6:l want to get happiness

Bukan kesempurnaan
yang kuinginkan,aku hanya
ingin kebahagian
yang selalu hadir
di setiap hariku.Walau
kebahagian itu merenggut kesempurnaan ku.

Happy reading
°
°

Lelah.satu kata yang aku rasakan saat ini.hampir seharian penuh menjelajahi isi mall,membuatku letih dan kakiku pegel-pegel.Sekarang aku udah berada dirumah tepatnya syurga rumahku,kamarku sendiri.Menghempaskan semua kelelahan dengan cara merebahkan tubuhku ke kasur king size ku.

Tapi semua keletihan ku terbayar sudah,bertemu lagi dengan seseorang yang hampir setiap malam datang dalam pikiranku.Kali kedua pertemuanku dengannya.Aku tersenyum kala iya menatapku lekat,ada makna tersirat di manik matanya.

"Kamu..."katanya,saat baru saja aku dengan tak sengaja menabraknya.

Tidak ada jawaban dariku,hanya mematung.

"My,,kok bengong?minta maaf dulu dong,gak enak sama mas tampannya " bisik Dinda membuyarkan lamunanku.

"Eh...iya.aduh..maaf  ya kak..eh mas..aduh maaf banget,,saya gak sengaja.beneran gak sengaja.."ya Allah kenapa tiba-tiba susah napas ya?jantung?kenapa suaranya kayak lagi di disko sih.sadar Mya sadar.

Dia tersenyum "iya enggak apa-apa kok,santai aja.Lagian aku juga gak liat tadi waktu jalan,"senyumannya masih belum pudar.astaghfirullah hal aziim.

"Kamu...."dia menggantungkan kata-katanya.  "Kamu yang waktu itu di supermarket bukan?" Tanyanya memastikan dan sedikit ragu.

"Emang pernah ketemu dimana My..?"samber Dinda,tingkat kekepoaannya mulai tidak tertahan.

"Oh iya.saya inget di supermarket tempo hari.Aduhh sekali lagi maaf ya kak.Saya bener-bener gak sengaja.."jawabku masih dengan jantung tak karuan.Sebisa mungkin aku menahan senyumku

"Enggak apa-apa.Eumm...btw nama kamu siapa? Namaku ZIYAD DHIAURRAHMAN.."  

"Aku Adinda kak,,panggil aja Dinda.." ya Allah...Dinda Dinda membuatku geleng-geleng kepala melihat sifatnya yang nyelonong aja.Peraaaan yang ditanya aku deh tapi kenapa dia malah memperkenalkan dirinya sendiri.

Dia memandang ke arahku,seolah menanyakan namaku.

"Mya Qalesya...."jawabku singkat.Menangkupkan kedua jemariku menjadi satu.

"Senang bisa kenalan sama kalian.semoga bisa bertemu kembali.Aku duluan. Assalamua'laikum.."pamit dia,Ziyad.Detik selanjutnya dia berjalan melewati kami dengan senyum termanisnya kearah ku.Aku menjawab salamnya setelah iya berlalu didepanku dan Dinda.

Jadi salah tingkah.

Ya Allah.. astagfirullahhal aziim.Dosa nih mikirin Ikhwan Sampek segitunya.Aku menyadarkan pikiranku sendiri dan mulai menormalkan detak jantung yang dari dari berdentum seenaknya.Mengembalikan jiwaku yang dari tadi berkelana pada kejadian beberapa jam yang lalu.

Allahu Akbar

Allahu Akbar

Sayup sayup azan berkumandang,menandakan shalat ashar sudah tiba.Aku langsung bangun dan menuju kamar mandi,membersihkan semua kelelahan di badan ku.Setelah itu menggambil wudhu' menunaikan kewajiban seorang muslimah.

☘☘☘☘☘


"Masak apa Wak?" Tanyaku,berjalan mendekati uwak Minah yang sedang menata makan malam di atas meja makan.

"Eh,,non Mya.Uwak cuma masak opor ayam sama sambel goreng ati,sama sup kesukaan non Mya.."jawab uwak Minah tersenyum kearah ku.

Wanita yang berumur 60 tahun ini,yang ku panggil Wak Minah adalah asisten rumah tangga dirumah.Wajahnya yang sudah keriput tetap saja beliau masih keliatan segar bugar.Wak Minah sedari dulu mengabdikan dirinya menjadi pembantu disini,semenjak papa dan mama menikah dulu.
Dan sejak mama meninggal pula Wak Minah yang merawatku.Dengan segenap hatinya dia menyanyangiku.

