Bab 20: Petinggi Penyihir

Hoffman bangkit dari kursinya. Para Petinggi Penyihir di hadapannya cukup terkejut karena mereka jarang melihat ada penyihir yang disidang berani untuk berbicara sambil berdiri. Jelas tak tampak ketakutan di mata pria yang sudah berkali-kali berhadapan dengan Creature tersebut.

Baginya, Para Petinggi Penyihir hanyalah sekumpulan orang tua yang diberi jabatan tinggi dan kewenangan absolut yang menguntungkan diri mereka sendiri. Kenapa aku harus takut dengan orang-orang seperti itu? Pikir Hoffman.

"Para Petinggi, saya hadir di dalam sidang ini untuk menyampaikan informasi yang penting dan mendesak, ini tentang aktifitas Creature."

Hoffman akan mempersingkat penyampaiannya. Ia akan langsung mengarahkan bukti terkuatnya, yaitu rekaman pesan dari Erick. Ia memanggil burung gagak pemanggil pesan yang ditinggalkan Erick padanya. Burung itu terbang di tengah ruangan sidang yang berbentuk lingkaran.

Paruhnya membuka tutup seperti bicara, burung itu memulai memutar rekaman dari Erick. Hoffman dapat melihat ekspresi para orang-orang tua itu mulai berubah saat mendengar pesan tersebut.

Saat rekaman berakhir, Hoffman langsung melanjutkan, "Markas Tim Ekspedisi di Tenggara Shadow Grove sudah hancur, penjaganya pun ikut tewas—"

"Lalu kau akan bilang kami harus percaya dengan pesan tersebut?" potong seorang Petinggi.

Hoffman terkejut karena ucapannya dipotong begitu saja, tetapi ia masih mencoba untuk tetap tenang. "Tunggu sebentar, maksud saya—-"

"Bagaimana kau bisa menjamin kalau pesan itu tidak palsu!"

"Saya sudah mendeteksinya dengan Sihir Pengungkap Ilusi dan Kebohongan."

"Sihir itu masih bisa dimanipulasi," sela seorang Petinggi lainnya. "Sumber yang kau berikan meragukan, apakah kau punya bukti lainnya?"

Hoffman terdiam. Aku tidak punya bukti apa pun selain kesaksian Gale dan Amber yang pernah melihat Colossal Creature.

"Kulihat kau kehabisan barang bukti," komentar datang seorang dari Petinggi Penyihir lainnya. "Kau membuang-buang waktu kami."

"Tidakkah kalian paham inti pesan itu? Markas itu dilapisi barier dan kristal sihir yang kuat, tetapi mahluk itu bisa menghancurkan—"

"Mahluk apa?" sentak seorang petinggi, nada suaranya meninggi. "Kau tidak mungkin percaya dengan mitos raksasa itu kan, Hoffman? Apa kau sebodoh itu?"

"Saya tidak—"

"Kredibilitas kerjamu menurun belakangan ini," seorang penyihr wanita yang mengenakan topi lebar mendesah berat. "Apakah sudah saatnya dirimu pensiun?"

Suaranya tenang tetapi penuh tekanan, Hoffman merinding sendiri mendengar suaranya yang licik seperti ular.

"Apa kau sudah mengecek sendiri kondisi markas di Tenggara?" tanya Petinggi Penyihir yang berhidung bengkok.

Hoffman menggeleng. Penyihir tua itu menghela napas. "Sudah kuduga," ucapnya.

"Bukti darimu tidak cukup kuat untuk membuktikan markas Guardian of The Realm telah dihancurkan."

"Lagipula, orang yang bertugas disana—Erick, benar? Aku melihat riwayat hidupnya barusan," ucap Petinggi Penyihir yang sedang menerawang di bola kristal. Ia adalah pengganti yang ditugaskan saat nenek Marina dipaksa turun dari jabatan Petinggi Penyihir bertahun-tahun yang lalu.

"Erick memiliki riwayat kriminal, ia juga tidak memiliki latar belakang keluarga yang baik, hidupnya dipenuhi keberuntungan karena kau memberinya banyak kesempatan, kau juga menugaskannya seorang diri di Shadow Grove bagian Tenggara, tidakkah kau pernah berpikir mungkin saja ia melakukan banyak tindakan kejahatan di belakangmu?"

Hoffman bisa menerima kalau para penyihir tua itu menghina dirinya, tetapi kalau rekannya, terlebih yang sudah tewas—hal itu membangkitkan kemarahannya seketika.

"Cukup, jangan hina Erick!" seru Hoffman.

"Apa kau berteriak kepada kami?" tanya Petinggi Penyihir disana. "Itu satu pelanggaran."

Sebuah pena bulu dan buku catatan bergerak untuk menuliskan pelanggaran tersebut. Hoffman akan mendapatkan surat pelanggaran dan sanksi saat ia kembali ke ruang administrasi nanti. Namun, Hoffman tampaknya tidak terganggu dengan hal tersebut.

Hoffman mengatur napasnya, ia tidak boleh sampai kehilangan kontrol emosinya lebih dari ini. Ia harus fokus pada tujuan utamanya, membuat para Petinggi Penyihir mengakui keberadaan Colossal Creature. Tetapi, sulit sekali! Orang-orang tua ini benar-benar batu!

