20:Cemburu

Mya Pov

________

Setelah seminar tiga hari yang lalu.Aku merasakan sedikit keakraban dengan kak Rafi.Waktu pulang seminar dengan kak Rafi,aku tak langsung pulang kerumah.Melainkan makan siang terlebih dahulu dengannya.

Aku mengucap ribuan syukur dalam hati.Seumur hidupku aku tak pernah lunch bareng kak Rafi.Tapi tetap saja tidak ada pembicaraan selain dia bertanya menu apa yang ingin ku pesan.

Dan yang membuatku menganga lagi,besoknya kak Rafi menawarkan kekampus bareng.Mimpi apa aku coba.Saat itu tanpa pikir dua kali aku hanya bisa menganggukkan kepalaku.Dan pada saat itu juga ada papa dan kak Rais.Mereka terkejut sama halnya dengan aku.Tapi bisa ku lihat saat itu senyum bahagia terpancar di wajah Papa.

Saat di mobil memang sih terasa canggung banget.Padahal sama kakak sendiri,kandung lagi.Tapi kayak orang asing yang baru kenal.

Dengan mengandalkan mulutku yang gatal ini,pertanyaan-pertanyaan basa basi mulai keluar.Aku bertanya bagaimana keadaan kantor kak Rafi.Jawabannya hanya 'baik'.Banyak pertanyaan basa nasi yang ku lontarkan tapi hanya satu kata yang dijawab.'iya','baik','tidak'.
Tapi menurutku itu sebuah kemajuan signifikan.hhhe.

🍃🍃🍃

Hari ini adalah hari minggu,dimana hari yang ku gunakan untuk berleha-leha dirumah.Setelah tadi sarapan pagi bersama Papa,kak Rais,dan kak Rafi.Aku tak ada kegiatan lagi,minggu ini juga Dinda tidak nginap di rumahku,katanya ada urusan keluarga.

Sekarang yang ku perbuat hanyalah duduk bersantai diatas ayun dengan novel ditanganku.Sungguh nikmat,bersantai dirumah.

Disaat-saat tengah membaca novel, ingatanku terlintas sedikit ingatan saat bersama kak Rafi.Tepatnya,sifat kak Rafi yang sedikit ingin lebih dekat denganku.Aku sungguh bersyukur,Allah memang maha membolak-balikkan hati manusia.

Kedua sudut bibirku melengkung sempurna.Tapi di sisi lain,aku masih teringat apa yang disembunyikan kak Rafi tentang dirinya sendiri.Itu sungguh membuatku pusing tujuh keliling,bagaimana aku bisa tau apa yang disembunyikan oleh kak Rafi.Itu pasti suatu rahasia yang teramat sangat penting.

Akhir-akhir ini juga kak Rafi seringkali dirumah.Bahkan setiap hari.Padahal dulu dia tidak pernah betah dirumah,selalu tinggal dan menginap di apartemennya.Ada yang janggal rasanya.Tapi tidak apa-apa sih,mungkin itu cara Allah supaya kak Rafi bisa lebih dekat denganku.

"Echaaaaaa."

Pikiranku melebur seketika.Teriakan yang begitu berat dan membengkak telingaku.Itu suara kak Rais.

"Capek kakak cariin,ternyata kamu lagi asyik berleha-leha disini.Enak banget ya nyantai."kak Rais nyerocos,tapi pura-pura tak ku pedulikan dengan cara kembali membaca novelku.

"Heh!kakak lagi bicara nih.Dengerin napa,kakak mau ngajak ka__"

"Kemana?kemana?.Ayo cush buruan.Aku mau."Sebelum sempat kak Rais menyelesaikan omongannya aku segera memotong.Aku tidak bisa mendengar kata mengajak.Apalagi kalo di ajak kak Rais,sungguh bahagia rasanya karena apapun jadi gratis.hhaha.

"Giliran jalan aja gercep.Dasar kupu-kupu siang.Giliran tadi aku ngomong,malah pura-pura nggak denger.Dasar Adik Durhaka!." Aku hanya bisa nyengir mendengar penuturan kak Rais yang sama persis kayak emak-emak komplek kalo lagi sewot.

