Bab 11: Kembali ke Kerajaan

Seminggu berlalu sejak Tim Ekspedisi yang dipimpin oleh Hoffman masuk ke dalam Shadow Grove. Biasanya Tim Ekspedisi memang menghabiskan 7-14 hari di dalam sana, tergantung misi apa yang diberikan para Petinggi Penyihir dan target yang harus mereka capai.

Dihari kedelapan, ksatria yang bertugas di menara benteng Kerajaan Aeston melihat pasukan berkuda keluar dari hutan tersebut. Salah satu ksatria mengintip dari teropong monokuler dan melihat pria berjubah dengan pelat perak di dada yang memimpin di barisan terdepan adalah Hoffman.

Ksatria itu langsung mengambil terompet yang terbuat dari gading gajah. Alat itu mengeluarkan suara mendengung khas yang menjadi kode bagi ksatria yang bertugas membukakan pintu gerbang.

"Buka gerbang! Tim Ekspedisi telah kembali!" seru ksatria tersebut.

Empat ksatria yang bertugas membuka pintu gerbang langsung berlari ke alat katrol besar yang terletak di sisi kiri dan kanan gerbang. Tangan mereka menarik tuas katrol dalam satu irama dan pintu gerbang besar di hadapan mereka terbuka perlahan.

Dilihat dari atas, ksatria itu dapat menilai kalau ekspedisi kali ini berjalan lebih baik dibandingkan sebelumnya. Tentunya itu hanyalah penilaian kasar karena ia hanya menilainya dari jumah karung mayat yang dibawa oleh kereta kuda di belakang rombongan tersebut.

Tim Ekspedisi Hoffman awalnya berjumlah 63 orang—termasuk 6 orang ksatria kerajaan—namun yang kembali ke Kerajaan hanya ada 43 orang. Itu artinya ada 14 anggota yang tewas saat menjalankan ekspedisi selama seminggu kemarin.

Para penduduk yang sedang beraktifitas di jalan utama kerajaan langsung menepi ke pinggir saat melihat rombongan ekspedisi melewati pintu gerbang. Derap kaki kuda yang dinaiki oleh mereka tidak kunjung melambat, seakan bertarung dengan waktu yang tipis.

Hoffman mempertimbangkan kondisi jenazah yang akan semakin bau kalau terlalu lama terkena paparan sinar matahari. Ia tidak ingin salah satu mayat itu justru menjadi sumber penyakit baru di dalam kerajaan.

Wajah para penduduk yang menyaksikan mereka lewat cukup beragam. Ada beberapa yang tampak optimis karena melihat jumlah pasukan Guardian of The Realm yang kembali kali ini cukup banyak, namun tidak sedikit yang masih menatap para pasukan itu dengan pandangan sedih dan miris.

Rombongan Tim Ekspedisi memasuki gerbang markas Guardian of The Realm. Semua kuda berhenti mengikuti aba-aba dari Hoffman. Pria itu turun dari kudanya dan disambut oleh seorang Petinggi Penyihir. Raut wajah pria berjenggot putih panjang itu seakan mempertanyakan hasil ekspedisi kali ini.

"Kami mendapatkan tanamannya," lapor Hoffman. "Ada beberapa hal penting juga yang harus para Petinggi dengar."

"Kita akan membicarakan hal penting itu di lain hari," jawab atasannya tersebut. "Pindahkan seluruh tanaman yang kami minta ke ruang penyimpanan, lalu antarkan jasad-jasad itu kembali ke keluarga mereka."

"Saya mengerti," Hoffman menundukkan sedikit kepalanya saat Petinggi Penyihir itu berbalik dan berjalan ke dalam markas.

Setelah itu, para penyihir baik yang di markas mau pun yang berada di tim ekspedisi beramai-ramai mengangkut kotak berisi tanaman tersebut. Hoffman bersama dengan bagian administrasi dan kepala medis di markas mengecek setiap jasad, memberi tanda, dan menuliskan alamatnya agar mempermudah Hoffman memulangkan mereka ke rumah masing-masing.

"Hoffman, apakah di pasukanmu ada yang bernama Amber?" tanya petugas administrasi itu.

Hoffman mengangguk lalu menunjuk gadis dengan topi kerucut biru dan rambut merah muda yang dikucir samping. "Ada apa?"

"Ada pesan untuknya," jawab petugas administrasi itu. "Aku akan menemuinya dulu."

Amber sedang menurunkan salah satu kotak kayu saat namanya dipanggil oleh seorang wanita berkacamata dengan jubah biru panjang.

"Apakah benar namamu Amber?" tanyanya.

Amber membalikkan tubuhnya, menatap petugas administrasi itu sambil tersenyum kecil. "Benar, aku Amber."

Ia melompat turun dari atas kereta kuda dan menghampiri petugas itu.

"Dua hari lalu ada seseorang yang datang ke markas dan mencarimu, namanya Rossum, kau kenal?"

Raut wajah Amber tampak terkejut sekaligus bingung. "Dia Ibuku, apa terjadi sesuatu?"

