5 ~ Tergores Kembali
Ayra sadar bahwa tidak semua yang dia pikirkan akan berjalan sesuai keinginannya. Tapi ini terlalu cepat! Kesempatan itu datang untuknya, tapi secepat itu pula kenyataan kembali mematahkannya.
Ayra tidak ingin egois, tapi dia pun tidak bisa bersikap naif dengan berbahagia ketika pujaan hatinya telah memiliki kekasih.
Entah ini benar-benar cinta atau mungkin hanya sebatas obsesi. Tapi yang Ayra tahu, dia telah kehilangan Liam. Untuk yang kedua kalinya.
"Ay ngelamun terus, ada yang salah?" tanya Nanad membunyarkan semua pikiran Ayra.
"Gak ada," jawab Ayra sambil tersenyum dan menutup kembali buku yang sama sekali tidak ia baca.
"Ayra kamu sehat?" Ardan tiba-tiba datang menghampiri Ayra dan Nanad yang tengah bersantai di kursi taman yang terletak tak jauh dari kelas mereka.
"Eh aku baik kok," jawab Ayra sambil tersenyum canggung.
"Kemarin gak masuk kenapa?" tanya Ardan.
"Kemarin aku ada keperluan mendadak," bohong Ayra.
Nyatanya seharian kemarin ia mengurung dirinya di kamar sebab patah hati.
"Ohh ... Ini catatan aku tentang materi yang kemarin," ucap Ardan sambil menyerahkan buku catatan nya.
"Cie Ardan perhatian," goda Nanad dan hanya dibalas kekehan oleh Arda.
"Makasih Ardan. Beneran nih aku boleh lihat catatan kamu?" tanya Ayra.
"Santai aja Ay, kita kan sekelas. Kalau kamu perlu apapun bilang aja," jawab Ardan.
"Makasih banyak ya Ar," ucap Ayra.
"Bilang kembali kasih dong Dan," ujar Nanad.
"Apasih Nad, yaudah aku balik ke kelas duluan." Ujar Ardan dan bergegas meninggalkan mereka.
"Ciee Ar dan Ay, cocok tuh dari nama aja udah cocok," seloroh Nanad begitu Ardan sudah pergi.
"Nad jangan gitu ah, ntar Ardan nya malah gak nyaman lagi," ucap Ayra.
"Duh so sweet banget sih Ay udah mikirin kenyamanan Ardan aja," goda Nanad belum menyerah.
"Nanad Ish! Udahlah aku mau balik ke kelas, bentar lagi dosennya datang!"
"Iya-iya yang mau nyamperin Ardan."
Dan Ayra hanya bisa pasrah dengan menghela napasnya mengingat kelakuan Nanad yang pasti tak akan pernah berhenti menggoda nya.
***
"Ayra!"
Ayra berhenti dan berbalik melihat siapa yang memanggilnya. Ia tersenyum dan menghela napas sejenak jika ternyata itu adalah sumber luka dan juga sempat jadi sumber bahagianya.
"Mau pulang bareng gak? Kebetulan hari ini aku bawa mobil jadi aman lah gak akan kena hujan kaya tempo hari," ucap Liam sambil terkekeh.
"Gak usah bang, Ay bawa motor kok," jawab Ayra sambil menunjukkan gantungan kuncinya.
"Oh oke. Aku mau sekalian kenalin kamu sama seseorang," ujar Liam.
"Siapa?" tanya Ayra mulai merasa tak enak hati.
"Nah itu dia," ucap Liam sambil menunjuk seseorang di belakang Ayra.
Napas Ayra tercekat begitu melihat seorang perempuan cantik yang berjalan menuju ke arah mereka.
"Kamu udah lama yang?" tanya perempuan itu pada Liam membuat Ayra tersenyum kecut.
Ini wanita yang berhasil mengambil hati Liam dan berhasil mematahkan semua kesempatannya.
"Enggak, aku baru aja mau nunggu kamu," jawab Liam sambil merapikan sedikit poni dari perempuan itu membuat Ayra membuang muka.
"Eh ini siapa?" tanya perempuan itu membuat Ayra mendongak dan menunjukkan senyumnya.
"Kenalin aku Ayra kak, tetangganya bang Liam," jawab Ayra sambil mengulurkan tanganya dan di balas menjabat oleh perempuan itu.
"Oh ini Ayra anaknya prof Hadi yang sering kamu ceritakan ya yang. Kenalin aku Airin pacarnya Liam," jawab Airin dan balas tersenyum.
"Yaudah kalau gitu, bang Liam, kak Airin, Ayra pamit pulang duluan ya," ucap Ayra sudah tak tahan berada diantara mereka.
