36:Akhir dari segalanya kah?
بسم الله الرحمن
Selamat Membaca
•••
'Ayah adalah lelaki pertama yang amat dicintainya oleh putrinya.Pahlawan yang senantiasa melindungi buah hatinya dari bahaya apapun.
Ketegasan sifatnya mampu menciptakan pedoman hidupku.
Ayah,Aku merindukan Mu.'
Mya Qalesya.
______________________________________
Seminggu sudah berlalu dengan apa adanya.Waktu yang biasanya berjalan cepat,kini seolah lambat tak mau bergerak.Itu yang dirasa oleh Mya sepekan terakhir.
Wajah yang biasanya segar,kini agak sayu dengan sedikit lingkaran hitam dibawah kelopak matanya.
Beban yang dipikulnya kali ini sungguh berat.Meluluh lantakkan pikirannya,bahkan juga hatinya.
Menghela napas panjang.Mya beristighfar dalam hati,setidaknya pikirannya jernih dengan mengingat Allah.Dilihatnya lampu traffic yang sudah berwarna hijau,lantas dia pun menjalankan mobilnya.
Hari ini Mya akan menjemput Papa dan kakaknya di bandara.Kepulangan yang mestinya dilakukan tiga hari yang lalu malah diundur karena masalah perusahaan mereka semakin melebar.Dengan hal itu Mya sedikit bersyukur,setidaknya waktu itu dia masih bisa menyiapkan mental dan kegugupan dihadapan mereka.
Sesampainya di parkiran Mya turun dari mobil,menuju lobby airport.Hembusan angin mampu membuat pashminanya bergerak kesana kemari mengikuti arah angin.
Setelah mengirim pesan pada Rais bahwa dirinya sudah berada di lobby,Mya menduduki sebuah kursi panjang yang berada tepat disampingnya.
Lima belas menit berlalu.Kedua orang yang ditunggu Mya itu belum juga menampakkan batang hidungnya.
Mengecek pesan yang dikiriminga pada Rais,dan ternyata sudah dilihat.Tapi kenapa tidak dibalas.
"Apa jangan-jangan jadwal penerbangan Papa sama kak Rais ditunda ya.Nggak mungkin juga sih.Kalo iya pasti udah dikabarin."
Mya bermonolog dengan dirinya sendiri.Sejujurnya dia paling nggak suka yang namanya menunggu.
"Echaaaaaa."
Dengan sigap Mya menoleh ke sampingnya.Mendapati Dua lelaki berbeda generasi yang berjalan kearahnya dengan koper mereka masing-masing.
Mya bangun berjalan sedikit lari kearah asal suara itu.Papanya dan Kakaknya.Tubuhnya langsung masuk kedalam pelukan sang Papa.
Kehangatan yang begitu ia rindukan.
"Echa rinduuu banget,Pa."
"Begitupun dengan Papa,bahkan lebih dari rindu Echa ke Papa." Fadlan mengeratkan pelukannya pada Mya.
"Ya ampun kayak nggak dianggap gue disini.Berasa makhluk yang tak kasat mata." Celetuk Rais tiba-tiba.
Sedikit terkekeh,Mya dan Papanya menoleh ke sumber suara.Lalu melepaskan pelukan dari Fadlan dan beralih ke Rais,yang disambut dengan begitu hangat.
"Ya udah,ayo langsung pulang."
Mereka berjalan menuju parkiran,
dengan senyumnya masing-masing.
Rindu yang udah berhari-hari bersarang dihati mereka,sirna dengan penawarnya.
"Aku kok kayak sopir pribadi ya.Duduk kek Cha kamu didepan." Seru Rais yang baru saja menjalankan mobilnya dengan kesal.
"Nggak ah,Echa mau lepas rindu dulu sama Papa." Echa mengeratkan pelukan dilengan papanya itu.
"Dasar adek durhaka." Celetuknya,
pasalnya Rais sangat kesel karna Mya menyuruhnya untuk menyetir.Niat hati ingin mengistirahatkan tubuhnya sejenak di dalam mobil,kini ambyar sudah.Malah dibuat tambah lelah oleh adik satu-satunya itu.
"Dosa loh,Ngatain adeknya sendiri kayak gitu.Terlebih lagi adeknya itu cantik dan baik hati." Fadlan terkekeh mendengar penuturan putrinya itu.
"Preeet.Mo muntah dengernya."
Mya hanya mendelik ke arah kakaknya itu.
"Papa tadi sama kak Rais gimana pas tes kesehatan di bandara?.Nggak kenapa-kenapa kan.Mya takut banget soalnya." Tadi saat menuju ke parkiran Fadlan mengatakan pada Mya bahwa mereka harus tes kesehatan makanya lama.
