Bab II

"Sebenarnya... INI DIMANA SIH?!"

Duak

"Ouch...."

Marry meringis pelan seraya mengusap kepala bagian belakangnya yang sakit akibat terkena sesuatu. Ia berbalik untuk melihat apa yang tadi mengenai kepalanya. Sebuah kerikil.

"Siapa yang tadi melempariku, hah?!" Serunya kesal sambil menatap sekeliling tajam.

"Aku. Kenapa?"

Sebuah suara khas lelaki menyahut dari balik rimbunnya pepohonan.

"Keluar kau! Jangan hanya jadi pengecut dan bersembunyi!"

Hening. Suara tadi tak membalas seruan Marry sama sekali.

"Hei-"

"Diam," titah seorang lelaki bersurai biru tua yang entah sejak kapan sudah berada di belakang Marry dan membekap mulutnya. Lelaki itu kemudian menarik tubuh si gadis untuk bersembunyi di balik pohon.

Dari arah kejauhan, terdengar suara langkah kaki seseorang yang perlahan mulai berjalan mendekat ke arah tempat bersembunyi mereka.

"Sampai kapan kau ingin bersembunyi di sana, Ten?"

Nafas Marry serasa tercekat kala mendengar suara milik orang yang baru datang itu. Suaranya mengingatkan Marry akan seseorang. Zero.

Buru-buru, ia menyingkirkan tangan Ten -lelaki misterius tadi- dari mulutnya dan segera keluar dari persembunyian mereka. Lamat-lamat, ia memperhatikan sosok Zero kini yang masih sama seperti di mimpinya.

"Apa kau... Zero?" Tanyanya sekedar memastikan.

Tapi orang itu tidak langsung menjawab pertanyaan tersebut. Ia menatap gadis itu untuk sesaat sambil tersenyum ramah, "Benar sekali, Marry. Aku adalah Zero, penjaga sihir tingkat Secundus. Atas nama para penjaga sihir yang lainnya, aku ucapkan selama datang di Magie."

Marry menatap Zero keheranan.

"Magie itu apa? Kenapa aku bisa berada disini? Apa ini semua karena perbuatanmu?"

"Tenanglah Marry, akan kujawab pertanyaanmu itu satu persatu seperti yang sudah kujanjikan di mimpi.

Pertama, Magie adalah sebuah dunia yang diciptakan oleh 'keajaiban' untuk mereka yang terlahir sebagai penyihir. Di sini, sihir adalah hal yang normal dan sering terlibat dalam kehidupan para penyihir.

Kedua, kau bisa berada di sini karena kau telah menemukan perpustakaan rahasia milik penyihir Primus kedua yang sengaja dibangun di dunia manusia.

Dan yang ketiga, antara ya dan tidak," jawab Zero santai.

"Lalu... apa yang kau maksud dengan penyihir Inimicus, Defensionis, dan Medicus pada percakapan kita tempo hari?" Tanyanya lagi.

Zero mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum akhirnya ia tertawa pelan.

"Hahaha, ternyata kau masih ingat dengan pertanyaanmu waktu itu ya? Baiklah, kalau begitu, aku akan menjelaskannya secara singkat.

Penyihir Inimicus adalah penyihir penyerang, penyihir Defensionis adalah penyihir pelindung, dan penyihir Medicus adalah penyihir penyembuh. Apa kau paham?"

Marry mengangguk cepat sebagai respon atas pertanyaan Zero tersebut.

"Syukurlah jika kau bisa paham~"

"Zero, sejak kapan kau mengenal manusia ini?" Tanya Ten dingin sambil menatap Marry tajam.

Rupanya, sedaritadi itu Ten hanya diam sambil bersandar pada batang sebuah pohon dan memperhatikan pembicaraan kedua orang tersebut. Awalnya, ia sedikit kebingungan dengan arah pembicaraan mereka, tapi akhirnya dia mengetahui bahwa Marry sesungguhnya adalah seorang manusia. Terbukti dari ketidaktahuannya mengenai dasar sihir dan penyihir.

"Hm? Belum lama kok," jawab Zero sambil tersenyum tipis.

"Oh."

Setelah itu, tak ada lagi yang berbicara. Keheningan yang terjadi itu membuat Marry merasa canggung. Berbanding terbalik dengan Zero dan Ten yang tampak sudah terbiasa.

"Um... apa ada caranya agar aku bisa kembali?" Tanya Marry berusaha mengusir keheningan.

"Ada satu," jawab Zero cepat.

Seketika, mata Marry berbinar-binar dan muncullah aura bunga bermekaran disekitarnya.

"Benarkah? Apa itu?"

"Kau harus membuka buku tua berwarna merah yang ada di perpustakaan penyihir Primus pertama. Tapi untuk masuk ke dalam perpustakaan tersebut, kau harus bisa mendapatkan kunci perak dari penjaga sihir tingkat Primus."

"Dan dimanakah aku bisa bertemu dengan penjaga sihir tingkat Primus itu?"

Zero tersenyum sendu saat mendengar pertanyaan tersebut.

"... dia sudah menghilang."

"Eh?"

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top