Bonchapt IX (sorry... )

hai haii

buat kalian semua yang aku sayang

malem ini aku bakal update cukup banyak

jadi, happy reading ya

.

.

.

"selamatkan dia..."

chanyeol menunjuk keduanya, baik putri maupun bayi yang ada diperut istrinya. dia tak bisa memilih antara dua orang yang paling dicintainya, apapun resikonya sesulit apapun itu. chanyeol berharap dia bisa menyelamatkan semuanya

"akan aku lakukan... tapi aku tak janji bisa menyelamatkan semuanya, aku akan memprioritaskan keselamatan ibunya"

tubuh chanyeol membeku mendengar ucapan yoon. dia tahu apa yang dia minta itu mustahil, hanya keajaiban Tuhan yang mampu melakukan ini semua.

'selamatkan anak dan istriku ya Tuhan...'

chanyeol menatap ke arah putri dan mencium sekilas bibir istrinya

"keluarlah yeol, aku harus melakukann operasinya sekarang"

dengan memegang erat tangan putri, chanyeol membisikkan sesuatu ditelinga istrinya sembari menahan tangisnya

"bertahan sayang, kamu kuat... kamu dan anak kita kuat... aku mencintai kalian"

chanyeol melangkahkan kakinya dengan berat keluar ruangan, dia kembali ke ruang tunggu dengan wajah yang pucat dan tangan yang sangat dingin. bayangan akan kehilangan salah satu dari mereka atau bahkan keduanya sekaligus membuat hatinya terasa sakit dan dadanya terasa sangat sesak.

chanyeol duduk sambil memeluk lututnya, membenamkan wajahnya ke tangannya yang terlipat. dia menangis sejadi nya tanpa bisa ditahan lagi. suara putri yang memanggil namanya terus terngiang ditelinganya.

.

.

--Skipp--

sudahh hampir enam jam operasi berjalan, tapi bahkan tak ada suara tangisan bayi yang terdengar dari dalam ruangan dingin itu. hati chanyeol semakin sakit membayangkan apa yang terjadi di dalam. 

tiba - tiba pintu terbuka dan para  perawat berlarian tak tentu arah, membuat fariz menghentikan salah satu perawat dengan paksa

"apa yang terjadi?"

"ma-af.. mereka kritis dokter"

seperti tersambar petir, chanyeol sudah tak tahu lagi harus seperti apa dan bagaimana lagi saat ini. disaat fariz sudah mulai ingin bertanya lebih lanjut lagi, yoon keluar dari ruangan itu dan membuka masker operasinya yang terlihat penuh cipratan darah

"chanyeol..." 

"bagaimana kondisi mereka?"

"maafkan aku.. yeol"

dokter yoon menghela nafas nya panjang, dia memejamkan matanya sesaat sebelum akhirnya

"waktu kematian bayimu... puluh 19.15 malam tanggal 22 september 2017"

"ya Tuhan..."

"putri... dia... saat ini dia sekarat yeol. dia berada di kondisi kritis karena pendarahan yang hebat, dia memperjuangkan putra kalian sampai akhir yeol"

"puu... aku mohon Tuhan... jangan ambil dia, jangan ambil istriku..."

.

.

chanyeol berjalan menuju ke arah tubuh bayinya yang sudah tak bernyawa, jarinya menyentuh tangan mungil anaknya yang tampan.

"anakku... anakku... yang tampan"

"maafin daddy nak... maaf, daddy gak bisa jaga kamu"

"tidur yang  nyenyak sayang... daddy sayang kamu... mommy sayang kamu"

air mata tak lagi bisa ditahan oleh chanyeol, dia memeluk jasad putra nya yang begitu kecil. menciumi wajah kecil yang menutup matanya untuk selamanya.

"biarkan dia disini... sampai mommy nya melihat dia"

chanyeol tak mengijinkan siapapun melihat jasad anaknya sebelum putri melihat nya terlebih dahulu. dia meminta dokter yoon menyimpan jasad anaknya sambil menunggu putri sadar.

.

.

putri masih di dalam ruang operasi, berjuang antara hidup dan mati. dokter kim terus berusaha menghentikan pendarahan putri. chanyeol sendiri saat ini tengah duduk menunggu putri, bibirnya tak henti melafalkan doa untuk keselamatan istrinya. 

cklek

"dokter..."

"dia selamat, dia sudah melewati masa kritisnya. kami akan membawanya ke ruang rawat setelah ini. kau tak perlu khawatir lagi"

"terima kasih"

.

chanyeol memegang erat tangan putri dan menciumnya, dia memegang perut istrinya yang sudah mengecil. hingga dirasakannya, tangann putri bergerak perlahan

"chaannn..."

"aku disini sayang..."

putri membuka matanya dan melihat chanyeol disana, tapi dia merasakan keanehan pada dirinya. tangannya meraba perutnya dan...

"anak kita... chaan..."

"sayang, kamu tenang dulu ya"

"chan... anak kita, dia udah lahir?"

putri memegang perutnya yang sudah tak lagi membesar dan melihat chanyeol mengangguk

"dimana dia? apa dia sehat?"

"dia tampan.. sangat tampan..."

"dimana anak kita? aku mau melihat anak kita..."

"sayang... aku-"

"dimana dia chan? kenapa tak ada box bayi kita disini? aku harus menyusui bayiku"

"maafin aku..."

putri menatap chanyeol dengan pandangan yang penuh tanda tanya

"dimana anakku?"

"dia... anak kita... meninggal puu"

"chan.. jangan bercanda, gak mungkin!"

"sayang, aku mohon tenang..."

"enggak! anakku gak mungkin, enggak!!! mana anak kita? dimana????!!!!"

chanyeol merengkuh tubuh putri dan memeluknya

"maaf... aku minta maaf, maafin aku..."

"bayiku... KENAPA KAMU GAK SELAMATKAN ANAK KITA!!!!! "

"putri... aku minta maaf..."

"kenapa harus anakku... kenapa bukan aku yang mati! kenapa!!!!"

putri terus meronta untuk lepas dari pelukan chanyeol, dia begitu marah dan kecewa juga begitu hancur mengetahui anaknya pergi meninggalkan dirinya seperti ini. 

.

.

.

LANJUT?

VOMMENT JUSEYO

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top