"Iya deh maafin.Habisnya tuh kak Rais,kalo mangil Echa suaranya kayak abang-abang yang jualan di tanah Abang.Suaranya ngalahin toa mesjid."

"Maafin aja deh.Soalnya adek yang modelan kayak gini cuman satu didunia."kata kak Rais menyindir.

"Iyalah cuman satu.Echa kan cantik,baik,penyanyang,lemah lembut,anak solehah,pinter lagi,terus_"

"Stop nggak mau denger."kalo keluar gaya kepedean ku ya begini.

"Yaudah sana ganti baju.Kakak mau ajak kamu jalan-jalan.Jangan Sampek lama,kakak tunggu lima menit di ruang keluarga.Ingat lima menit."Kayak komandan Pramuka aja nih kak Rafi,gayanya sok disiplin.

"Sip kapten."

Tanpa menunggu lama,aku langsung ngacir ke kamar.Dikasih waktu cuman lima menit.Hufh..cuman lima menit,apa jadinya denganku.

"Ah..biarin aja telat,daripada aku jelek ntar nggak dandan,kan yang malu dia sendiri juga.Bawa adek jalan-jalan kok buluk banget.hihihi."sungguh tak jelas,pikiranku merancau kemana-mana.Hampir gesrek kayaknya.

Dua puluh menit kemudian,aku langsung turun kebawah ke ruang keluarga.Disana terlihat ada Papa,kak Rais,dan kak Rafi.Sepertinya mereka tengah ngobrol ya.Dalam hati,aku penasaran ngobrolin apaan mereka ya.Kok mukanya pada serius dikit gitu.

"Ngobrolin apaan sih."Aku langsung nyerobot duduk disamping Papa.

"Dasar kepo!".

"Biarin.Daripada kak Rais jarang mandi."Balasku tak terima.

"Sekata-kata nih anak.Nggak liat apa nih cowok terganteng se-Indonesia."Kak Rais bergaya dengan sikap angkuhnya itu.

"Anak siapa tuh Pa?"

Pertanyaan itu yang selalu aku tanyakan pada Papa saat kepedean kak Rais melebihi rata-rata.

"Bukan anak Papa."Papa terkekeh melihat raut wajah kak Rais yang berubah masam.Sedangkan aku hanya bisa tertawa cekikikan.

Didalam ruangan yang besar ini kami berempat,tapi yang cuman ngomong ya aku,kak Rais,dan Papa.Kulirik kak Rafi yang duduk di sofa single,wajahnya datar bahkan pakek banget.

Eh tunggu,tapi sepertinya ada yang lain menghiasi wajah kak Rafi.Pucat.Kata itu terlintas dihatiku.wajah kak Rafi sedikit pucat,ditambah lagi tidak bereaksi apa-apa.

"Yaudah nih,jadi nggak piginya?"kak Rais langsung berdiri dari duduknya.

"Jadi dong.Pa,Echa jalan-jalan dulu ya."izinku pada papa,tanganku sebelah tetap masih bergelayut di lengan Papa.

"Iya hati-hati ya.Jangan sampek lepas dari genggaman kak Rais."Balas Papa.

"Papa kira aku masih anak kecil apa,seluruh jalanan Jakarta aku udah tau Pa,Sampek jalan pintas,jalan tikus,jalan ayam,jalan apa aja udah aku telusuri."bantahku,papa terkekeh lalu mengusap hangat puncak kepalaku yang ditutupi hijab.

"Iya deh iya.Papa percaya,kan anak papa pasti pinter kayak Papanya."

Cup

Cup

"Buat Papa Echa paling ganteng sedunia."dua buah kecupan ku hadiahi di pipi kanan dan kiri papa.

"Ealah drama banget nih anak."sindir kak Rais.

"Yaudah Pa,Echa jalan dulu sama emak komplek.Assalamualaikum Pa."Sambil menyalami tangan Papa aku terkekeh.Sama halnya juga dengan Papa.

Aku melihat ke arah kak Rafi."Aku jalan dulu ya kak."pamitku pada kak Rafi,cuman anggukan yang dijawab.

Aku tetap tersenyum seindah dan semanis mungkin.Lalu langkahku langsung mengikuti kak Rais yang sudah keluar dari rumah.

