Bab 2 bersyukur

Hay sahabat storry Sekar, adakah yang merindukan kisah Adzkiya disini.
Semangat untuk kembali beraktivitas ketika hatimu gundah gulana ya, semoga sehat-sehat selalu.
Jangan lupa tetap menjadi support sistem untuk sahabatnya masing-masing ya 🥰..

_____________________________

"Ketika seseorang mendapatkan pujian, maka merendahlah. Karena pujian hanya sebatas ucapan orang. Sebaiknya bersyukur dan memperbaiki untuk menjadi lebih baik."

—Azzura

Disudut aula rapat, beberapa orang tengah sibuk mempersiapkan tempat rapat yang akan digelar sebentar lagi. Salah satunya adalah Farra, kali ini ditugaskan oleh Dokter Febri untuk mengecek kelengkapan rapat agar tidak kekurangan sama sekali. Jam sudah menunjukkan pukul 9.00 pagi tepat, Dokter Febri dan beberapa anggota rapat memasuki ruangan. Namun, masih ada dua instansi pemerintah lagi yang belum hadir.

Sudah biasa dinas tempat Naila bekerja selalu telat untuk datang. Namun, kali ini rapat akan dipandu langsung oleh Dokter Febri selaku kepala seksi jaminan kesehatan. Di sisi lain, Naila tengah bersiap untuk berangkat rapat dengan tim data infomasi dan penyuluh sosial. Mobil sudah dipanaskan dan terparkir di depan ruangan. Ibu Santi selaku kepala bidang sudah memasuki mobil lebih dahulu diikuti oleh Naila dan Pak Helmansyah selaku kepala seksi bidang.

Sepanjang perjalanan ia mencatat seluruh pertanyaan dan bahan yang akan dipresentasikan, padahal ini bukan pertama kalinya Naila ikut rapat. Namun, perasaan deg-degan selalu dirasakan olehnya. Hanya membutuhkan waktu kurang lebih sepuluh menit akhirnya mobil Luxio hitam milik dinas sudah terparkir di area dinas kesehatan tempat rapat yang akan dilaksanakan.

Ibu Santi dan tim turun dari mobil, bergegas memasuki Dinas Kesehatan di mana aula tempat rapat tersedia. Naila hanya bisa berdzikir agar presentasi hari ini berjalan dengan baik dan membuahkan hasil terbaik untuk tempatnya bekerja.

"Naila, bahan rapat sudah siap semuakan? Ibu tidak mau ada kecerobohan yang membuat malu nama Dinas kita!" ucap Ibu Santi dengan nada penuh penekanan.

"InsyaAllah, semuanya sudah Naila persiapkan dengan matang Bu, bismillah semoga Naila tidak mempermalukan nama Instansi kita," ujar Naila dengan senyuman tipis.

Jantungnya berdetak dengan kencang, gadis itu memejamkan matanya setelah memasuki aula rapat dan duduk di kursi yang sudah tersedia. Membuka kembali laptop dan map file yang dibawanya untuk dipelajari, setelah mendapat sambutan dan giliran untuk memaparkan presentasi. Naila memberikan Flasdisk pada Mba Farra selaku asesor rapat hari ini, dengan penuh keyakinan ia berdiri di fodium dengan Bu Santi selaku kepala bidang kemiskinan.

Naila memberikan paparan tentang angka kemiskinan berdasarkan data dari Kementerian Sosial, dengan kelihaian dalam berargumentasi membuat para audensi terpana pada penyampaian materi yang ia bawa. Seluruh audien berdiri takjub dengan penjelasan gadis itu, Bu Santi sendiri mengacungkan dua jempol untuk hasil presentasi anak buahnya itu.

"Bagus sekali, Naila. Apa yang kamu sampaikan hari ini sangatlah luar biasa. Memang betul angka kemiskinan kita selalu naik, namun adakalanya kita selaku OPD perlu mengedukasi masyarakat dan memberikan peluang kerja di saat perekonomian krisis sekarang. Ibu bangga memiliki staf berwawasan luas seperti kamu. Selamat, Naila," ucap Bu Santi setelah ia turun dari podium rapat dan kembali duduk di samping Pak Helmansyah.

