Real Sajangnim Is Back
haii
lelah ya pada sedih begitu?
wkwkwkwk
chan.. itu ada yang manggil lhoo
.
.
.
"chaaann..."
suara lirih itu hampir tak terdengar, sampai tangan putri sedikit bergerak dalam genggaman tangan chanyeol.
"Sayang... Kamu udah bangun?"
putri sadar walaupun kondisinya masih sangat lemah dan tatapan matanya masih sangat sayu, chanyeol segera memanggil dokter dan perawat untuk memeriksa kondisi putri saat ini setelah di sadar dari koma nya.
"kondisi umum pasien sudah membaik sekalipun dia masih sangat lemah dan kami juga masih harus melakukan observasi lanjutan untuk melihat apakah ada luka lain yang ada di dalam tubuhnya atau pendarahan yang mungkin saja terjadi"
"terima kasih dokter..."
chanyeol sudah bisa bernafas lega setelah beberapa jam yang lalu dia benar benar takut dan sakit melihat setiap luka yang ada di tubuh istrinya, bahkan sempat terpikir di otaknya jika putri mungkin saja tak bisa bertahan karena sudah kehilangan banyak darah. namun, sekali lagi istrinya menunjukkan betapa besar kekuatan yang dimiliki olehnya sampai dia bisa bertahan dalam kondisi seperti ini.
setelah dokter keluar dari ruangan putri, chanyeol segera memeluk istrinya itu sambil menangis terisak. tak ada suara apapun yang terdengar disana hanya ada suara nafas chanyeol yang tersengal sengal karena menangis di pelukan putri.
"makasih sayang... makasih karena udah kembali sama aku.. makasih..."
"ssstt.. jangan nangis lagi..."
"...."
"aku gak apa apa kok..."
"kamu luka kayak gitu dan kamu masih bisa bilang gak apa2? kenapa kamu harus begini puu, kenapa kamu ngotot buat ngelindungin aku disaat kamu sendiri malah dalam bahaya"
"kamu jauh lebih penting dari apapun chan..."
"kalo kamu anggep aku kayak gitu, aku juga menganggap keselamatan kamu jauh diatas segalanya"
"maaf ya... aku buat kamu nangis"
chanyeol mengambil kedua tangan putri dan menatap tangan kanan istrinya yang terluka parah karena pisau belati yang di genggam olehnya
"sakit banget ya?"
putri hanya mengulas senyuman kecil dan menggeleng
"cuma perih aja... sedikit"
"aku... merasa aku gagal buat melindungi istriku sendiri puu. aku gak seharusnya membiarkan kamu melakukan semua ini"
"ini resiko yang harus aku hadapi dari semua keputusan yang aku buat sayang... kamu gak pernah gagal kok, kamu suamiku yang terbaik"
"aku mohon sayang... jangan pernah ngelakuin hal begini lagi"
putri mengangguk kecil dan mengusap air mata chanyeol yang masih setia mengalir di pipinya
"udah donk... jangan nangis lagi, nanti ganteng nya ilang"
"aku gak suka liat kamu sakit"
"aku gak sakit kok, kan cuma perih aja sedikiiitt... beneran deh, jangan nangis ya..."
"kamu masih bisa senyum sih di saat begini?"
"karena aku seneng kamu baik baik aja, gak ada yang luka sedikitpun. artinya, daniel melakukan tugasnya dengan baik"
"aku baik baik aja tapi kamu begini, aku malah lebih sakit dan hancur puu... kamu sama aku itu satu, kamu sakit aku sakit... kamu hancur aku hancur... kamu bahagia aku juga bahagia. jadi jangan pernah kamu nyakitin diri kamu sendiri sekalipun untuk jaga aku, karena aku bakal lebih terluka kalau kamu terluka."
"iya sayang... jadi, karena aku sekarang udah gak sakit berarti kamu juga gak boleh nangis lagi ya..."
chanyeol kembali memeluk putri dan mengecup kening nya
"suami mana yang gak nangis liat istrinya begini sih sayang..."
"hehehe..."
"jangan pernah suruh daniel buat jagain aku kayak gini. aku gak suka, dia gak tahu apa aku khawatir banget sama kamu malah minta aku pulang ke rumah"
"iya sayang iya..."
putri mengulum senyumnya lagi dan mengeratkan pelukan chanyeol. dia tak berpikir bisa kembali merasakan pelukan hangat suaminya, setelah apa yang terjadi... dia bahkan berpikir sudah tak bisa melihat cahaya lagi.
.
.
--Skiipp--
--1 minggu kemudian--
kondisi putri yang mulai berangsur membaik dan luka luka yang sudah mulai sembuh membuat putri ingin segera pulang ke rumah, seluruh urusan pekerjaan kembali ke tangan andika sepupunya. dia meminta maaf pada chanyeol dan putri hingga menyebabkan tragedi separah ini pada sepupu nya itu.
tapi, lewat semua yang terjadi... mereka menyadari bahwa posisi putri sebagai sajangnim memang harus bertahan karena cukup dengan putri memegang jabatannya saja, maka tak akan ada yang berani melakukan korupsi dan sebagainya. karena sikap dan tindakan putri yang sulit untuk di tebak dan berbahaya jika sampai mereka melakukan pengkhianatan.
.
.
.
sreett
"sayang.. itu-"
"kamu masih di rumah sakit puu, kamu gak liat itu ada infus masih nempel di tangan kamu? kok ya masih sempat buat meriksa berkas sih?"
"dikit aja kok"
"gak ada, istirahat!"
"chaann... pliiiss.. sayaaangg"
"enggak, gak ada.. aku gak akan tergoda sama rayuan kamu"
"chann... channiee...sayaaaanngg.. bentaaarrr aja"
"SEKRETARIS JUNG!"
"i-iya tuan?"
"bawa berkas ini keluar sekarang dan biarkan putri istirahat sampai dia pulih, jangan pernah berani buat memberikan pekerjaan apapun bahkan hanya sebuah tanda tangan sekalipun. karena gak baik untuk kesehatan nya"
"baik tuan"
putri mengerjapkan matanya memandang chanyeol yang mulai tegas pada sekretaris Jung
"say-"
"kamu juga sayang, sekarang kamu harus tidur atau aku gak akan peluk dan cium kamu sebelum tidur kayak biasanya"
"aaahhh.. chaaann... curaaaanggg!!!!!"
"biarin!!!"
.
.
.
LANJUT?
VOMMENT JUSEYO
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top