44
haiii
sesuai janji author
malam ini, author bakal banyakin update
buat kalian
so, plis jangan sider...
.
.
.
TIIIIITTTTT....
garis lurus terpampang dilayar monitor, menandakan bahwa putri sudah tak bisa lagi diselamatkan
"tambahkan lagi dayanya"
"dokter! dia bisa mati jika terus seperti ini."
"ayo puu, jangan sekarang aku mohon... bertahan puu!"
dokter yoon melakukan CPR secara manual, karen adia tak mungkin lagi menggunakan alat pacu jantung. bisa - bisa jantung putri meledak jika dipaksa untuk kembali berdetak dengan alat laknat itu.
"1... 2...3....4....5"
"ayo puu... kembali... aku mohon... ayo kembali puu..."
keringat dingin keluar mengalir di dahi dokter yoon, pandangan matanya bolak balik melihat ke arah layar monitor. berharap garis lurus itu berubah bentuk menjadi bergelombang.
"shitt!!! ayo puu... AKU MOHON JANGAN SEKARANG!!!"
.
.
.
.
diluar ruang operasi, bibir chanyeol tak berhenti merapalkan doa
"Ya Tuhan ... Selamatkan putri..."
.
.
.
.
Dokter Yoon keluar dari ruang Operasi, wajahnya pucat
"Gimana kondisi nya Yoon?"
"Dia baik baik aja Hyung?"
"Maaf... Aku, sudah berusaha sekuat tenaga tapi..."
Air mata merembes dari kedua pelupuk mata Chanyeol
"Waktu kematian"
"Gak... Jangan bilang itu"
Chanyeol menerobos memasuki ruangannya steril itu, dia tak peduli dengan perawat yang meneriaki dirinya
"Biarkan"-hanya kata itu yang keluar dari bibir dokter Yoon.
Fariz sudah tak bisa mengendalikan dirinya, dia menangis dan tangannya berkali kali memukul tembok hingga terluka.
.
.
.
"Sayang ..."-chanyeol memegang tangan putri
"Sayang.. aku mohon, jangan tinggalin aku..."
"Sayang..."
"Bangun sayang.. aku mohon, buka mata kamu"
Chanyeol menciumi tangan putri, dia bangun dan mulai mencium kening gadisnya. Dingin. Itu yang dirasakan chanyeol saat menyentuh tubuh putri
"Bangun yaaa... Sayang... Jangan tidur, ayo bangun..."
Chanyeol mengangkat tubuh putri dan membawa nya ke pelukannya. Dia mengecup pucuk kepala putri terus menerus sambil memanggil nama gadisnya
"Bangun... Bangun sayang..."
"Puu.. aku cinta kamu"
Chanyeol memejamkan matanya, air mata nya tak henti mengalir sambil terus berdoa dan memanggil terus nama putri tanpa henti berharap ini semua hanya mimpi buruk untuknya. Dia ingin bangun.
TIT...TIT...TIT...TIT...
Mata Chanyeol terbuka lebar, dilihatnya layar monitor tak lagi menunjukkan garis lurus
Tanda kehidupan muncul disana.
Seketika perawat dan dokter masuk ke ruangan itu
"Yeol, tidurkan dia"-ucap dokter Yoon
Chanyeol memposisikan kembali putri dalam kondisi berbaring
Tapi tubuhnya tak beranjak satu inci pun dari sisi gadisnya
"Aku mau disini, Hyung"-chanyeol memohon pada dokter Yoon
"Lakukan"
Mereka meneruskan kembali operasi yang sempat tertunda degan Chanyeol ada disana
Dia terus menggenggam erat tangan putri
"Sabar sayang, bentar lagi selesai... Bertahan sayang..."
Wajahnya memucat melihat bagaimana dokter dan perawat itu mengeluarkan peluru yang bersarang di perut putri
"Sakit ya... Sabar ya... Aku disini..."
Ucapannya sangat lirih, hingga mungkin tak terdengar. Dokter terus menyelesaikan operasinya hingga akhir.
"Sudah selesai, pindahkan dia ke ruang pemulihan"
"Baik dokter"
"Syukurlah... Makasih Tuhan, terima kasih..."
Chanyeol bangkit dari mengikuti kemana pun putri dibawa
Disisi lain dokter Yoon menghampiri Fariz
"Adikmu selamat, cintamu dan cinta chanyeol membawanya kembali"
.
.
.
.
.
LANJUT?
VOMMENT JUSEYO
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top