DESTINY COME IN

Ayo lanjutkan

.

.

.

sesuai harapan dan perkiraan fariz selama ini. putri akhirnya bisa lulus kuliah dengan 1 tahun lebih cepat dari yang seharusnya. nilai yang didapatkan juga nilai sempurna. termasuk pada tugas akhirnya yang mendapatkan nilai A. bahkan, hasil akhir tugas akhirnya yang berupa sebuah aplikasi IT pun di minta oleh pihak kampus untuk di buat kan hak paten. 

selesai kelulusan nya, putri pun melanjutkan sekolah S2 nya dengan mendapatkan beasiswa dai Oxford University Amerika. selama dalam masa kuliah nya itu dia terus aktif dalam kegiatan kampus hingga kembali mendapatkan kelulusan yang lebih cepat dan mendapatkan beasiswa S3 nya di tempat yang sama.

.

.

"jadi putri... papi mau bicara penting sama kamu sekarang" 

"soal apa pi?"

"kamu tahu kan kalau kakak kembar kamu sekarang sudah mulai masuk ke rumah sakit dan praktek disana?"

"iya pi, aku tahu kok. terus kenapa?"

"itu artinya, cuma kamu satu - satunya harapan papi sekarang"

"maksud papi? harapan papi buat apa?"

"papi mau menyerahkan perusahaan papi di korea untuk kamu"

"apa pi? nyerahin perusahaan? buat aku?"

"iya sayang"

"tapi pi, kan masih ada fariz pi. dia kan kakak aku... kenapa bukan mas fariz aja yang papi kasih tanggung jawab ini?"

"fariz sudah sibuk sama praktek nya dan pasien nya sayang. lagipula, dia sudah jadi pemegang saham terbesar nomor 1. kedudukan dia di perusahaan juga gak bisa di anggap remeh sayang"

"tapi kenapa aku sih pi? aku bahkan belum pernah kerja di perusahaan papi. masa iya aku langsung ambil alih perusahaan gitu aja sih?"

"maka dari itu, setelah kamu lulus nanti papi minta kamu buat pindah ke korea dan mulai kerja disana. kamu bisa pilih posisi mana yang kamu mau untuk mulai bekerja sebelum kamu naik sebagai sajangnim di sana. gimana?"

"pi, apa papi yakin?"

"iya yakin lah, fariz sendiri juga meyakinkan papi selama ini kalau kamu memang mampu dan siap untuk hal semacam ini. jadi, papi rasa gak akan ada masalah ke depannya nanti sayang"

putri mendengus kesal mendengar jawaban dari ayahnya. inilah yang ditakutkan olehnya selama ini, kekhawatirannya ternyata benar benar terjadi padanya. fariz yang sudah dengan cepat dan tenang nya melenggang sebagai dokter spesialis bedah syaraf akan meninggalkan sebuah beban besar untuk dirinya sekarang.

.

.

.

--Skiipp--

--Seoul, Korea Selatan--

"hai puu"

"gak usah basa basi mas"

ucap putri sinis pada kakak sepupunya yang saat ini memegang kekuasaan di perusahaan di korea. dia yang bertindak sebagai sajangnim saat ini dan menyambut putri dengan sangat ramah.

"galak banget sih kamu"

"aku gak galak, cuma lagi pusing aja"

"ini gak seburuk bayangan kamu kok. gak sesulit itu. lagian, aku dengan senang hati bakal melepaskan jabatan ini untuk kamu sekarang juga kalau kamu menghendaki"

"mas, aku sendiri aja belum yakin aku mampu atau enggak buat ambil jabatan itu sekarang"

"kenapa? kamu takut gak akan bisa amanah? takut kalau kamu bakal ambil keputusan yang salah begitu kamu duduk di posisi ini?"

"kurang lebihnya begitu"

"kamu gak perlu pikirin hal semacam itu puu, semua itu bakal ngalir kayak air. semuanya akan jadi biasa untuk kamu kalau kamu menjalani semuanya ringan tanpa beban"

"aku cuma merasa ini terlalu cepat"

"puu, mau sekarang atau pun nanti gak akan bedanya.. toh perusahaan ini nantinya akan jatuh ke tangan kamu dan akan jadi milik kamu seutuhnya. jadi, anggap ini sebagai pembelajaran untuk diri kamu sendiri sebelum kamu benar benar masuk ke dunia bisnis yang sebenarnya "

putri nampak berpikir keras sambil mengetuk ngetukkan jarinya.

"kamu tahu? harusnya kamu bahagia ada disini"

"kenapa?"

"kamu lupa, kamu ada di negara mana?"

"..."

"kamu di korea putri. negara dimana oppa kesayangan kamu itu ada disini. oppa oppa yang bisa bikin kamu semangat dan terus senyum selama ini. ehm.. siapa namanya yang kamu suka banget itu?"

"chanyeol..."

"yaaa itu dia. dia disini... di negara ini. kamu bisa aja ketemu dia dengan mudah disini"

"mas ngarang ya... gimana caranya aku bisa ketemu chanyeol oppa? dia kenal aku aja enggak, tahu aku hidup di dunia ini aja enggak sama sekali"

"mck, yang namanya hidup mana tahu sih puu? siapa tahu ada malaikat lewat dan nyatet kalau kamu bisa ketemu sama dia?"

"dan jadi jodohnya gitu?"

"kalau itu sih ketinggian kayaknya. kamu jodohnya chanyeol... hahahaha"

"jahat mas ih.."

"hahahahaha.... tapi gak tahu juga sih, jodoh kan Tuhan yang atur."

putri tersenyum kecil mendengar selorohan kakak sepupunya itu. dia bahkan mulai membayangkan akan bertemu dengan chanyeol. sosok idola kesayangannya yang menemani hari harinya selama kuliah dan memberikannya semangat belajar tinggu selama ini.

.

.

.

LANJUT?

VOMMENT JUSEYO

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top