I'M YOURS

Hai

Ayo lanjutkan

.

.

.

fariz terus memperhatikan setiap kegiatan putri dan apapun yang terjadi pada putri dari jauh. dia sengaja meminta tolong pada beberapa adik tingkat putri yang memang dekat dengan putri untuk mengawasi setiap gerak gerik adiknya. harapan fariz pun sepertinya akan segera menjadi kenyataan karena putri benar benar berkonsentrasi penuh pada kuliah nya. 

gadis itu sekarang tak lagi mengurusi fitnah atau ucapan dan perlakuan tak menyenangkan yang selalu diterima olehnya setiap hari. walaupun putri harus melakukan segalanya sendirian. setiap tugas atau kegiatan apapun dia selalu melakukannya sendiri tanpa ditemani siapapun. bahkan, tanpa diketahui oleh banyak orang.. putri mulai menjadi asisten dosen untuk mata kuliah matematika komputer dan kalkulus. 

#drap drap drap

"ayo masuk.. "

"loh? kakak yang ngajar?"

"iya, pak bowo lagi berhalangan hadir. jadi, aku yang gantiin. panggilin teman teman kamu yang lain. kita mau bahas buat UTS nanti"

"i-iya kak..."

.

.

.

--Skiipp--

"jadi dia sekarang jadi asisten dosen nya pak bowo?"

"iya kak. aku juga kaget banget.. dia udah bawa absensi, bahkan remidial juga soalnya dia yang buat kak"

"gila! dikasih apa tuh pak bowo sama dia sampai mau jadiin dia asdos nya?"

"modus nya gila banget itu cewek ya"

"tapi, dia emang enak kok kak kalau jelasin materi. tadi aja dia mau jelasin detail banget sampai kita paham banget sama materinya"

"halah! kamu gak usah kemakan sama dia dek. dia tuh licik banget orangnya. sok baik tuh, buat cari muka aja sama kamu dia mah"

adik tingkat itu hanya bisa saling pandang mendengar ucapan senior nya yang terlihat meyakinkan itu. tanpa mereka sadari, putri ada disana dan mendengar semua ucapan dan cerita dari mereka hari itu.

.

.

BRAKKK!!!

"hiks.. hiks... huhuhu..."

'tok tok tok'

"dek.. kamu kenapa?"

"...."

"dek..."

fariz mendekat dan memegang bahu adik kembarnya yang bergetar menahan tangis nya. tak lama, fariz langsung memeluk putri dan membuat gadis itu menangis semakin kencang di dalam pelukan hangat fariz.

"udah nangis aja gak apa apa..."

"mas.. gak mau tanya aku nangis karena apa?"

"gak, aku tahu kamu bakal cerita sendiri nantinya sama aku kalau kamu udah tenang. kamu sekarang boleh kok buat nangis."

"aku.. pinjem bahu mas bentar buat nangis ya..."

"kamu boleh pakai badan aku buat kamu.. dari ujung rambut sampai ujung kaki bakal aku kasih buat kamu. kamu boleh kok nangis kayak gini di depan aku, aku bakalan sediain waktu dan semuanya buat kamu. tapi, jangan nangis di depan orang lain ya. aku gak mau kamu terlihat lemah di depan orang yang nyakitin kamu"

"huwwwaaa.... maaasss.... hati aku sakit maaasss...."

"iya.. dek.. mas ngerti.."

fariz terus memeluk putri dan mengusap punggung adiknya untuk menenangkan putri. tak ada satu kata pun yang terucap dari bibir fariz, dia hanya mendengarkan tangis adiknya dalam diam.

.

.

.

--Skiipp--

setelah kejadian malam itu, fariz memberikan kekuatan lebih untuk putri dan memecut putri jauh lebih keras dari sebelumnya. dia membiarkan adiknya terus berdiri sendiri setelah terjatuh dan terpuruk.

"mas..."

"hmm"

"aku.. udah bisa ambil skripsi aku semester ini"

mendengar itu, seketika fariz langsung menatap intens ke arah putri. dia tak percaya dengan apa yang di dengar nya dari bibir adiknya itu. putri baru menginjak semester 6 dan dia sudah diijinkan untuk mengambil mata kuliah akhir?

"kamu serius dek?" 

"iya... nilai aku cukup dan SKS aku juga bisa buat aku ambil itu"

"syukurlah dek..."

"tapi, mas.. apa aku bisa buat ambil ini? kan bareng sama praktek juga, apa aku kuat dan sanggup kalau harus kuliah reguler, kerja praktek, dan ambil tugas akhir di waktu yang sama?"

"sanggup, kamu pasti bisa"

"kalau aku gagal dan hancur di salah satu dari semuanya atau bahkan hancur semuanya gimana?"

"dek.. apapun yang terjadi di depan kita gak akan tahu kalau gak berani mencoba. kesempatan kayak gini cuma datang sekali seumur hidup kamu, belum tentu besok besok kamu bisa dapat kesempatan ini. jangan takut buat maju. aku pasti bantuin kamu kok"

"beneran mas?"

"iya bener"

"mas.. gak akan marah kan kalau aku gagal?"

"gak, aku gak akan marah... kamu pasti bisa. percaya sama aku. buktikan sama semua orang yang meremehkan kamu kalau kamu mampu"

putri tersenyum kecil dan memeluk fariz dengan erat, dia merasa sangat tenang setelah mendapat dukungan penuh dari saudara kembarnya itu. dia berjanji akan berkonsentrasi penuh agar bisa lulus dalam waktu 3 tahun kuliah nya atau mungkin kurang dan mendapat gelar cumlaude seperti yang diinginkan oleh fariz dan kedua orang tuanya.

.

.

.

LANJUT?

VOMMENT JUSEYO

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top