Bab 15: Pesan

Sihir Pemanggilan bisa dikatakan cukup rumit, tetapi, Erick menguasainya dengan baik. Hanya saja, sihir pemanggilan membutuhkan konsentrasi yang tinggi serta durasi yang cukup lama untuk melakukan pemanggilan suatu mahluk. Semakin besar dan kuat mahluknya, maka akan semakin lama prosesnya. Kali ini, Erick berniat memanggil seekor kuda sihir.

Cahaya melingkar di sekitar kaki Erick ketika ia mengulang-ulang mantra pemanggilan. "Veni es creaturae lucis, dominum tuum adiuva de situ minax vitae."

Seberkas cahaya timbul dari lingkaran kuning, hampir membentuk seekor kuda. Tetapi perhatian Erick terpecah saat ia mendengar teriakan Colossal Creature yang memekakan telinga.

Raksasa itu menarik rantai-rantai hitam yang melilit tubuhnya sampai putus, ia mengibas kabut yang menutupi wajahnya sampai hilang. Saat penglihatannya sudah jelas, ia melihat Erick yang tengah melakukan sihir pemanggilan. Sadar kalau mangsanya akan kabur, raksasa itu langsung berlari sambil menghunuskan cakar-cakar ditangannya.

"Celaka!"

Erick panik, raksasa itu akan membunuhnya duluan sebelum ia selesai memanggil kuda. Kuda terlalu sulit, aku harus memikirkan hewan lain yang lebih kecil! Matanya tidak sengaja menangkap kandang burung yang rusak karena tertimpa puing-puing.

Hatinya tiba-tiba mencelos. Aku penjaga pos ini, tugasku adalah melindungi markas dan memberi laporan. Ia memutar kalimat tersebut berulang kali di kepalanya. Memang inilah takdirku.

Erick tidak jadi memanggil kuda, ia memanggil hewan yang lebih kecil, seekor gagak pengantar surat. Menggunakan sihir, ia mencoba menyimpan pesan berisi semua kejadian hari ini kepada burung gagak tersebut. Ia tahu Colossal Creature semakin dekat, tetapi ia harus berkonsentrasi dan fokus dalam mentransfer isi kepalanya.

"Selesai!" serunya.

Satu gerakan dari tongkat, burung gagak itu langsung terbang meninggalkan Pos Lampu Merah. Erick memandangi kepergian burung itu dengan pandangan nestapa. Ia juga ingin pergi dari tempat tersebut. Ia masih ingin hidup.

Tubuhnya terguncang ke udara saat tapak kaki Colossal Creature mendarat tepat di sampingnya. Sebuah cakaran mengenai tubuhnya, memotong leher, perut dan kakinya menjadi beberapa bagian. Erick tak dapat menjerit saking syoknya, ia hanya menatap ngeri saat raksasa itu mulai membuka mulutnya yang lebar, lalu tangannya bergerak memasukkan bagian tubuh Erick hingga kepalanya ke dalam sana.

Terdengar suara kunyahan yang meremukkan tulang. Darah mengalir dari sisi gigi taringnya. Raksasa itu tersenyum puas melihat markas yang hancur lebur. Ia lambat laun pergi meninggalkan markas itu, masuk ke dalam hutan dan menghilang ditelan kabut.

***

Hoffman tidak pernah membayangkan suatu hari dirinya akan menjadi Ketua Divisi Ekspedisi. Apalagi, usianya masih tergolong cukup muda. Dia adalah satu-satunya penyihir yang diangkat menjadi ketua divisi dibawah usia tiga puluh tahun. Terlepas dari kekaguman orang diluar organisasi ksatria penyihir tersebut, Hoffman tahu benar alasan sesungguhnya ia dipilih menjadi ketua saat itu.

Dua belas tahun yang lalu, saat ia baru bergabung dengan Guardian of The Realm, ia langsung ditugaskan pada Divisi Tim Ekspedisi. Saat itu, penanggulangan dan antisipasi pada divisi masih lemah. Sehingga setiap ekspedisi bisa menelan korban jiwa lebih dari setengah total penyihir yang diberangkatkan.

Koordinasi yang buruk, tidak belajar dari kesalahan serta persiapan yang kurang menjadi alasan utama divisi tersebut selalu gagal memenuhi target pencapaian ekspedisi mereka.

Hoffman sering beradu argumen dengan ketuanya saat itu, ia berharap ketuanya mau menunda ekspedisi selama dua sampai tiga bulan untuk membenahi persiapan, tetapi saran itu selalu ditolak. Hingga akhirnya, terjadi sebuah tragedi.

Tepat dua tahun setelah Hoffman bergabung, tim kembali melaksanakan ekspedisi untuk membuka wilayah yang ada di tenggara Shadow Grove. Jauh sebelum ditemukannya Pos Lampu Merah, hanya ada hutan belantara yang tertutup dan serbuan para Creature di tempat tersebut. Persiapan yang tidak matang, anggota tim yang mayoritas adalah penyihir baru, ditambah medan yang sulit dan asing, tim itu pun kewalahan.

Muncul Creature laba-laba raksasa yang membunuh lebih dari 80% anggota tim ekspedisi itu. Walau pun Hoffman berhasil melemahkan Creature tersebut, tetapi mereka tetap tidak bisa lari dari jeratan jaring dan anak laba-laba itu. Hingga akhirnya, yang berhasil keluar dari hutan hanya empat orang saat itu. 54 penyihir dan 10 ksatria tewas dalam ekspedisi tersebut.