Aku pun begitu,menyanyangi beliau seperti menyanyangi nenekku sendiri.Tiap kali aku sedih beliau selalu menghiburku.Tiap hari pun beliau menceritakan Mama padaku, menceritakan kebaikan mama padanya,pada semua orang. Dan yang paling membuatku sedih dan menangis kala uwak Minah menceritakan betapa mama sangat mendambakan kelahiran ku.Kelahiran putri pertama dikeluarganya.

Sungguh menyesakkan.Dan ketika aku di cuekin dan aku di anggap tidak ada oleh kak Rafi,Uwak Minah lah orang yang selalu memberiku semangat dan nasehat-nasehat yang  begitu memberikan ketenangan.

"Non.."suara uwak Minah membuyarkan. Aku menoleh kearahnya. "Non Mya mau makan sekarang ?" Sambung Wak Minah lagi.

"Enggak deh Wak,Mya nunggu papa dulu.Palingan bentar lagi papa pulang" aku melihat jam dinding yang ada di ruang makan ini.Pukul setengah tujuh.Biasanya papa dan kak Rais jam segini udah pulang.

"Assalamualaikum.."

Aku yang hendak menuju keatas lagi, tertahan karena suara salam yang kuyakini itu salam dari papa.Benar saja itu salam dari papa.

"Waalaikum salam Pa.." jawabku lalu meraih tangan Papa untuk menciuminya.

"Udah Pada mau makan ya.?"

"Enggak.Tadi Echa juga niatnya nunggu Papa,eh taunya Papa pas dateng."Aku langsung menuntun Papa untuk duduk.Mengambil nasi untuk Papa serta lauk yang sudah penuh disiapkan uwak Minah.

"Makan yang banyak ya Pa.Uwak Ijah masak spesial hari ini.kesukaan Echa semua."lanjut ku.

"Ya Allah...."suara cempreng khas kak Rais menghentikan suapan pertamaku. "Tega ya Echa sama Papa makan enggak nungguin Rais dulu..sungguh tega." Suara yang dibuat-buatnya memancing aku untuk tertawa.

"Papa lupa tadi,,kirain udah kemana kamunya,,"timpal Papa bercanda

"Yah Papa sekarang mah gitu.Masak anaknya yang ganteng tiada ujung dilupain begitu aja.urusan makan pula.."sewot kak Rais dan langsung mendaratkan punggungnya kekursi sebelahku.

"Lebay deh ah..baru aja tadi mau suapan pertama.Sini biar Echa yang naruh nasiknya buat kak Rais,,"

"Nih " kak Rais menyodorkan piringnya yang langsung kuraih.
"Yang banyak ya,tuh ayamnya double sama sambel atinya banyakin.."protesnya.

"Ya ampun berasa kayak lagi ngasih makan orang yang baru keluar dari jeruji besi,yang gak bisa liat makanan enak.."

"Laper.. laper.Enggak makan tadi.."

"Tadi pas siang bukannya makan sama Papa ya,?" Celetuk Papa.
"Oh iya papa paham,belum makan yang kelima kali iya,,"sambung Papa membuatku tertawa sekaligus papa juga tertawa melihat ekspresi kak Rais yang kesel campur malu gitu

" Kak Rais enak Pa,kan dari dulu pakek perut yang terbuat dari karet,,"ejekku.

"Eits,,,kirain aku mainan plastik yang dijual di toko-toko.."cemberutnya.

"Ahh.. udah udah.Sekarang waktunya makan."lerai papa. "Nantik kalo enggak makan sekarang ada yang nahan lapar lagi berabe.."sambung papa,yang menyindir kak Rais.

"Berabe nya parah pa, bisa-bisa masuk rumah sakit jiwa ,,"tawaku dan papa pecah seketika,sedangkan orang yang di becandain cuman masang muka cemberut sambil makan.

Hangat.Deskripsi dari suasana yang tercipta malam ini.Terimakasih ya Allah walau engkau menguji dengan berbagai cobaan.Tetapi engkau memberiku pula kehangatan dalam keluarga yang kurasakan saat ini.

Walau merasa ada sesuatu yang sangat beharga milikku hilang.

☘☘☘☘☘

"Din!kita langsung pulang atau gimana?"Dinda menoleh ke arahku,wajahnya menggambarkan sekali kalo dia lagi dalam mode down mood.

Dinda menarik nafas dalam lalu membuangnya santai,untuk menghilangkan kekesalannya tadi habis di marahi oleh dosen terkiller kampus,pak Faisal.
"Gak tau,terserah deh.moodnya lagi gak mau keluar,ketinggalan di kelas tadi,,"

Aku yang mendengar jawabannya sedikit terkekeh. "Lagian sih kamu,udah tau mata kuliahnya pak Faisal pakek tidur,salah sendiri."