"Kumohon," ucap Hoffman, nadanya melunak. Ia tidak pernah merasa sehina itu sebelumnya karena harus mengemis kepada orang lain. "Sebagai ketua TIm Ekspedisi, aku sudah merasakan firasat ini sejak lama bahwa ada Creature yang berukuran besar, buat dan sangat kuat di luar sana. Keberadaannya bisa mengancam umat manusia. Kini, setelah salah satu markas terkuat Guardian of The Realm dihancurkan, dan saksi yang melihatnya meninggalkan pesan seperti ini, apakah kalian masih akan menutup mata?"

"Kami tidak pernah menutup mata, Hoffman," jawab salah satu dari mereka. "Kami hanya berpikir realistis, logis dan berdasarkan fakta. Semua yang kau ucapkan hanya berasal dari firasat—itu asumsimu sendiri."

"Tidak ada yang bisa kami lakukan," sambung petinggi lainnya.

"Sampai kau datang membawa bukti yang lebih nyata, kami akan menganggap pesan itu palsu."

"Aku rasa hanya itu yang bisa kau sampaikan dalam sidang ini, jika sudah tidak ada lagi, kami minta agar sidang diakhiri."

Hoffman berdiri kaku di tempatnya. Tidak mempercayai apa yang barusan dialaminya. Bukti sudah ada di depan mata dan para petinggi itu masih menolak mempercayainya. Ia bahkan jadi mempertanyakan dirinya sendiri, apakah dirinya yang terlalu terobsesi dengan Colossal Creature atau para petinggi penyihir itu memang sudah gila.

Moderator yang berdiri dari tempat duduknya. Ia mengetukkan palu sihir di sebuah papan kayu yang memiliki sihir perjanjian dan mengikat.

"Persidangan Nomor 69847 membahas tentang informasi yang disampaikan oleh anggota Divisi Ekspedisi yang diduga tewas akibat serangan Creature, namun Para Petinggi Penyihir menyatakan kasus ditolak karena kurangnya bukti."

"Demikian sidang saya tutup," Moderator menutup kalimatnya. Palu sihir di sebelahnya memukul alas kayu tiga kali sebagai tanda berakhirnya sidang yang dijalani oleh Hoffman.

Hoffman masih terdiam di tempatnya, kepalanya seperti berhenti memproses. Ia menolak hasil sidang tersebut, ia tidak terima diusir seperti orang tidak terhormat. Namun, suara dari moderator segera menyadarkannya.

"Hoffman," panggilnya. "Sidang berikutnya akan segera dimulai, sebaiknya kau cepat pergi atau akan mendapat satu pelanggaran lagi."

Hoffman mengangguk paham. Ia berjalan lemas keluar dari ruangan tersebut. Matanya memandangi lantai kolidor, tatapannya kosong. Saat elevator batu mulai bergerak turun, ia memandangi langit-langit yang menyerupai galaksi.

Ia kira menjadi Ketua Tim Ekspedisi itu sudah sangat sulit, ternyata masih ada yang jauh lebih sulit, yaitu meyakini para Petinggi Penyihir yang tertutup, angkuh dan egois. Kedua tangannya mengepal karena menahan amarah. Di dalam hati, ia bertekad untuk meneruskan misinya bersama dengan perkumpulan kecilnya.

Ia akan bergerak dengan caranya sendiri, dengan atau tanpa izin dari Para Petinggi Penyihir.

Selepas dari Gedung Pusat Penyihir, Hoffman langsung memacu kudanya kembali ke markas Guardian of The Realm. Ia tiba di ruangannya dan langsung meletakan jubah luarnya seraya menarik kursi kerjanya.

Tetapi perhatiannya teralih pada seekor burung gagak di pinggir kaca jendela yang tertutup. Ia teringat dengan gagak pengantar pesan Erick, tetapi dilihat dari energi mana yang menguar dari burung tersebut, ia yakin gagak sihir itu dikirimkan oleh orang lain.

Hoffman membuka jendelanya, burung itu melesat masuk dan terbang di sekitar kepala Hoffman.

Pria itu menarik tongkatnya dan mengucapkan mantra, "Revello."

Burung gagak itu membuka paruhnya, ia berbicara seperti manusia. Suara dan gaya bicaranya, ia menyadari kalau burung itu dikirim oleh Amber. Lalu, dderetan kalimat berikutnya yang keluar seketika membuat pria itu tak tahu harus berkata apa.

"Amber memiliki hubungan dengan Colossal Creature?" pria itu geleng-geleng, tetapi ada senyum tipis di wajahnya. Dari pesan Amber, Hoffman tahu kalau teror itu akan datang jauh lebih cepat daripada apa yang diperkirakannya.

Namun, entah mengapa, hatinya seperti mendapat ketenangan dari sumber yang lain. Ia melihat secercah harapan yang keluar dari kengerian ancaman Colossal Creature. Ia tidak ingin Amber berjuang sendiri, ia juga harus membantu dengan caranya sendiri. Salah satu hal yang bisa dilakukannya saat ini adalah menyebarkan informasi Colossal Creature kepada masyarakat.

Rencananya sudah matang, saat ini pun, Gale dan Lucas sudah mulai bergerak untuk menyebarkan informasi. Jika semua berjalan lancar, setidaknya, Hoffman bisa menyelamatkan para penduduk kerajaan sebelum raksasa itu muncul di Kerajaan Aeston. 

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top