"Terima kasih atas support-nya, Bu. Tanpa Ibu dan Pak Helmansyah mungkin Naila tidak akan bisa memberikan materi yang terbaik hari ini. Bapak memberikan tanggung jawab penuh pada Naila untuk memberikan materi ini, jasa kalian tidak akan pernah dilupakan," ucap Naila dengan mata berkaca-kaca.

"Masyaallah, Naila. Ibu sangat kagum pada dirimu. Ternyata selain kamu bisa mengolah data, tetapi kamu juga bisa memberikan penjelasan mengenai data yang sudah kamu punya menjadi bahan materi hari ini. Selain sangat ringkas kamu menjelaskan, tepat sasaran sekali, semoga kamu bisa lebih baik dari sekarang, ya," ucap Dokter Febri sambil mengusap pipi Naila.

"Jangan memuji Naila berlebihan, Bu. Cukup dengan ucapan alhamdulillah saja sudah sangat berarti. Karena bagi Naila pujian hanya sebatas ucapan seseorang. Jika seseorang selalu saja dipuji akan besar kepala nantinya. Naila tidak mau seperti itu," ucapnya dengan menunduk.

"Masyaallah, Kedua orang tuamu pasti memberikan pemahaman agama yang tinggi. Ibu tidak pernah melihat seseorang merendahkan dirinya seperti kamu. Ibu berharap kamu bisa sukses mengejar karier dan impianmu, Nak!" ujar Dokter Febri dengan tulus.

"Jazakillah khairan, Bu. Kalau begitu Naila pamit ke meja prasmanan terlebih dahulu. Permisi, Assalamualaikum," ucap Naila lalu meninggalkan atasannya.

***

Acara rapat akhirnya selesai, seluruh audiensi digiring untuk makan siang bersama. Ia sangat bersyukur dengan nikmat yang Allah berikan saat ini, tidak sia-sia ilmu yang pernah diberikan oleh Bu Santi selaku kepala bidang data informasi membuahkan hasil. Hampir 1 tahun 6 bulan Naila bekerja di dinas ini, banyak sekali ilmu yang didapat olehnya. Namun, menurutnya poin terpenting adalah mensyukuri.

Setiap manusia memiliki jalan hidupnya masing-masing, Naila adalah salah satu yang terbaik untuk duduk di bangku pemerintahan padahal pendidikannya hanya seorang lulusan SMK tahun 2015 silam. Namun, saat ini dirinya kembali duduk di bangku kuliah semester 3. Dengan penghasilan yang tidak banyak, tetapi ia bisa memberikan sepuluh persen dari gajinya untuk disumbangkan kepada yang tidak mampu.

Abi Harrist selalu mengajarkan untuk menjadi seseorang yang rendah diri dan membantu orang yang membutuhkan. Jangan menjadi seseorang yang tinggi hati, dalam artian sombong, pada apa yang kita capai. Karena di luar sana banyak orang yang belum seberuntung diri kita, kesombongan akan membuat kita jatuh nantinya.

Sewaktu kecil Umi Daliya selalu menceritakan kisah teladan nabi, yang masih Adzkiya ingat hingga saat ini adalah kisah raja Namrud bin Kan'an, raja yang diazab melalui seekor nyamuk.

memiliki kekayaan yang luar biasa, ia memiliki istana megah dan tinggi mencakar langit, cadangan makanan yang berlimpah, serta bala tentara yang banyak.

Sayangnya, Namrud adalah raja yang zalim, ia tak serta-merta membunuh rakyatnya yang tidak mematuhinya. Konon, Namrud adalah raja pertama yang berbuat lalim di muka bumi. Karena kesombongannya, Namrud bahkan menyatakan diri sebagai Tuhan.

Tidak hanya karena kekuasaannya Namrud mengaku sebagai Tuhan, tetapi juga karena ia dikaruniai kecerdasan dan kesehatan yang sangat baik. Konon, Raja Namrud tidak pernah terserang penyakit selama ratusan tahun.

Karena kekayaannya yang berlimpah, orang-orang biasa datang menemuinya untuk meminta perbekalan makanan. Ketika itu, datang bersama beberapa orang lain untuk meminta perbekalan makanan kepada Namrud.

Setiap orang yang datang ke sana akan ditanya, "Siapakah Tuhanmu?"

