Bab 19: Gedung Pusat Penyihir


Hoffman memasuki kawasan istana yang dijaga ketat oleh para ksatria. Walau kedua petugas dengan zirah abu di depan gerbang sudah saling kenal dengan Ketua Divisi Ekspedisi tersebut, tetap saja ia harus menjalani proses pemeriksaan yang rumit dan melelahkan.

"Pengecekan selesai, silakan masuk, Hoffman," kata salah satu ksatria penjaga itu. Hoffman sedikit menundukkan kepalanya, lalu menginstruksikan kudanya untuk melanjutkan perjalanan.

Kawasan istana terletak di tengah Kerajaan Aeston. Semua pusat pemerintahan kerajaan ada di dalam kawasan tersebut. Selepas dari gerbang, Hoffman memacu kudanya melewati sebuah jalan berbatu merah yang diapit oleh deretan pohon pinus.

Setiap beberapa meter, jalanan akan bercabang membentuk belokan ke arah kanan atau kiri, jika mengikuti jalan tersebut seseorang bisa saja sampai di gedung pemerintahan lainnya. Tetapi tempat yang Hoffman tuju adalah Gedung Pusat Penyihir—tempat berkumpulnya para Petinggi Penyihir.

Ia sampai di perempatan jalan yang dihiasi oleh sebuah kolam air mancur, kuda Hoffman berbelok ke arah kanan dan melaju di jalanan yang menyempit dan sepi. Tidak banyak yang berlalu lalang di kawasan istana, sebagian besar yang bekerja di dalam kawasan tersebut juga tinggal di dalam kawasan.

Pihak kerajaan menyediakan paviliun khusus untuk para pekerja di dalam kawasan istana, termasuk para Petinggi Penyihir.

Kuda Hoffman akhirnya berhenti di depan sebuah bangunan besar dan megah bergaya gothic. Ada sebuah pohon besar yang tumbuh di samping bangunan itu, akarnya merambat sampai ke dinding-dinding, dedaunannya yang besar dan lepar seakan menelan bagian kanan sisi bangunan.

Hoffman jarang datang ke gedung tersebut, ia hanya bisa mengingat beberapa momen seperti saat dirinya dilantik menjadi Ketua Divisi, saat rapat besar Guardian of The Realm bersama para Petinggi Penyihir atau rapat evaluasi organisasi yang dilakukan setahun dua kali. Tidak banyak kenangan manis, yang ia ingat hanya para orang tua dengan jubah dan aksesoris berkilau duduk di singgasana besar mereka yang gemar mencela pekerjaan anggota Guardian of The Realm.

Tidak ada yang bisa memuaskan hasrat orang-orang tua tersebut. Reputasi sebagus apa pun yang pernah Hoffman dengar tentang para Petinggi Penyihir, ia yakin kisah tersebut sudah berubah menjadi abu puluhan tahun yang lalu. Sosok yang dibanggakan masyarakat sebagai ksatria penyihir yang kuat dan tak terkalahkan mungkin sudah tidak relevan jika harus disandingkan kepada para penyihir sepuh itu.

Masa kejayaan mereka sudah berlalu, tetapi orang-orang tua itu seakan tidak mau melepas nikmat dari masa kejayaan mereka. Akhirnya, kursi para Petinggi Penyihir ditempati oleh mereka selama bertahun-tahun, tidak tergantikan sampai ada yang tewas dimakan usia.

Salah satu alasan kenapa ekspedisi terus dilakukan adalah agar para penyihir dan umat manusia bisa mengetahui isi dari Shadow Grove yang terkenal sebagai sumber bencana dan malapetaka. Sambil menjalankan ekspedisi, para Petinggi Penyihir selalu bilang kalau mereka juga tengah mengusahakan perbaikan barier agar tidak ada Creature yang bisa menerobos masuk ke wilayah manusia.

Kalau dipikir-pikir lagi, Hoffman merasa ucapan para Petinggi Penyihir itu hanyalah kebohongan. Tidak pernah ada peningkatan kekuatan barier, alih-alih mencari, ia yakin para tetua itu hanya duduk bermalas-malasan sambil menikmati sajian makanan yang enak.

Sudah menjadi rahasia umum di antara para ketua divisi bahwa para Petinggi Penyihir sebenarnya tidak bisa melakukan apa pun di usia senja mereka. Jangankan menggunakan sihir kuno, sekedar berlatih dengan sihir biasa saja tidak pernah. Kapan terakhir kali mereka keluar dari kawasan istana pun tidak pernah ada yang tahu. Hoffman bahkan menebak itu terjadi puluhan tahun lalu.

"Tidak akan ada habisnya jika memikirkan soal mereka," gumam Hoffman.

Pria itu menaiki tangga yang dilapisi marmer putih, di hadapan pintu besar dari pohon mahogani yang dipoles sampai mengkilat ia mengucapkan mantra kunci untuk membuka pintu Gedung Pusat Penyihr. Hanya orang-orang tertentu yang mengetahui mantra tersebut, hal itu untuk mencegah orang-orang diluar kepentingan Petinggi Penyihir mendapatkan akses bebas ke gedung tersebut.

