"Thank You," it's not enough
Apakah sulit untuk sekadar mengatakan terima kasih?
Hanya sebuah kalimat sederhana, simpel, pendek, namun penuh makna.
Terkadang,hanya dari kalimat itu, sebuah hubungan bisa lebih erat lagi... mungkin....
**********************
Ella sedang bingung. Tentu saja, bagaimana tidak?
Mengingat kejadian kemarin, tentu saja membuat Ella berpikir setengah mati hanya untuk menemukan sebuah jawaban.
Kemarin ia bertemu Shun, 'kan?
Cery juga ada di sana?
Tapi kenapa saat bangun, Cery bilang Shun tidak ke kamarnya? Apa mungkim Cery berbohong?
Ella menggeleng, Cery adalah orang yang paling ia percaya dan paling ia kenal. Gadis itu tak akan pernah berani membohongi Ella meskipun hanya hal kecil.
Tok tok tok...
Sebuah ketukan pintu terdengar, membuat lamunan Ella langsung saja buyar. Sang Puteri tersentak kecil kemudian berdehem samar.
"Siapa?"
"Ini Cery, Tuan Puteri."
Ella langsung menghela napas lega. Ia butuh bicara dengan Cery saat ini, "masuklah!"
Krieet...
Bunyi gesekan pintu yang menyentuh lantai terdengar, aroma khas Cery langsung dapat tercium oleh Ella. Langkah laki Cery juga terdengar mendekat dengan perlahan meskipun samar-samar.
Cery duduk di tepi ranjang milik Ella, kemudian senyum kecil terukir di bibir gadis itu meskipun Ella tak dapat melihatnya.
"Pangeran Shun katanya ingin menemui anda, Puteri." Ucap Cery dengan nada sopan, namun tersirat rasa jahil dalam kalimat itu.
Kedua alis Ella bertaut, bingung dengan ucapan Cery yang sangat jelas itu. Oh, bukan bingung, mungkin hanya sedikit kaget saja.
"Shun? Untuk apa?" Pertanyaan mainstream langsung saja keluar dari bibir tipis Ella.
"Hmm~ Aku juga tak tahu," Cery tak kuasa menahan senyum jahilnya melihat respon Ella yang sesuai dengan ekspetasinya itu.
Ella merasa heran, bila Shun ingin menemuinya, bukankah lelaki itu bisa saja langsung masuk ke kamarnya bersama Cery tadi?
"Kapan dia ke---"
"Selamat pagi, Puteri~" Nada jahil serta aroma khas itu membuat kalimat yang hendak diucapkan Ella tak terselesaikan. Namun, ia sudah dapat menebak siapa yang memasuki kamarnya itu.
"Cery, bisakah kau pergi dulu? Aku ingin berbicara privasi dengan Ella."
"Oh, baik, Pangeran. Puteri, permisi."
Sebuah langkah kaki terdengar menjauh, diikuti dengan suara pintu yang tertutup dengan hati-hati.
Ella bertanya-tanya dalam hati, apa yang ingin diucapkan oleh Shun sampai-sampai meminta Cery untuk pergi?
"Jadi, Ella. Bagaimana hadiah dariku kemarin~?"
"Eh? Hadiah?"
Shun berusaha menahan rasa gemasnya ingin mencubit pipi mulus Ella, semoga saja Shun bisa menahannya hingga akhir.
"M-maksudmu m-mataku? T-tapi Cery bilang kau tidak ke kamarku kemarin---?"
"Apa diriku begitu nyata bagimu? Kalau iya, berarti kau bisa menganggap hadiahku sebagai kenyataan, 'kan?
Ella bungkam untuk sesaat, ia menghembuskan napas pelan. Berpikir sekilas sejenak lalu langsung menyunggingkan senyum pada Shun.
"Baiklah, itu memang terasa nyata. Terima kasih hadiahnya, Shun."
Tanpa Ella sadari, sang Maou-sama menampilkan smirk yang bisa saja membuat orang yang melihatnya berpikiran ambigu.
"Hee? Tapi 'terima kasih,' saja tidak cukup, Ella."
Ella mengernyit, kembali bingung menanggapi kalimat abstrak dari seorang Shun. "Jadi? Apa yang bisa kulakukan selain berterima kasih?"
Seringaian Shun yang jahil itu semakin tercetak jelas di wajah tampannya. "Cium aku."
"He?" Ella langsung mendadak tuli seketika.
"Aku bilang, cium aku. Mudah, 'kan?"
"S-Satu kali saja, ya." Ella merasakan pipinya merona merah. "U-uh, tapi aku malu!"
Ella menundukkan kepalanya, ia merasa malu melakukan permintaan Shun yang cukup mengejutkan itu. Seumur hidupnya, Ella tak pernah menyentuh lelaki manapun kecuali Ayahnya.
Set
Sebuah tangan dingin menyentuh dagu Ella, membuat kepala gadis itu kembali terangkat.
"Kalau begitu, biar aku yang menciummu."
"S-Shu---mpfh?!"
Kedua bibir tipis itu saling bersentuhan untuk beberapa saat. Wajah Ella dapat dipastikan sudah menjadi kepiting rebus, dan Shun dengan tenang menjauhkan wajahnya. Ya, hanya sebuah kecupan singkat di bibir. Namun penuh makna.
"S-Shun..."
"Ah~ first kissmu, ya~?"
"Bagaimana---?!"
"Rasanya manis, lho~"
"Keluar dari kamarku, Shun!!!"
To be continued...
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top