🍃🍃🍃

"Ngapain sih ke mall,aku kira kakak bakalan ngajakin Echa kemana gitu.Yang belum pernah Echa datangi.Ini malah ke mall."

Daritadi udah dua putaran aku diajak kak Rais keliling mall.Alasannya hanya untuk mencari hadiah ulang tahun buat temennya,katanya.

Aku masih tak percaya,masa iya nyariin kado buat teman,tapi malah bingung mau kasih apa.Ini pasti buat gebetan,atau buat pacarnya.

"Kakak ngaku sama Echa.Pasti ini kado buat pacar kakak kan?"

"Enggak kok,kakak enggak punya pacar."

"Terus ngapain kasih kado buat cewek kalo bukan pacar.Nyarinya juga yang ini bukan,yang itu bukan,semuanya bukan."

Ini akibat kaki yang pegal,jadinya naik kemulut dan alhasil adalah nyerocos tak jelas.Aku terus saja berjalan mengikuti kak Rais,tanganku sebelah digenggamnya.

"Ini terakhir kali,kita kesitu."kak Rais menunjuk salah satu stand perhiasan.Mataku hampir keluar dari tempatnya.Bagaimana tidak,tak salah lihat,kak Rais mau membelikan perhiasan buat kado temennya.

Fiks..ini orang spesial.Tidak pernah sekalipun yang kutahu kak Rais membelikan kado buat cewek.Tidak ada dalam kamu kak Rais.Tapi hari ini,apa aku mimpi ya.

"Cha,kamu juga harus pilihin yang bagus pokoknya.Kakak maunya yang simpel tapi mewah."Nah kan,ini nggak salah lagi.Pasti buat pacarnya.

"Tapi ada syaratnya."Tetiba ide itu muncul sendiri di pikiranku.

"Apa?jangan yang aneh-aneh tapi ya."wanti-wanti kak Rais.

"Echa juga mau dibeliin perhiasan,habis itu beliin Echa baju,sepatu baru,sama tas baru." Aku bisa melihat jelas wajah melongonya kak Rais.

"Ya Allah,apa salah hamba-Mu ini,kok punya adek matrenya nggak ketulungan."Aku mencebikkan bibirku,drama kak Rais seperti di film-film Hidayah.

"Yaudah kalo nggak mau.Echa mau pulang nih,kaki semua udah pada pegel-pegel."

"Iya iya,kakak mau."Akhirnya aku bisa shopping gratis."semuanya demi dia."sambung kak Rais lirih,tapi bisa ku dengar.

"Hah.Dia siapa?"

"Bukan,bukan siapa-siapa.Udah anak kecil dilarang tanyak-tanyak."Jawab kak Rais.Kalo ada maunya aja baik-baik.Kalo enggak tiap hari dijailin.

Aku langsung melihat-lihat beragam perhiasan di etalase,mulai dari gelang,kalung,cincin,anting,dan masih banyak lagi.Banyak banget ragamnya,semuanya terlihat mewah dan elegan.

"Ini aja kak."Tunjukku pada kak Rais pada etalase gelang.Manis,satu kata yang dapatku deskripsikan buat gelang itu.Bener-bener simple.

"Yakin yang itu,mewah dan simple juga.Tapii dia bakalan suka nggak ya?"Pengen sekali ku cemplungin kak Rais diempang.Rasa-rasanya ini beneran virus cinta yang mematikan.

"Mbak coba liat gelang yang itu." Tunjuk kak Rais pada akhirnya. Mbak pelayan itu langsung mengambil gelang tersebut.

"Ini Mas."Balas mbak pelayan itu sangat ramah,matanya hampir tak kedip melihat kak Rais.Emang segitunya ya kegantengan kak Rais?.

"Jangan gelang deh dek,kalung aja lebih romantis gitu."Sanggah kak Rais.

Sebelum aku menjawab,aku terlebih dulu menarik nafas dalam-dalam.
"Kak Rais bodoh atau bloon sih."semburku langsung.

"Katanya tadi temen ceweknya pakek hijab,kan kalo dikasih kalung mana bisa dipastikan dia makek atau enggak.Masak iya kak Rais harus buka jilbabnya,kan belum muhrim.Nah kalo gelang kan bisa langsung terpampang jelas dipake atau enggaknya."

Hanya nyengir tak jelas yang kudapati dari wajah kak Rais.