Hoffman memasuki gedung yang didominasi warna putih tersebut. Di dalam bagian admnistrasinya hanya terdapat sebuah meja dengan petugas penyihir wanita berambut pendek dan berjubah putih. Di bagian tengah lantainya tedapat simbol Guardian of The Realm, lalu di langit-langit yang berbentuk kubah diberi visual sihir yang memperlihatkan langit biru tanpa batas.

Wanita yang berdiri di depan meja administrasi menyapa Hoffman.

"Selamat datang," ucapnya. "Para Petinggi Penyihir sudah menanti kehadiran Anda."

"Terima kasih," balas Hoffman.

Cara untuk bertemu para Petinggi Penyihir adalah melalui administrator tersebut. Siapa pun yang berkepentingan akan mengirim surat, jika jadwal sudah disetujui, orang yang memiliki kepentingan akan diberitahukan kapan bisa menemui Petinggi Penyihir.

Setelah itu, Hoffman menuju ke sebuah lantai berbatu yang tampak mencolok. Lantai itu hanya berukuran 4x4 meter. Hoffman naik di atasnya dan seketika batu itu melayang tinggi, menembus langit biru dan gumpalan awan putih.

Hoffman melewati lantai-lantai yang berbentuk galaksi dan bintang-bintang, itu adalah visual yang diciptakan untuk menyamarkan bentuk asli lantai tersebut. Hal itu juga dilakukan untuk menyaring hati dan pikiran seseorang agar tidak ada penyelundup yang bisa menembus sampai ke ruang berkumpulnya Petinggi Penyihir.

Kadang, Hoffman berpikir sistematika defensif seperti ini tidak terlalu dibutuhkan. Apalagi jika musuh yang dikhawatirkan oleh Guardian of The Realm hanyalah aktifitas Creature. Tetapi sistem pertahanan yang diterapkan di Gedung Pusat Penyihir lebih berkesan untuk mencegah manusia ketimbang Creature.

Batu yang dipijaknya berhenti bergerak, sebuah retakan muncul di hadapannya. Retakan itu melebar, memancarkan bias putih lalu meredup perlahan. Hoffman bisa melihat sebuah lorong di dalam sana. Ia langsung melintasi retakan tersebut.

Lorong itu dilapisi kain beludru merah yang mewah. Kanan kiri dindingnya terdapat lilin berwarna emas yang dipegang oleh patung berbentuk tangan. Di ujung lorong terdapat pintu putih besar dengan ukiran simbol Guardian of The Realm. Ketika Hoffman sampai di depannya, kedua daun pintu terbuka lebar—mempersilakannya masuk ke dalam.

Ini bukan pertama kalinya Hoffman masuk ke ruang siang para Petinggi Penyihir, tetapi entah kenapa, ia merasa sedikit gugup. Ada keraguan dan kalimat yang berbisik padanya bahwa tindakannya sia-sia. Namun, ia tidak akan tahu jawaban dari para penyihir tua itu kalau ia belum menanyakannya langsung.

Hoffman berjalan melintasi deretan patung-patung penyihir yang pernah menjadi pahlawan dimasanya. Lalu di akhir lintasan ia menuruni tangga kecil, terdapat sebuah podium di tengah lantai. Di sekeliling podium itu terdapat meja-meja tinggi dan besar yang tersusun membentuk setengah lingkaran. Tiga Belas Petinggi Peyihir Duduk mengisi kursi-kursi agung tersebut, wajah-wajah itu sebagian tidak terlihat karena tertutup oleh tudung jubah atau topi besar.

Hoffman naik ke atas podium, duduk di sebuah kursi seperti terdakwa yang akan disidang oleh hakim. Ia mengangkat kepalanya, menatap para petinggi itu satu per satu.

"Selamat datang, Hoffman—Ketua Divisi Ekspedisi Guardian of The Realm," sambut seorang penyihir perempuan bertubuh kecil.

Ia bukanlah bagian dari Para Petinggi Penyihir, ia ada disana karena bertugas sebagai moderator sidang siang itu.

"Petinggi Penyihir menerima surat permintaan sidang dari Anda, sekilas, Anda mengabarkan bahwa ada informasi penting dari Shadow Grove yang perlu disampaikan. Petinggi Penyihir akan menyimak setiap informasi yang anda berikan, mengulas lalu memberikan putusan terkait informasi tersebut."

Moderator itu kemudian membacakan protokol sidang yang sudah berkali-kali Hoffman dengar, sampai ia hafal sendiri.

"Sidang akan saya serahkan kepada Petinggi Penyihir," ucap moderator, mengakhiri sesi pembukaannya yang bertela-tele.

Seorang Petinggi Penyihir dengan rambut putih, wajah berkerut dan hidung besar bengkok menunjuk ke arah Hoffman. "Kau boleh bicara sekarang, Hoffman."

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top