Keteledoran yang diciptakan oleh ketua tim ekspedisi berbuntut pada tingginya jumlah kematian. Kematian itu pun dinilai tidak sepadan dengan hasil ekspedisi. Mereka bahkan belum benar-benar masuk ke wilayah tenggara saat itu. Kecewa dan putus asa, ketua itu bunuh diri dan meninggalkan surat wasiat. Pada salah satu wasiatnya ia meminta Hoffman diangkat menjadi ketua Divisi Ekspedisi.

Hoffman memang sering berselisih pendapat dengan ketuanya, tetapi ia menghormati pria itu sehingga akhirnya menerima saat dirinya dilantik menjadi Ketua diusianya yang masih tergolong muda dan minim pengalaman.

Walau mendapat pertentangan dari Petinggi Penyihir, Hoffman tetap melaksanakan rencananya. Ia menunda melakukan ekspedisi selama tiga bulan. Seluruh penyihir senior yang masih selamat dari ekspedisi ia kumpulkan untuk membahas strategi dan berlatih. Hasilnya, saat ia akhirnya melaksanakan ekspedisi yang tertunda selama 3 bulan, untuk pertama kalinya Tim Ekspedisi berhasil kembali dari Shadow Grove dengan korban tidak sampai setengah pasukan.

Hoffman juga berhasil memperluas informasi peta Shadow Grove, ia membawa beberapa sampel tanaman, hewan, tanah dan bebatuan untuk diteliti oleh para Petinggi Penyihir. Sejak saat itu, akhirnya ekspedisi yang dilakukan oleh Guardian of The Realm mengalami kemajuan pesat.

Hoffman mengakui perjuangannya tidak akan seberhasil sekarang jika ia tidak ditemani orang-orang yang rela menukar nyawanya demi informasi kecil di Shadow Grove. Salah satu diantara sedikit orang yang bisa ia percaya adalah Erick. Pria yang berasal dari jalanan, tidak memiliki keluarga, tetapi diberi anugerah sihir oleh dunia.

Erick satu-satunya ksatria penyihir yang tidak keberatan saat diberi tugas menjaga markas di Pos Lampu Merah. Guardian of The Realm punya beberapa markas di dalam Shadow Grove, tetapi selain Erick, semuanya butuh diyakinkan berkali-kali agar mau menerima pekerjaan tersebut.

Erick juga tidak pernah membuat keributan, terlepas dari masa lalunya ia tahu bagaimana caranya berperilaku dengan baik kepada sesama rekannya. Hoffman menghormati Erick karena hal tersebut.

Hari itu, Hoffman baru menyelesaikan rapat dengan Para Petinggi Penyihir dan Ketua Divisi Guardian of The Realm. Seperti biasa, ia akan menghabiskan sebagian besar waktunya di dalam ruangan, mengevaluasi hasil ekspedisi sebelumnya, memasukkan saran dari Petinggi Penyihir dan mengatur jadwal anggota divisinya.

Ia membuat secangkir kopi, meletakkan di atas meja kayu birch bersebalahan dengan tumpukan buku dan dokumen-dokumen yang harus ia periksa. Pria itu mulai membalas surat-surat penting dari pejabat kerajaan lain, ada beberapa surat yang berasal dari anggota keluarga Guardian of The Realm, menanyakan kabar anak mereka yang tidak mau membalas surat, tetapi ada juga yang berisi caci maki karena anaknya tewas akibat ekspedisi. Hoffman sudah biasa dengan hal tersebut.

Mati sebagai Guardian of The Realm tidak otomatis menjadikan seseorang pahlawan. Tidak ada upacara seremonial yang dilakukan saat penyihir tewas melaksanakan tugas mereka. Itu adalah bagian dari pekerjaan, semua calon penyihir harus belajar menerima resiko tersebut sebelum mengikuti tes seleksi Guardian of The Realm.

Hoffman meletakkan pulpen bulunya di samping kotak tinta, ia sudah selesai membalas semua surat. Saat dirinya akan beralih ke tumpukan laporan evaluasi, pintu ruangannya diketuk.

"Masuklah," ucap pria tersebut.

Pintu terbuka, Gale dan Lucas masuk ke dalam. Seketika Hoffman teringat kalau ada janji diskusi dengan mereka berdua.

"Kau sedang sibuk?" tanya Lucas.

"Kapan dia tidak sibuk," sela Gale sambil sedikit tertawa.

Hoffman tersenyum tipis. "Petinggi Penyihir tidak akan membiarkanku menganggur satu detik pun," ucap pria itu. "Silakan duduk."

"Kita harus mulai membicarakan rencana itu," kata Lucas, membuka topik.

"Penyebaran informasi, maksudmu?" Hoffman memastikan.

Lucas mengangguk. "Penjaga menara pengawas melaporkan hal aneh tadi pagi."

"Apa itu?" Gale juga baru mengetahui hal tersebut, ia jadi penasaran.

"Ini sedikit diluar topik yang akan kita bahas hari ini, tetapi aku merasa harus menyampaikannya," Lucas menarik napas. "Penjaga bilang tadi pagi mereka melihat hewan-hewan berlarian di sekitar hutan."

Hoffman menarik sebelah alisnya, "Tidak ada yang aneh dari hal tersebut bukan?"

Lucas sudah membuka mulutnya untuk melanjutkan, tetapi percakapan mereka disela oleh suara ketukan paruh burung di kaca jendela ruang Hoffman.

"Gagak pengantar surat?" tanya Gale, heran. "Tidak biasanya ada gagak mengantar secara personal, kecuali..."

"Kecuali hal darurat," sambung Hoffman. Ia bergegas bangkit, membuka jendela ruangannya dan membiarkan gagak itu mendarat di atas mejanya. 

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top