bab 26: Petinggi Penyihir
Seorang penyihir penjaga Gedung Pusat Penyihir berlari melintasi lorong beralas karpet beludru mewah, ia mendorong kedua daun pintu di hadapannya dengan kasar, mengagetkan semua orang yang sedang rapat di ruangan tersebut.
"Pesan dari penjaga gerbang!" ucapnya, diiringi napas tersengal. "Ini penting!"
"Ada apa?" sahut Ojamar dari kursinya. Raut wajahnya terlihat kesal karena ritual ramalan yang sedang dilakukan oleh salah satu Petinggi Penyihir jadi tertunda.
"Colossal Creature muncul dari Shadow Grove, ia menghancurkan barier!"
Ekspresi para Petinggi Penyihir berubah, mereka saling lirik, mencoba melempar kesalahan ke sesama rekannya. Namun, suara Ojamar memecah keheningan tersebut.
"Kami akan segera kesana!"
Selepas petugas itu meninggalkan ruang, penyihir wanita tua yang duduk di sebelah Ojamar menudingnya tajam.
"Kau gila! Apa yang bisa kita lakukan?"
"Apapun, selain diam disini!" sahut penyihir lain yang duduk di ujung ruangan. "Ojamar benar, kita harus membantu Guardian of The Realm."
Ojamar menoleh ke arah penyihir pria itu, pandangannya sengit. "Aku tidak sudi menyetor nyawaku untuk mahluk itu, aku berkata seperti itu agar penjaga itu segera pergi dari sini."
"Apa maksudmu?"
"Ini kesempatan, kita harus kabur dari sini, pergi ke Kerajaan Pusat dan mengabarkan kejatuhan Kerajaan Aeston," Ojamar menerangkan niat sesungguhnya. "Sadarlah, kita tidak akan menang melawan raksasa itu!"
"Ini gara-gara kalian yang menyuruh untuk merahasiakannya, sekarang raksasa itu pasti sudah sangat kuat!" tuduhan muncul dari penyihir berkulit pucat yang duduk berlawanan dengan Ojamar.
"Bukankah waktu itu kau juga setuju?" Ojamar melirik rekannya seperti melihat mahluk hina. "Sekarang kau menyalahkan kami semua? Kalau begitu, kenapa kau tidak menemui raksasa itu dan bertarung satu lawan satu dengannya?"
Penyihir itu seketika terdiam. Tidak ada satu pun yang berbicara setelahnya.
"Aku akan tetap pergi membantu," ucap penyihir tua yang tadi mengusulkan untuk ikut bertarung. "Aku adalah Petinggi Penyihir, aku harus bertarung bersama dengan bawahanku di situasi seperti ini."
"Hah, mendadak tobat, Pak Tua?" sindir Ojamar.
Pria itu turun dari kursi besarnya. Sebelum berjalan ke arah pintu keluar, ia melirik Ojamar. "Kau juga sudah tua, Pak Tua."
Sepeninggal Petinggi Penyihir itu, sisa anggota penyihir elit lainnya saling berdiskusi dalam kelompok-kelompok kecil. Ada yang mengusulkan untuk melanjutkan meramal, tapi dibantah seketika karena tidak ada gunanya lagi ramalan. Toh semua sudah terjadi!
"Cukup! Aku akan pergi dari sini!" Ojamar menggebrak meja kayu di hadapannya. Ia turun dari singgasananya dengan raut wajah keras, dihiraukannya bisikan-bisikan dari Petinggi Penyihir lain.
"Kalian tidak usah munafik, kita kabur sekarang atau tidak ada kesempatan sama sekali!" peringat Ojamar sambil membuka pintu keluar.
Tiba-tiba ruangan itu berguncang keras, sampai-sampai Ojamar dan para penyihir tua itu ambruk dari posisi masing-masing. Ojamar yang berpegangan pada gagang pintu langsung bangkit dengan susah payah.
"Apa itu?"
Seorang penyihir melihat atap ruangan berbentuk kubah yang terbuat dari kaca berhias kabut berbintang. Namun, ia tetap bisa melihat jelas apa yang ada di balik kabut tersebut.
"Awas!"
Ia mengacungkan tongkatnya ke udara, batu itu menghantam kaca, namun pecahan beling dan batu yang terpental ke dalam seketika bergerak dengan lambat, terkena efek sihir wanita tua itu.