"Pinter banget sih adeknya kakak."Kak Rais mengusap puncak kepalaku.

Aku tak menggubrisnya,lalu aku langsung melihat gelang itu.Gelang perak itu terlihat lebih manis dengan dua mutiara menghiasinya.

Setelah beberapa menit melihatnya.kak Rais menyetujui barang itu yang akan menjadi hadiahnya.

"Ini mas kartu kreditnya."Serah mbak pelayan itu,setelah menggesekkan kartu kak Rais di mesinnya.

Harganya fantastis,sekali lagi aku bertanya dalam hati.Emang kali temen Sampek segitunya ya hadiahnya?.

"Enak banget ya temen kakak.Dapat hadiah yang uulala.Harganya aja 3 bulan uang jajan Echa yang dikasih Papa."Aku tak mau kalah,detik selanjutnya aku langsung menuju etalase kalung.

"Menggunakan kesempatan dalam kesempitan itu ternyata membuat kita bahagia.hihi.."lirihku sangat sedikit agar tidak terdengar kak Rais,dengan tawa cekikikan ku.

🍃🍃🍃
Setelah melaksanakan shalat dhuhur di mushalla mall.Aku dan kak Rais segera beranjak untuk mengisi perut yang sedari tadi keroncongan.

Aku berjalan dengan satu paper bag kecil ditanganku.Sedangkan kak Rais,kedua tangannya dipenuhi paper bag belanjaanku.

Sebenarnya aku ingin tertawa melihat tampang pasrah kak Rais.Tapi kutahan sebisa mungkin.

Dalam hati pasti kak Rais menggerutu padaku.Bagaimana tidak,hari ini aku benar-benar menguras isi dompetnya.Setelah tadi kami membeli hadiah yang katanya buat temennya,aku juga membeli,tepatnya dibelikan kalung oleh kak Rais,itupun kayaknya karna terpaksa deh.

Tak cukup sampai situ,aku langsung menagih rangkaian janji lagi pada kak Rais,yaitu membeli baju,tas,serta sepatu,ditambah lagi dengan beberapa pashmina yang lagi trend saat ini.

"Kak!!Jalannya kok lelet banget sih."kataku terus berjalan didepan kak Rais. "Katanya tadi laper banget,Echa juga.Laper banget nih,ayo dong cepetan."

"Iya iya.Gimana nggak lelet.Ini belanjaan banyak banget,semuanya kakak yang bawain."kesel kak Rais.

"Ya habisnya,Echa kan nggak sanggup bawanya.Kak Rais gimana sih,kan kakak cowok."Sebisa mungkin aku berbicara lembut,agar kak Rais luluh.

'hihihi' hatiku cekikikan.

"Perempuan selalu benar dan maunya menang sendiri."Final kak Rais,masih berjalan tepat dibelakang ku.

"Yaudah.Makanya cepe__"

Bruk

"Aduh.Kenapa sih dek?.Kok tiba-tiba berhenti,didepan pintu masuk lagi,buruan udah laper banget nih."

Aku tak mau mendengar cerocosan kak Rais.Aku mematung seketika tepat di depan pintu masuk restoran mall,mataku menangkap seseorang yang sangat ku kenali.

"Ditempat lain aja deh makannya,disini nggak enak.Ke KFC aja."Putusku enggak karuan.

Aku melirik kak Rais yang udah disampingku.Matanya menelusuri arah pandanganku tadi.

"Ternyata adikku CEMBURU.hhahah."

Dan akhirnya mood kak Rais yang tadinya anclok ke angka nol,sekarang seperti sediakala.Tertawa sampai menetaskan air mata menatapku.

Gimana coba nggak cemburu.Itu kak Ziyad,bersama seorang perempuan yang entah siapa.Parahnya lagi masak didepan umum suap-suapan sambil cekikikan.

'Dasar laki-laki,giliran ngomong manisnya bukan main.'

Mya Pov end.


Jazaakumullah ya khair 💛

Salam dari author buat kalian para readers zheyengku💜.

Tinggalin jejaknya ya buat author,Author ini baik hati loh ga minta duit,cuman mintak votenya doang.hhehhehe🙏🙏

Sampai jumpa,semoga bisa bertemu kembali😘

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top