"Gak mau makan bareng dulu Ay?" tawar Airin.
"Makasih tawarannya kak, tapi lain kali aja ya ada yang mau Ay kerjain soalnya," tolak Ayra dengan halus.
"Yaudah deh kalau gitu, semoga kedepannya kita sering ketemu ya. Aku senang dapat teman yang merupakan orang dekat Liam," jawab Airin dengan senyum cantiknya yang membuat Ayra semakin iri karena tidak bisa membenci wanita ini.
"Iya kita deket kok, deket rumahnya," balas Ayra sambil terkekeh.
Kekehan yang lebih kepada meratapi dirinya sendiri.
"Ay hati-hati ya. Salamnya buat om dan tante," ucap Liam.
"Oke. by kak," ucap Ayra dan melangkahkan kaki menuju pelataran parkir.
***
6 bulan kemudian...
"Ay teman-teman kamu kemana?" tanya Ardan dan duduk di bangku depan Ayra.
"Engga tahu tuh, katanya mau ke toilet tapi lama," jawab Ayra dan melihat ke sekiling kantin mencari keberadaan Leni atau Nanad.
"Aku boleh duduk disini?" tanya Ardan.
"Ya boleh dong," jawab Ayra sambil tersenyum jenaka.
"Kuis tadi gimana Ay, susah enggak menurut kamu?" tanya Ardan mengawali lagi percakapan saat keheningan sudah mulai menyelimuti mereka.
"Susah-susah gampang," jawab Ayra dan terkekeh.
"Aku udah baca materinya, hanya saja selewat baca gak aku pelajari lebih lanjut. Jadi ya mungkin ada beberapa jawaban aku yang ngaco," lanjut Ayra.
"Aku sama sekali belum baca Ay," ujar Ardan dengan tawa renyah nya.
"Masa sih? Seorang Ardan yang dikenal begitu rajin. Gak percaya aku!!" sanggah Ayra.
"Etdah serius! Kemarin-kemarin aku lagi males banget buat sekadar baca-baca materi kuliah," ucap Ardan.
"Kamu butuh refreshing kali," ujar Ayra.
"Weekend kamu ada kegiatan gak Ay?" tanya Ardan membuat Ayra berpikir.
"Kayanya gak ada deh. Tapi aku belum tanya mama takutnya ada acara dadakan," jawab Ayra.
"Nanti kamu tanyain ya. Kalau misalkan gak ada, aku mau ajak kamu main," ucap Ardan.
"Sama siapa aja?" tanya Ayra polos.
"Berdua aja, boleh?" tanya Ardan.
"Jangan berduaan loh, nanti yang ketiganya setan," ucap Ayra sambil tertawa.
"Kita ke tempat yang rame kok, jadi enggak berduaan," jawab Ardan yang juga tertawa.
"Mau kemana nih kita rencananya?" tanya Ayra mulai tertarik.
Sepertinya dirinya pun juga butuh refreshing setelah berbulan-bulan ini melewati fase move on yang cukup berat.
"Kamu bisa pilih kita mau kemana," tawar Ardan dan menunjukkan ponselnya yang sedang memutar vidio rekomendasi tempat main.
"Ardan niat banget sampe nyiapin yang kaya gini," ucap Ayra sambil menyimak isi vidionya.
"Soalnya aku juga bingung Ay mau kemana," jawab Ardan.
"Iya juga sih. Sama kaya aku Ar, aku juga karena jarang hunting gitu jadi gak terlalu tahu tempat-tempat yang cocok. Padahal aku orang asli Bandung," ucap Ayra sambil terkekeh.
"Ke Pangalengan aja gimana Ar?" tanya Ayra begitu vidio yang berdurasi singkatnya selesai.
"Boleh Ay. Adem gitu ya kayanya."
"Cocok tuh kayanya buat mendinginkan kepala," tambah Ayra.
"Oke deal ya, nanti kamu kabari aku aja kalau misalkan jadi," ucap Ardan dan diangguki oleh Ayra.
"Ay sorry lama, tadi toiletnya penuh," ucap Leni yang baru datang kembali bersama Nanad.
"Gak papa Len," jawab Ayra.
"Ya gak papa kan ditemani ayang," ujar Nanad sambil terkikik.
"Nanad jangan gitu ah," ucap Ayra memperingati.
"Gak papa Ay, toh Ardannya juga bakalan seneng kalau jadi ayang kamu," bukan Nanad yang menjawab, tapi Leni yang kini menggodanya.