"Kita tidak bisa diam saja! Ini demi nyawa kita juga! Urusan lain bisa kita urus setelah raksasa ini ma—,"
Belum selesai wanita itu berbicara, dari atap yang sama, sesuatu terlempar dan menabrak kaca, tetapi hanya menimbulkan retakan di permukaannya yang tebal. Semua orang yang ada di ruang itu terbelalak.
Tubuh manusia dari kepala sampai perut menempel seperti mayat cicak, darah menetes-netes dari sela-sela retakan kaca, mereka mengenali jasad tersebut. Pria itu adalah Petinggi Penyihir yang barusan keluar dari Gedung Pusat Penyihir.
"Tunggu, bagaimana bisa?"
Masih dalam keterkejutan, mereka merasakan goncangan besar lagi. Batu-batu besar melayang ke arah Gedung Pusat Penyihir, para Petinggi Penyihir yang ada di dalam bangunan itu akhirnya tidak punya pilihan selain ikut bertarung.
Para Petinggi Penyihir memiliki ketrampilan sihir tingkat mahir yang memungkinkan mereka bisa menggunakan sihir tanpa mengucapkan mantra. Pria dan wanita tua itu mengayunkan tongkat mereka, batu-batu yang melayang hancur menjadi pecahan kecil. Dengan gerakan tongkat sederhana, tubuh mereka bersinar dan Keduabelas Penyihir itu terbang menembus kaca yang sudah bolong.
Dari atas sana, mereka dapat melihat ke sekeliling kota yang tampak kacau dan porak poranda. Ledakan seperti jamur besar terlihat, api menyambar rumah-rumah, membakar properti sekaligus Creature yang berkeliaran di sekitar sana. Para penduduk yang berusaha menyelamatkan diri kabur ke kawasan istana, para penjaga tidak bisa membendung desakan kerumunan manusia tersebut.
"Tolong! Aku tidak mau mati!"
"Selamatkan bayiku! Hanya bayiku saja, kumohon!"
Teriakan putus asa terdengar di sana-sini. Para Petinggi Penyihir terbang melintasi kerumunan tersebut, melewati rumah-rumah bangsawan yang mulai diserbu oleh para Creature.
"Mereka bahkan sudah menembus sampai area ini," geram seorang Petinggi Penyihir.
Para penyihir tua itu mencoba mencari sumber batu-batu yang dilemparkan ke Gedung Pusat Penyihir. Serangan yang terarah dan terkesan mengincar satu titik. Seakan mahluk yang melempar tahu tempat itu yang harus diruntuhkan lebih dulu.
"Ketemu, itu dia biang keroknya," tunjuk seorang Petinggi Penyihir.
Tongkatnya menunjuk sesosok raksasa hitam setinggi lima belas meter yang sudah memasuki kawasan perkotaan Kerajaan Aeston. Ketika ia melangkah, seluruh permukaan di sekitarnya bergetar, menimbulkan gempa di sekelilingnya.
"Aku merasakan kekuatan sihir yang kuat," ucap raksasa itu.
Para Petinggi Penyihir itu kaget mendengar Colossal Creature bisa berbicara dengan bahasa manusia.
"Ini mengingatkanku dengan para cacing yang sudah menyegel kekuatanku!" Colossal Creature berteriak marah, suaranya sampai menimbulkan hembusan angin kencang dan getaran.
Colossal Creature menyatukan kedua tangannya di depan dada, telapak tangannya terbuka ke hadapan Para Petinggi Penyihir yang melayang tidak jauh dari hadapannya. Dari permukaan itu muncul energi hitam yang pekat, membentuk sebuah bola besar yang mampu menyerap apa pun di dekatkan. Raksasa itu melemparkan bola hitamnya ke arah Petinggi Penyihir.
"Bersiap untuk petarungan!" komando salah satu Petinggi Penyihir.
Mereka dengan sigap membuat perisai putih berlapis. Bola hitam itu makin melambat dan mengecil setiap menabrak perisai, lalu mendekati lapisan terakhir, seorang penyihir menciptakan retakan di depan mereka dan menyerap bola hitam itu.
Colossal Creature menggeram tak suka, ia tidak bisa setengah-setengah jika berhadapan dengan Petinggi Penyihir.