"Gimana gak tidur ceramahnya bikin aku ngantuk bgt."

"Yaudah buat ngembaliin moodnya kamu kita ke cake es krim autumn aja.Kali ini aku yang traktir,,"

Aku hanya mendengar jawaban kegirangan Dinda saat ku katakan kata traktir padanya.Sungguh dari dulu kata itu selalu saja menjadi senjata ampuh disaat dia sedang dalam mode turun.

Kami langsung bergegas ketempat itu dengan menempuh kira-kira setengah jam dari kampus.

Pojok!tempat itu yang selalu aku dan Dinda pilih tiap kali berkunjung kesini.Pemandangan jalanan diluar bisa kita lihat dari balik kaca putih cafe eskrim ini.Tempat favoritku dan Dinda sejak kami duduk di bangku sekolah dasar.

Setelah tadi kami memesan dua eskrim serta cup cake pada pelayannya.lima menit setelahnya dua mangkuk eskrim jumbo coklat dengan pernak perniknya tersaji didepan kami.Melihatnya saja mata kami sudah berbinar.Sudah sangat lama aku dan Dinda tidak menikmati kenikmatan ini.

"Alhamdulillah,,,enak banget.Udah lama ya kita enggak makan es krim.."Dinda yang masih menyuapkan eskrim kemulutnya mulai berbicara.

Aku mengangguk. "Iya,,lama banget.Aku juga kangen banget sama eskrim dan cup cake nya.."

Tak ada lagi percakapan diantara kita.selain menikmati hidangan eskrim masing-masing.

"Alhamdulillah,,abis juga."Aku melihat kearah Dinda yang baru saja menghabiskan mangkuk jumbo eskrimnya.

"Mau lagi gak?"

"Enggak ah nantik tingkat kemanisan aku nambah kalo kebanyakan makan eskrim,bisa berabe kalo nambah bisa-bisa semut diluar sana pada lengket,,"Dinda menggangkat alisnya angkuh kepedean.

"Dasar ratu kepedean,,"

Aku mengedarkan pandangan keluar kaca.Aku melihat sosok yang sangat familiar yang ku tangkap dari mataku.Bahkan sangat kukenal.Ya dia kak Rafi.Tidak salah itu memang kak Rafi aku memastikannya.

Dia!Aku lihat dia tersenyum.Bahkan sangat lembut kepada seorang anak kecil yang kupastikan itu anak jalanan,terlihat jelas dari pakaian anak itu.Lalu aku lihat kak Rafi memberinya es krim,dan selanjutnya dia merongoh saku jasnya dan memberikan anak itu lagi sebatang coklat.

Ya Allah...
Aku sangat cemburu pada anak kecil itu,betapa beruntungnya dia mendapatkan perhatian dari kak Rafi.

Satu butir.. 

Lolos dari pelupuk mataku.

Dinda yang dari tadi mengikuti arah pandang mataku cuma bisa menenangkan ku.Perlahan dia menggeser bangkunya agar merapat denganku,kemudian dia memeluk setengah badanku dari samping.

Aku tidak bisa lagi menahan air mata ini,entah kenapa juga aku harus menitihkan air mata karena itu.Tapi hati tidak bisa berbohong jika menginginkan itu.
.
"Kamu pasti kuat My..Aku yakin Allah akan menghadiahkan sesuatu yang sangat berharga suatu saat nanti buat kamu.."aku mencerna tiap kata yang dipaparkan Dinda.

Dia tau semuanya,tau betapa sakitnya aku,tau betapa perihnya luka dihatiku.Dinda juga yang selama ini memberiku semangat dan mengingatkanku kepada Allah yang akan selalu memberiku hikmah disetiap cobaan.

Aku membalas pelukannya,kegenggam erat tangannya seolah biar memberikanku energi positif.

"Din!Apa aku salah  ingin mendapatkan kebahagiaan?"ujarku dengan suara yang serak.

Dinda menggeleng keras,kurasa Dinda menahan air matanya.

"Aku ingin mendapatkan kebahagiaan,,"

"Kebahagian yang ku mau sekarang hanya pada kakakku sendiri,,"

Air mataku berurai sedemikian rupa,mati-matian aku tahan tapi nihil,tidak juga tertahan.

                       💮💮💮💮

Aku harap kalian sukak,,,aku pengen banget biar cerita ini banyak readers..


Salam penulis
Nanda Sofiani 🌸

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top