Bonchapt 1.8 (kuat? III)

Ayo lanjutkan
.

.

.

Pagi ini putri memutuskan untuk berjalan jalan bersama dengan toben berkeliling kompleks perumahan mereka. Chanyeol juga sudah berangkat dari tadi pagi karena ada acara di sebuah stasiun televisi.

Sampai di sebuah taman perumahan mereka, putri bermain bersama toben yang kebetulan hari itu di titipkan di rumahnya

Toben memang biasanya berada di rumah mamah park, karena chanyeol sendiri sering melarang putri mengurus toben karena kondisi kesehatan nya yang naik turun ditambah beberapa waktu lalu putri masih sibuk sebagai sajangnim

Tapi, kemarin malam chanyeol membawa toben ke rumah setelah mampir ke rumah mamah park

"Nyonya Park?"

"Oh.. annyeong nyonya Han..."

"Tumben anda datang ke taman ini nyonya park?"

"Iya, aku punya waktu luang jadi aku mengajak nya berjalan jalan disini. Anda sendirian saja nyonya Han?"

"Hmm.. aku tadi bersama putri kecilku, dia sedang bermain disana. Ah iya, aku sudah mendengar tentang putramu nyonya park.. aku turut berduka cita atas kepergian putramu nyonya park"

"Ya.. terima kasih"

Wajah putri seketika muram karena mengingat mendiang putranya

"Tapi nyonya park, bukankah seharusnya anda sudah bisa hamil lagi? Apakah kandungan anda baik baik saja?"

"Ehmm.. aku rasa semuanya baik baik saja, hanya mungkin Tuhan belum memberikan kesempatan lagi untuk kami"

"Hehe iya, segeralah hamil nyonya park. Lelaki itu bisa mudah berpaling kalau kita tak bisa memberikan dia keturunan. Kadang, kita sudah berikan dia keturunan saja. Dia bisa menduakan kita, apalagi kalau kita tak bisa memberikan keturunan untuk nya? Benarkan?"

Putri hanya tersenyum simpul mendengar ucapan nyonya Han.

.

.

.

--Skiipp--

BLAMMM

tubuh putri merosot ke lantai, air matanya mengalir deras. mimpinya semalam dan pertanyaan nyonya han terngiang di kepala putri.

'aku gagal jadi ibu... aku gagal...'

tubuh putri bergetar karena menangis terisak hingga dia yang biasanya menangis dalam diam sampai mengeluarkan suaranya. rasa takut melingkup di hatinya, benarkah dia tak akan punya kesempatan lagi untuk hamil dan memiliki keturunan? kenapa butuh waktu yang begitu lama untuk mewujudkan keinginan itu.

bayangan chanyeol akan meninggalkan dirinya karena kegagalan nya menjaga putra mereka hingga dia harus meninggal dan kegagalannya memberikan keturunan lagi untuk chanyeol menelisik di hatinya. ingin rasanya putri teriak sekarang

.

.

.

"sayang, aku pulang..."

"...."

"sayang, kamu dimana?"

cklek

"hei... aku panggilin kok malah diem aja disini?"

chanyeol yang begitu masuk ke kamar melihat putri tengah duduk sendirian di balkon menghampiri istrinya, dia mengecup kepala putri dan mengusap pundak putri dengan lembut

"sayang.. kok diem aja? oh ya, aku bawain kamu makan malam tuh. tadi kamu udah baca chat aku kan? kamu gak masak kan? aku-"

"kenapa kamu gak ninggalin aku aja sih chan?"

usapan tangan chanyeol terhenti begitu dia mendengar ucapan putri. entah ada setan apa yang merasuk tubuh istrinya saat ini hingga bisa mengucapkan hal semacam ini.

"maksudnya?"

"kenapa kamu masih disini? kenapa kamu gak pergi aja? cari perempuan lain yang gak teledor kayak aku, yang bisa jaga diri dan gak bikin kamu kehilangan anak kamu, terus juga cari perempuan lain yang bisa cepet kasih kamu keturunan lagi dan juga lebih cantik dari aku"

chanyeol benar benar tak bisa mencerna kemana arah pembicaraan putri saat ini. seingatnya, pagi ini istrinya masih baik baik saja dan tak bermasalah apapun hingga bisa bicara seperti ini. namun, tatapan mata putri yang kosong saat mengucapkan hal itu membuat chanyeol sadar bahwa istrinya berkata hal itu bukan dari dalam hatinya. ada sesuatu yang mempengaruhi pikirannya.

.

.

.

LANJUT?

VOMENT JUSEYO

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top