Raksasa itu berlari maju, menginjak bangunan mau pun manusia yang ada di depannya. Ia merentangkan kedua tangannya yang bercakar hitam, sekali tebasan, muncul sinar merah yang membentang dan membelah udara, bergerak begitu cepat sampai sebagian Petinggi Penyihir tidak melihatnya. Tubuh mereka terpotong-potong dan jatuh ke tanah.
Ojamar yang selamat dari serangan tak terduga itu seketika mengkeret ketakutan, ia belum mau mati.
"Serang!" komando Petinggi Penyihir yang masih hidup. Saat itu, tersisa hanya tujuh Petinggi Penyihir termasuk Ojamar.
Mereka memanggil meteor api dan menciptakan tembok es, tetapi Colossal Creature dengan mudah menghancurkannya, kulitnya juga kebal dari serangan api.
Ojamar dan dua Petinggi Penyihir memanggil petir besar dari langit, Colossal Creture juga menciptakan tombak petir dan melemparkannya ke arah langit. Kedua kekuatan petir beradu di udara, menciptakan kilatan bercahaya yang memukau di langit.
Batu-batu dan tanah melayang di udara, memadat menjadi sebuah peluru raksasa yang dilontarkan ke arah Colossal Creature. Namun raksasa itu menghentikannya dengan satu tangan, lalu menepisnya seperti mainan.
Colossal Creature mengangkat kedua tangannya, ketika ia hunuskan ke depan, kobaran api hitam terbentuk dan membakar sekelilingnya. Api itu melambung sampai ke udara, berkumpul dan membentuk sebuah bola. Ketika Colossal Creature memerintahkan, bola api pecah menjadi kecil dan mengejar setiap Petinggi Penyihir yang ada di sana.
Sihir-sihir air dilontarkan untuk memadamkan api hitam, tetapi tidak berhasi. Beberapa penyihir terkena api, tubuh mereka terbakar seketika sampai tak tersisa. Ojamar dan keempat penyihir yang tersisa membuat kamuflase diri mereka, sementara kelimanya terbang menjauh, api-api itu berhasil terkecoh dan memusnahkan replika diri mereka.
Tidak disangka, Colossal Creature tertawa melihat adegan tersebut. "Kalian sungguh lemah, memalukan, tidak kusangka aku pernah dikalahkan oleh kaum menyedihkan seperti ini!"
Kali ini, Colossal Creature mengibaskan tangannya, udara terkumpul dan memadat, lalu memanjang membentuk bilang pedang yang tajam. Hempasannya yang cepat dan hampir tak terlihat berhasil memotong apa pun yang dikenainya. Tanah, dinding, rumah-rumah, sampai manusia, termasuk Petinggi Penyihir yang tengah bersembunyi.
Teriakan kesakitan dari rekan-rekannya terdengar sampai Ojamar, tetapi ia juga tidak sempat memikirkan yang lain. Kakinya sendiri terpotong oleh tebasan angin tersebut. Ojamar merintih sambil berusaha menyeret tubuhnya menjauh dari jalanan. Rumah tempat ia bersembunyi roboh saat pedang angin itu membelahnya jadi dua.
Ojamar memandang ngeri langkah kaki Colossal Creature yang semakin dekat. Beberapa tubuh rekannya yang tergeletak di jalanan telah diinjak oleh raksasa itu, darah muncrat bersamaan dengan suara benda lunak tergencet. Suaranya begitu memilukan di telinga Ojamar.
"Lanue salutaris!" seruan mantra tidak jauh dari Ojamar, mengejutkan pria itu. Terlebih saat lingkaran biru berkumpul di tubuhnya, bagai asap, tubuh Ojamar berpindah tempat dengan cepat, ke balik sebuah rumah di pinggir jalan. Setidaknya, di tempat itu, ia tidak terlihat dari pandangan Colossal Creature.
"Kau baik-baik saja?" tanya Hoffman.
Ojamar kaget melihat pria itu ada di hadapannya. Ternyata ia yang menyelamatkannya dengan sihir teleportasi penukaran objek. Ia menukar beberapa batu dengan tubuh Ojamar.
"Kau lihat sendiri! Apa aku tampak baik-baik saja! Sial! Sakit... sakit sekali...," Ojamar merintih sambil memegangi pahanya. Dari lutut kebawah, kedua kakinya sudah hilang. Darah banjir membuat wajah pria itu pucat.