Tentu saja, mendengar itu Mya jadi parnoan sendiri.Bagaimana tidak,virus yang akhir-akhir ini menggemparkan dunia bahkan Indonesia menyebar kemana-mana.
"Alhamdulillah Papa sama kak Rais baik-baik saja.Selama disana Papa sama kak Rais tidak pernah melakukan kontak fisik sama orang asing.Dan juga menjaga jarak saat berinteraksi."
"Echa jangan takut yang berlebihan.
Kita hanya perlu berdoa dan berikhtiar.Dunia kita sudah tua Nak,
sebentar lagi bahkan tak terasa dunia hampir menuju akhirnya.Banyak beribadah, berzikir,bertaubat hanya itu yang dapat membantu kita dari ujian yang Allah berikan."
Hening.Mya dan Rais mendengar penuturan Fadlan dengan khidmat.Menelaah setiap kalimat itu.
"Itu tanda bukti kekuasaan Allah.Virus yang berukuran kecil bahkan sangat kecil dapat
memporak-porandakan satu dunia.
Inilah tanda-tanda akhir zaman,Allah menurunkan wabah penyakit yang dapat membuat manusia kocar-kacir."
"Dan virus itu dinamakan Corona atau Covid-19."
"Iya Pa,Semoga ujian ini dapat berakhir sebelum tibanya bulan Ramadhan." Ucap Rais.
"Kasus di Indonesia banyak banget yang positif Pa,ratusan.Dan yang meninggal terakhir kali Echa lihat mencapai 50 orang lebih."
Benar apa yang dikatakan Mya.Kasus yang ditangani Indonesia mencapai 686 positif dari Corona.55 jiwa yang meninggal,serta 30 orang yang dapat disembuhkan.Semoga jangan ada kasus lagi yang bertambah.
Virus itu dengan sangat mudahnya tersebar melalui suatu media.Itu adalah salah satu kelebihan nya.
Ada juga kelemahan dari virus tersebut,makhluk itu mudah juga dihancurkan dengan membersihkan media yang terdapat virus dengan sabun,atau pembersih lainnya.
🍁🍁🍁🍁🍁
Suasana mencekam meliputi seluruh ruangan yang sangat luas ini.Lebih tepatnya ruang keluarga.Terlihat dua laki-laki yang berbeda generasi itu duduk dengan tegang.
Mereka adalah Fadlan dan Rafi.Baru kemarin Fadlan sampai kerumah,dan tadi pagi berita yang selama ini dia cari menguak keluar.Salah seorang anak buahnya baru saja menyerahkan sebuah amplop yang berisikan rekap medis dari rumah sakit.
Fadlan menyodorkan amplop itu ke hadapan Rafi.Dengan gerakan lama dia mengambil amplop itu.Mengamati sesaat lalu membukanya.Tubuhnya kaku,lidahnya kelu melihat apa isi didalamnya.
Fakta yang selama ini dia tutupi
akhirnya tercium juga.Rekap medis penyakit yang dideritanya sangat lengkap terpampang dalam satu amplop coklat itu.
Dimana seharusnya dia menyakinkan hati yang ragu untuk memberitahu pada Papanya.Malah sebaliknya,tak sesuai harapannya.
"Dari mana Papa tau,semua ini?."
Dari banyaknya pertanyaan,hanya itu yang terlintas dibenak Rafi.Hatinya meronta menahan amarah yang menggebu.Sepertinya dia sudah tau siapa dalang semua ini.Siapa lagi orang selain dirinya yang tau,kalau bukan.....adik perempuannya.Mya Qalesya Pranaja.
Amarah dan benci itu seketika berkolaborasi,menjadi bertambah dan memuncak.
Munafik!!.
Umpat Rafi dalam hati.Itu ditujukan pada Mya.Tersangka yang belum tentu pelakunya.
"Dari mana Papa tau,itu semua tidak penting Rafi." Fadlan kembali bersuara sehingga Rafi tersadar dari lamunannya.
"Yang Papa butuhkan saat ini adalah penjelasan dari kamu,tanpa adanya
Kebohongan lagi."
Dengan sangat tegas Fadlan berkata menatap anak pertamanya itu dengan tatapan yang campur aduk.
•
•
•
25 Maret 2020,Rabu.
Part-nya pendek sayang.
Maafkan daku.
Aku mau bilang buat readers ,kalian harus menjaga kesehatan kalian.Banyak doa dan berzikir serta patuhi semua anjuran dari pemerintah untuk tidak keluar rumah kalau tidak berkepentingan.
Mari sama-sama kita melawan Covid-19 dengan cara mematuhi aturan yang berlaku.
Salam Penulis.
Salam untuk IndonesiaKu.
Kita semua kuat,dan mampu melewati tantangan ini.
Cukup dengan selalu berdoa pada Allah.
Wassalam.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top