WITH YOU
Hai
Lanjut
.
.
.
Seminggu berselang sejak kejadian mengerikan dimana putri di tembak oleh sekretaris Ahn tepat di depan mata gadis itu. Kondisi putri sekarang sudah sangat baik, dia sudah hampir bisa dikatakan pulih seperti semula. Semua tragedi ini sayangnya tak bisa lagi disembunyikan dari media, termasuk kasus terbunuhnya banyak direktur dan juga mantan direktur moon beserta orang orang disekitar mereka yang menghilang secara misterius.
"Puu..."
"Hmm?"
"Kamu jangan kembali ke perusahaan lagi untuk sementara waktu ya. Biar mas aja yang urus perusahaan"
"Aku liburan gitu?"
"Iya.. liburan sebentar buat refreshing otak kamu sebentar"
"Emang kenapa sih mas? Oh ya, ahjussi gimana? Dia udah di penjara?"
Ucap putri sambil memainkan ponselnya, membalas pesan dari Chanyeol yang sedari tadi terus masuk hanya untuk menanyakan keadaannya.
"Udah di urus sama pengacara kita. Kamu gak perlu urusin atau mikirin itu lagi"
Fariz menjawab dengan nada datar, karena memang selama ini putri belum sekalipun diberitahu tentang sekretaris Ahn yang meninggal dunia dalam kecelakaan mobil yang hebat malam itu, sesaat setelah dia menembak putri tepat di dadanya.
"Ehm.."
"Kenapa kamu nanyain ahjussi?"
"Gak apa apa, gimanapun juga dia pernah banyak bantuin keluarga kita juga aku kan mas? Jadi sekalipun aku tahu dia jahat banget. Aku gak tahu kenapa jadi gak tega kalau harus kasar sama dia atau bikin macem macem"
"..."
"Nanti.. kalau aku udah boleh pulang dari rumah sakit, aku pengen ketemu sama ahjussi boleh kan?"
"Buat apa lagi?"
"Aku pengen nyapa dia aja, pengen tau gimana kondisinya dia"
"Gak usah lah, kamu gak usah ketemu dia aja. Aku takut nanti dia nyakitin kamu lagi.. kemarin aja tanpa pikir panjang dia berani tembak kamu tepat di dada kamu. Untung aja gak kena ke jantung kamu.. kalau sampai kena sama jantung kamu gimana?"
Nada suara Fariz semakin meninggi karena emosinya yang memuncak mengingat kejadian yang hampir merenggut nyawa adik kembarnya itu. Sementara itu.. begitu mendengar ucapan Fariz, putri teringat sesuatu yang diberitahukan dokter Yoon padanya beberapa hari yang lalu. Hal yang membuat putri sangat ingin bertemu dengan sekretaris Ahn.
--flashback on--
"Kondisimu sudah membaik puu"
"Jadi kapan aku boleh pulang? Besok?"
"Tidak secepat itu putri sajangnim, aku tahu kamu sudah tidak sabar untuk menginjakkan kakiku kembali ke rumah dan memeluk Chanyeol lagi. Tapi kondisimu belum pulih sepenuhnya... Aku gak mau ambil resiko dan membahayakan nyawa pasienku ini sekalipun kamu merengek terus untuk bisa pulang"
"Aku tahu.. aku pasti banyak merengek sampai oppa bilang begitu"
Yoon hanya tersenyum kecil
"Jadi kapan aku boleh pulang dokter Yoon yang tampan?"
"Hahahahah.. coba ulangi lagi, aku akan merekam ini dan mengirimkannya pada chanyeol. Aku yakin, kalau kekasihmu itu akan langsung berlari kesini begitu dia mendengar ucapan itu keluar dari bibirku untukku"
"Dan oppa akan langsung babak belur"
"Hmm.. bisa saja, aku akan alngsung jadi pasien disini"
Putri tertawa terkekeh mendengar itu dan membayangkan reaksi cahbyeol yang kadang kadang tak terduga.
"Jadi kapan?"
"Ehm.. setidaknya kamu harus disini selama 7-10 hari putri. Dan ini baru hari ketiga.. jadi aku rasa, aku masih belum bisa mengijinkan kamu untuk pulang ke rumah"
"Harus selama itu? A-apa tak bisa lebih cepat? Aku sudah sehat oppa"
"No, kamu selalu berkata begitu saat kamu sendiri tahu kondisi tubuhmu sedang tak baik"
"Oke.."
"Ahh.. aku ingin mengatakan sesuatu padamu.."
"Apa?"
Dokter Yoon memberi tanda pada perawat yang mengikutinya untuk pergi dari ruangan rawat putri dan meninggalkan putri dan Yoon sendirian disana.
.
"Jadi.. ada apa oppa.."
"Aku kemarin bertemu dengan pihak kepolisian"
"Untuk?"
"Tentu saja untuk kasus mu ini dengan sekretaris Ahn. Dan aku sempat melihat rekaman cctv yang berada di rumahmu saat kejadian dimana kamu tertembak malam itu"
"Lalu?"