Seekor burung merpati terbang ke tempat mereka, lalu berubah menjadi Marina. Lagi-lagi, Ojamar dibuat terkejut. Seingatnya, Hoffman dan kelompok kecilnya—-termasuk Marina, semua dikurung di penjara anti-sihir. Ia tidak paham bagaimana orang-orang itu bisa melarikan diri.
"Bagaimana keadaannya?" tanya Marina.
"Buruk, bisa kau sembuhkan?"
Marina melihat kondisi kaki Ojamar. Ia mengangguk yakin lalu mengeluarkan sebuah botol berisi ramuan berwarna biru.
"Minum sampai habis, ini bisa membekukan luka dengan cepat," perintah Marina sambil menyerahkan cairan itu pada Ojamar.
Setelah mereka keluar dari penjara, Hoffman dan kelima rekannya naik ke atas menara tertinggi di markas Guardian of The Realm untuk melihat situasi kota. Keadaan jauh lebih buruk daripada yang mereka bayangkan. Namun, Hoffman dengan cepat membagi tugas kepada kelompok kecil itu.
Lucas dan Beatrice fokus untuk menyelamatkan warga dari serangan Creature dan membawa mereka ke tempat yang aman. Marina bertugas mengobati siapa pun yang terluka. Sementara ia, Walter dan Gale akan melawan Colossal Creature.
Namun, saat ia sampai, ternyata Petinggi Penyihir sudah berhadapan dengan Colossal Creature, walau pun itu juga berujung kekalahan yang sangat cepat.
"Aku pergi dulu, kau jaga dia, Marina," perintah Hoffman sambil bangkit.
"Aku mengerti, semoga berhasil!"
Hoffman mengangguk kecil, ia lalu bergabung dengan Walter dan Gale yang sejak tadi mengamati dari tempat persembunyian yang tidak jauh dari mereka. Ketiganya langsung berlari menyusul Colossal Creature yang berjalan makin dalam ke kota.
"Menurutmu, dia akan pergi ke mana?" tanya Gale. Sesekali ia menembakkan bola petir dan es kepada Creature yang melompat ke arah mereka.
"Amber," ucap Hoffman. "Dia mengincar gadis itu."
"Ya walau pun kau bilang begitu, Amber kan tidak ada disini," tanggap Walter. Tangannya juga sibuk mengayunkan tongkat sambil melontarkan sihir-sihir untuk menghalau sergapan Creature.
"Memang, tapi sepertinya dia bisa melacak kemana gadis itu pernah berada."
"Itu hanya asumsimu kan?"
Hoffman menoleh kepada Gale. "Lalu kenapa ia mengarah ke markas Guardian of The Realm?"
"Sial, kau benar! Ayo, kita harus lebih cepat!" kata Gale. Ia mengarahkan tongkatnya ke kaki Hoffman. "Quantum ventus!"
Mantra itu untuk menambah angin dalam lari, sehingga menambah kecepatan pergerakan seseorang. Setelah memantrai kaki Hoffman, Gale juga memantrai kakinya dan Walter. Ketiga orang itu kini berlari cepat sambil mengambil rute yang berbeda dengan Colossal Creature, alhasil, mereka berhasil tiba lebih dulu di sana.
Tampak di markas, Tim Penyerangan yang dipimpin oleh Daniel dan Tim Pertahanan yang dipimpin oleh Rowen telah dipukul mundur jauh ke dalam kota. Penyihir-penyihir itu tampak pucat, mereka pasti kelelahan karena menggunakan banyak energi mana sejak tadi.
"Tidak ada habisnya, Creature yang kecil saja sudah merepotkan, ditambah rasasa ini!" gerutu Rowen.
"Jangan mengeluh, kita serang dia sekarang!" kata Daniel.
Pelindung berlapis diciptakan untuk melindungi para penyihir di depan markas, lalu para penyerang merapalkan mantra tingkat tinggi dan memanggil ribuan pedang di tengah udara kosong. Pedang-pedang itu melayang ke arah Colossal Creature dengan cepat.
Colossal Creature membuka mulutnya yang lebar, seberkas sinar keluar dari sana, cahayanya sangat menyilaukan tetapi juga bisa menghancurkan ribuan pedang yang mengarah padanya.
Selepas dari kegagalan serangan tersebut, para penyihir penyerang yang sudah menunggu di sisi kanan kiri bangunan mulai melancarkan sihir jebakan. Mereka sama-sama merapalkan mantra, lalu dari bawah terbentuk lingkaran biru besar. Es terbentuk dengan cepat, tumbuh dan membekukan kaki Colossal Creature. Dari atasnya, muncul lubang besar dan jatuh batu-batu besar yang berkobar.