"Ardan maafin temen aku ya. Emang kaya gitu otaknya," ucap Ayra sambil mendelik ke arah teman-temannya.
"Gak papa santai aja, mereka juga kan teman aku," ucap Ardan.
"Nah kan, Ardan nya aja santai. Kamu aja yang terlalu serius Ay," ucap Nanad.
"Eh Ardan aku mau tanya dong. Kamu kenal kak Airin?" tanya Leni membuat Ayra langsung menoleh begitu mendengar nama yang tak asing itu.
"Kak Airin putri kampus?" Ardan balik bertanya membuat Ayra lebih memfokuskan pendengarannya.
Ia Airin yang sama dengan Airin pacarnya Liam. Sebulan kemudian setelah mereka bertemu, Ayra mengetahui bahwa Airin adalah putri kampusnya.
"Iya yang itu. Soalnya waktu itu aku lihat kamu ada di instastory nya kak Airin," jawab Leni.
"Dia sepupu aku," jawab Ardan membuat Ayra cukup tercengang.
"Berarti kamu kenal kak Liam?" tanya Leni lagi.
"Kak Liam yang waktu itu nyamperin Ayra ke kelas?" tanya Ardan membuat Leni mengangguk dengan tidak sabar.
"Cuma kenal sekilas doang. Lagian aku sama kak Airin juga gak begitu dekat. Kita sesekali ketemu kalau ada acara keluarga aja kaya kemarin," jawab Ardan.
"Kak Liam itu tetangganya Ayra. Dan kak Airin itu sepupunya Ardan. Wah berarti kalian berdua jodoh," ucap Nanad.
"Dari mana hubungannya itu?" tanya Ayra sambil mendelik.
"Dari Tuhan," jawab Nanad dan tertawa renyah.
"Aku ke kelas duluan ya," pamit Ardan dan diangguki oleh mereka bertiga.
"Jangan bahas hal-hal kaya gitu ih," ucap Ayra begitu Ardan sudah tidak ada diantara mereka.
"Kenapa? Kamu salah tingkah ya?" tebak Leni dan sukses mendapat cubitan dari Ayra.
"Aku sama Ardan itu temenan, dan jangan rusak pertemanan kami dengan hal-hal kaya gini," jawab Ayra.
"Aku sama pacar aku juga awalnya temenan doang," ucap Nanad santai.
"Ay emangnya kamu yakin Ardan cuma mau temenan sama kamu? Yakin kamu dia gak ada niat lain lebih dari sekadar teman?" tanya Leni.
"Aku gak mau menerka-nerka hal itu Len. Lagian kalian nya aja sendiri yang terlalu berekspetasi terhadap kami," jawab Ayra.
Hatinya masih patah, dan Ayra masih harus merawatnya. Ia tak ingin menjadikan orang baru yang harus merawat lukanya.
"Tapi jangan sampai kamu pun memberikan harapan padanya Ay. Ingat, bagaimanapun Ardan itu lelaki. Dan bisa saja dia salah paham dengan cara kamu m memperlakukannya. Dalam pandangan kamu mungkin itu wajar, tapi bisa jadi justru Ardan malah menangkapnya itu sinyal bahwa kamu mau dengannya," nasihat Leni.
"Lalu aku harus gimana? Ngejauhin dia?" tanya Ayra mulai jengkel.
"Kamu harus tahu batasannya aja sih Ay. Berteman aja selayaknya teman, jangan terlalu terbuka dengan dia," ucap Nanad.
"Kalian aneh ya. Yang membuat Ardan berpikir yang aneh-aneh juga kan kalian. Yang jodoh-jodohin kalian. Sekarang aku maunya berteman aja sama Ardan kok kalian juga yang jadi ribet," ucap Ayra tak habis pikir.
"Sabar dulu Ay jangan nge gas. Ya kita pikir kan kalau kamu mau buka hati buat Ardan. Kalau emang kamu nya belum mau ya kita bisa apa?" ucap Leni.
"Mulai sekarang pokoknya kalian jangan berekpetasi apapun tentang aku dan juga Ardan. Stop kalian jodoh-jodohin aku sama dia kalau emang kalian gak mau bikin Ardan salah paham. Karena aku rasa, aku belum bisa untuk nerima orang baru lagi," ujar Ayra membuat Leni dan Nanad terdiam.
Mereka salah bicara kali ini. Ayra dan luka yang tidak diketahui siapapun masih terlalu basah untuk digores kembali.
..
Kemarin aku lupa gak sisipin foto Liam sama Airin. Jadii di part ini aku kasih foto mereka 😌
Jangan lupa tinggalkan jejak 😘
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top