"Sekretaris Ahn memang sangat membenciku dan menjadikanmu sebagai bonekanya selama bertahun-tahun. Tapi.. dia juga punya kasih sayang untukmu walaupun mungkin hanya sedikit"
"Maksud oppa apa?"
"Di rekaman cctv itu.. aku melihat bahwa sekretaris Ahn dengan sengaja membelokkan bidikan pistolnya."
"..."
"Dia berada tepat di depan mu putri. Tepat di hadapan mu.. jadi kemungkinan untuk tembakannya meleset akan sangat kecil dan hampir tidak mungkin. Bagaimana bisa dia yang seharusnya menembak tepat di jantungku tapi justru meleset dan pelurunya bersarang cukup jauh dari jantung mu?"
"Mungkin dia gugup"
"Tidak.. bukan, dia tidak gugup.. tangannya tidak gemetar dan dia dengan mantap menembak kamu saat itu... Hanya saja, dia memang tak berniat untuk membunuhmu. Dia hanya ingin menghentikan langkahmu yang menurutnya sudah terlalu jauh mengetahui tentang kebusukannya dan semua orang yang disekitarnya yang sedang terus kamu selidiki selama ini. Hanya itu.."
"Oppa.."
"Dengarkan aku dulu.. aku juga dulu pernah ikut club' menembak bersama kakakmu.. jadi aku tahu persis, apakah orang itu benar benar ingin membunuh seseorang atau tidak. Pendarahan yang kamu alami memang sangat banyak dan itu yang membuat kondisimu kritis hingga hampir tak bisa selamat. Tapi, di detik terakhir sebelum pelatuk sekretaris Ahn di tarik.. dia menggeser posisi lengannya dan mengubah arah bidikannya padamu.."
"Tapi kenapa oppa?"
"Aku tak tahu apakah memang ini alasannya tapi aku yakin itu semua karena dia mencintaimu.. menyayangi kamu sebagai anaknya. Bagaimanapun juga, kamu dan sekretaris Ahn sudah banyak mengalami hal baik dan buruk secara bersama sama. Bagaimana patuhnya dia pada perintahmu dan bagaimana kamu masih bisa merengek padanya ketika kamu belum tahu tentang kenyataan yang dia sembunyikan selama ini... Itu pasti akan membekas di hatinya putri. Dia punya kasih sayang untukmu.."
Air mata putri menetes, memorinya bersama dengan sekretaris Ahn selama beberapa tahun ini kembali berputar, bagaimana orang yang selalu dia panggil ahjussi itu lah yang mengajarinya tentang banyak hal dalam bisnis selagi menjadikan dia sebagai boneka. Merawatnya dan bahkan mungkin pernah merasa khawatir saat putri jatuh dan terluka.
"Dia menembakmu di bagian yang cukup jauh dari jantung, tapi itu tenyata tetap.membuatmu mengalami pendarahan hebat."
"Dia.. tidak ingin membunuhmu?"
"Kalau dari apa yang aku lihat, dia tak ingin membunuhmu.. dia hanya ingin memberikanmu peringatan dan menghentikan langkahmu.. tapi kalau dia mendekati dirimu lagi, itu juga tak akan mungkin karena kamu sudah tak akan mempercayai dirinya lagi dan juga.. komplotannya pasti akan melihat itu dan kalau sampai mereka tahu sekretaris Ahn masih berada di pihakmu maka bisa jadi kamu mengalami hal yang lebih buruk oleh orang lain. Itu sebabnya dia tetap menembakmu malam itu"
Putri menangis.. entah apa yang dikatakan Yoon itu benar atau salah, tapi jika itu benar... Maka dia ingin menemui sekretaris Ahn dan bertanya langsung padanya.
--flashback off--
.
.
Chanyeol malam itu datang untuk menjenguk putri dan menemani gadis nya. Jadwalnya sudah selesai lebih cepat dan kebetulan juga Fariz memang sedang sangat sibuk mengurus perusahaan mereka.
"Hai sayang.. aku bawa bunga buat kamu sama ayam goreng saus keju kesukaan kamu"
"Makasih..."
Putri yang seharian ini memang memikirkan sekretaris Ahn terus menerus membuat aura nya menjadi cukup gelap dan dia jadi tak terlalu bersemangat sekarang.
"Ada apa sayang? Apa ada yang kamu pikirin?"
"Iya.."
"Kenapa sayang? Coba cerita sama aku sekarang. Ada apa? Hmm"
Grepp
Putri langsung menarik chanyeol dan memeluknya erat sambil menangis terisak.
"Aku mau ketemu sama Ahn ahjussi chaannn... Hiks"
Ucapan putri tentu saja membuat chanyeol kaget, karena sampai saat ini kekasihnya itu belum tahu bahwa sekretaris Ahn sudah meninggal.
"Ada apa sayang? Untuk apa?"
Putri menceritakan semuanya yang diberitahu oleh dokter Yoon padanya
"Ya udah.. aku coba bilang dulu sama Fariz dan Yoon hyungnim ya.. kalau aku sudah dapat ijin, aku akan antar kamu kesana"
Putri mengangguk kecil, lalu dia mulai memeluk lagi chanyeol lebih erat malam itu.
.
.
.
LANJUT?
VOMMENT JUSEYO
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top