Serangan itu berhasil menahan Colossal Creature. Raksasa itu menggeram marah sambil memberontak—berusaha membebaskan kedua kakinya.
Penyihir yang ada di depan markas merapalkan mantra lagi, mereka menciptakan sebuah anak panah dari petir berukuran raksasa. Atas perintah Daniel, panah listrik itu dilontarkan dan ujungnya berhasil menembus dada Colossal Creature. Raksasa itu pun menjerit kesakitan.
"Berhasil!" seru Daniel, ia melihat adanya peluang kemenangan.
Teriakan sakit perlahan berubah menjadi tawa. Colossal Creature menatap geli manusia-manusia di hadapannya.
"Kau kira aku bisa ditahan dengan sihir payah seperti ini?"
Tidak hanya terkejut mendengarnya bisa bicara, ekspresi mereka pun turut berubah horor saat melihat Colossal Creature mengeluarkan aura merah di sekujur tubuhnya. Dalam sekali dorongan, ia menghancurkan es-es yang membeli tubuhnya. Dadanya yang bolong beregnerasi dengan cepat, luka-luka di tubuhnya pulih seketika.
"Lemah, menyedihkan!" Colossal Creature mengangkat salah satu kakinya, ketika ia menjejakkan kaki tersebut, gelombang tanah yang besar mendesak pelindung sampai pecah. Tim Pertahanan terlempar ke berbagai arah karena tidak kuat menahan kekuatan Colossal Creature.
"Aku benci bermain-main dengan makanan, biar kuakhiri dengan cepat," ucap Colossal Creature. Ia memukul permukaan tanah dengan telapak tangannya, seketika dari bawah tanah muncul retakan berwarna merah yang menyebar begitu cepat sampai ke markas. Hawa panas berkumpul, retakan itu mengeluarkan cairan lava yang panas, lalu terjadi ledakan-ledakan di beberapa celahnya, membakar seketika siapa pun yang terkena api tersebut.
Kepanikan merajalela pasukan tersebut. Di saat Rowen dan Daniel sibuk mengatur pasukannya, Colossal Creature menebas mereka semua dengan sabetan pedang anginnya. Tubuh-tubuh terbelah dan tercerai berai ke berbagai arah. Rowen kehilangan bagian pinggul kebawahnya, sementara Daniel yang berhasil merunduk tepat waktu memang tidak terpotong, tetapi ia sendirian disana, di atas kubangan darah bawahannya.
Colossal Creature berniat menginjaknya, Daniel masih mencoba melawan dengan mengacungkan tongkat sihirnya, ia hampir mengeluarkan sebauh mantra tetapi Hoffman dengan gesit masuk di antara celah dirinya dan kaki Colossal Creature, lalu menyelamatkan dirinya.
"Tidak ada habis-habisnya tikut pengganggu ini," Colossal Creature melihat Hoffman yang tengah membaringkan Daniel di tempat lain. Kedua matanya bersinar, siap menembakkan laser, Hoffman pun sudah siaga di tempatnya, Gale dan Walter yang ada di dua sudut berlawanan darinya juga sudah siap untuk menyerang saat raksasa itu lengah.
Namun, sesuatu yang tak terduga terjadi. Seperti tersadar akan sesuatu, Colossal Creature tersentak lalu menoleh ke arah Selatan. Matanya memandang jauh ke ujung, menerawang sampai ke Gerbang Selatan.
Ia bisa menghirup aroma manis itu, merasakan denyut nadinya memompa kekuatan yang berlimbah. Intisari separuh kekuatan Colossal Creature, Amber.
Perhatian Hoffman, Gale dan Walter teralihkan saat melihat seekor kuda putih melesat dari sebuah jalan setapak kecil, melompati mayat-mayat yang bergelimpangan. Kuda itu berhenti tidak jauh dari Colossal Creature. Di atasnya, Amber tampak mengacungkan tongkat ke arah Colossal Creature. Gadis itu jelas takut, tapi ditekannya perasaan itu mati-matian. Ia harus berani.
"Mencariku sejak tadi?" tanya penyihir muda itu dengan nada menantang. "Aku sudah datang, bukan sebagai makananmu, tapi sebagai Amber, Guardian of The Realm yang akan mengalahkanmu!"
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top