Maka mereka semua menjawab, "Engkau, wahai rajaku."

Maka Namrud pun memberikan persediaan makanan kepada mereka.

Hingga tibalah giliran Nabi Ibrahim, Namrud bertanya, "Siapakah Tuhanmu?"

"Tuhanku ialah Yang Menghidupkan dan Mematikan," jawab Nabi Ibrahim.

Namrud kemudian berkata, "Akulah yang dapat menghidupkan dan mematikan."

Maksud Namrud, dengan kekuasaannya ia dapat membiarkan seseorang untuk hidup atau membunuhnya.

"Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitlah ia dari barat," sanggah Nabi Ibrahim.

Mendengar jawaban itu, Namrud hanya terdiam. Lalu diusirlah Nabi Ibrahim tanpa diberikan makanan sedikit pun.

pun kembali dengan tangan kosong. Di perjalanan pulang, Nabi Ibrahim melewati sebuah bukit pasir yang berdebu, maka diambillah pasir berdebu itu untuk dibawa kepada keluarganya agar dapat menghibur hati mereka. Sesampainya di rumah, Nabi Ibrahim meletakkan bawaannya dan langsung beristirahat.

Keesokan harinya, sang istri bangun dan melihat apa yang dibawa suaminya. Ternyata di dalamnya ada bahan makanan yang sangat baik, ia pun mengolah bahan itu dan disuguhkan kepada suaminya.

begitu terkejut melihat makanan di hadapannya, ia pun bertanya pada istrinya, "Dari mana engkau mendapatkan makanan ini?"

"Dari bungkusan yang engkau bawa," jawabnya.

Nabi Ibrahim pun menyadari bahwa itu adalah rezeki dari Allah Swt.

Allah Swt. kemudian mengutus malaikat kepada Namrud agar ia beriman kepada Allah. Namun, raja sombong itu menolak mentah-mentah dan menyangkal.

"Memangnya ada Tuhan selain diriku?"

Malaikat datang untuk kedua kalinya, tetapi Namrud tetap tak mau beriman. Hingga datanglah malaikat ketiga kalinya dan jawaban Namrud tetap sama. Maka malaikat pun berkata, "Kumpulkanlah seluruh bala tentaramu hingga tiga hari."

Maka Namrud mengumpulkan seluruh tentaranya, lalu Allah mengirimkan jutaan nyamuk menuju bala tentara Namrud. Saking banyaknya, mereka bahkan tak dapat melihat sinar matahari karena tertutup oleh gerombolan nyamuk. Nyamuk-nyamuk itu kemudian mengisap darah pasukan Namrud dan memakan daging mereka. Maka habislah pasukan Namrud, sedangkan Namrud tetap selamat. Lalu Allah mengutus seekor nyamuk untuk masuk ke kepala Namrud melalui lubang hidungnya. Nyamuk itu terus bertahan di kepala Namrud dan menyiksanya selama 400 tahun. Tak kuat dengan perihnya, Namrud akhirnya memukul-mukul kepalanya dengan tongkat kecil. Disebutkan bahwa ia menjadi raja yang zalim selama 400 tahun, maka Allah pun mengazabnya selama 400 tahun hingga akhirnya ia mati karena wasilah seekor nyamuk kecil.

Begitulah Allah Swt. memberikan pelajaran kepada raja angkuh nan sombong melalui seekor nyamuk yang kecil.

Wallahu a'lam bisshawab

Masyaallah sekali, Naila memiliki orang tua yang memberikan ilmu agama dengan baik. Walaupun dirinya bukan lulusan pesantren atau madrasah, Abi dan Umminya mengajarkan agama Islam sejak usia dini, hingga saat ini Naila selalu berdoa agar bisa menjadi pribadi lembut seperti Ummi Daliya. Seorang ibu adalah madrasah utama untuk anak-anaknya, ia berharap jika kelak dijodohkan oleh lelaki yang bisa membimbingnya dan menerima segala kekurangannya.



*sumber kisah raja Namrud bin Ka'nan, raja yang diazab melalui seekor nyamuk: https://islami.co/kisah-namrud-bin-kanan-raja-yang-diadzab-melalui-seekor-nyamuk/

revisi 10 april 2023

1296 kata 

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top