"Tidak terjadi apa-apa, ia hanya mencarimu, kami bilang kalau kau sedang berada di dalam ekspedisi."

"Lalu dia pergi begitu saja?"

"Benar, dia langsung pergi, tetapi dia menitipkan surat ini padamu."

Petugas administrator itu menyerahkan sebuah gulungan surat pada Amber.

"Terima kasih," ucap Amber sambil menerima surat itu.

Rasanya ia ingin kegiatan hari itu segera berakhir agar bisa membaca suratnya.

Matahari tenggelam dan para ksatria penyihir itu baru menyelesaikan semua pekerjaan mereka. Amber kembali ke kamarnya setelah makan malam yang enak dan mengenyangkan. Ia begitu merindukan makanan yang dibuat dari bahan-bahan segar, bukan ransum atau makanan kaleng.

Tiga hari terakhir saat ekspedisi, mereka mulai kehabisan bahan makanan segar sehingga yang bertugas memasak menggunakan bahan-bahan dari makanan kaleng. Walau di Shadow Grove banyak terdapat tumbuhan yang terlihat bisa dimakan, tetapi Hoffman melarangnya karena mereka tidak tahu jika mengonsumsi makanan dari tempat tersebut akan berdampak apa pada tubuh maupun psikis.

Ia lega karena dirinya dan Beatrice bisa kembali dengan selamat dari ekspedisi pertama mereka. Marina juga bilang kalau ekspedisi kali ini termasuk yang hasilnya cukup baik. Amber jadi bertanya-tanya, jika yang dimaksud dengan hasil cukup baik itu menelan korban sampai 14 orang, bagaimana saat hasil ekspedisi mereka tidak cukup baik. Apakah artinya saat itu yang kembali kurang dari 10 orang. Merinding, ia tidak sanggup membayangkan masa-masa berat seperti itu.

"Ah, benar, surat dari Ibu." Amber teringat dengan suratnya.

Setelah mengenyakkan bokongnya di atas ranjang, ia membuka laci kayu di samping tempat tidur dan mengambil gulungan surat tersebut.

Ia bisa melihat tulisan tangan ibunya yang khas. Gadis itu bertanya-tanya kenapa Ibunya sampai harus datang ke Kerajaan Aeston. Apakah isi surat yang dikirimnya kemarin sampai membuat wanita itu sangat khawatir. Seperti bukan Ibu saja.

Amber,

Aku harap kabarmu baik-baik saja

Aku sempat datang ke markas Guardian of The Realm di Kerajaan Aeston untuk menemuimu.

Tetapi mereka bilang kau masih menjalankan ekspedisi

Ada hal penting yang harus kusampaikan secara langsung.

Jika kau sudah kembali, temui aku di kaki gunung Valleyfall.

Peluk hangat dari Ibumu, Rossum

Amber melipat surat itu. Ia tidak habis pikir apa yang Ibunya akan lakukan di kaki Gunung Valleyfall. Gunung itu sendiri berada di sebelah Selatan Kerajaan Aeston. Sebagian wilayah gunung itu berbatasan dengan Shadow Grove dan dijaga oleh Guardian of The Realm.

Saat Amber melipat kertasnya, ia baru tersadar ada gambar aneh di ujung surat itu. Ia membalikkan kertas tersebut, melipat setiap ujung surat dan terbentuk peta kecil disana. Ia jelas mengenali gambar itu sebagai Gunung Valleyfall, lalu ada tanda silang kecil di sana, seperti penunjuk lokasi.

Ibunya belum pernah bertingkah misterius seperti ini, membuat Amber semakin gelisah. Ia bangkit dari kasur, menimbang-nimbang apakah harus segera pergi ke tempat Ibunya. Bagaimana jika ia datang tetapi Ibunya sudah pergi, belum lagi ia harus mengurus perizinan dengan Hoffman.

"Ah, ini membuatku pusing," keluh Amber.

Ia menatap langit malam yang bertabur bintang dari jendela kamarnya yang terbuka. Firasatnya mengatakan ia harus segera menemui Ibunya, tetapi, bagaimana dengan tugasnya di sini.

Tiba-tiba pintu kamarnya diketuk dari luar, Amber sampai terperanjat saking kagetnya. Ia buru-buru berlari ke depan pintu dan membukanya.

"Hoffman?" Amber bingung mendapati ketua divisinya berdiri di sana.

"Maaf mengganggu istirahatmu," ucap Hoffman. "Bisa ikut aku sekarang?"

"Tentu saja, tunggu sebentar." Amber menutup kembali pintu kamarnya. Ia buru-buru mengenakan jubah biru panjang untuk menutupi setelan tidurnya.

Tidak lama kemudian, Amber sudah siap dan menemui Hoffman yang menunggu di luar asrama. Terdengar sedikit keributan saat pria itu melintasi lorong-lorong kamar yang berisi para penyihir perempuan.

Jika Hoffman sampai menjemputnya langsung, Amber memiliki firasat kalau ini sesuatu yang amat penting. Apakah ini tentang Colossal Creature? 

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top