17:Mya dan Ziyad

Mya Pov.
————

Kak Ziyad
Assalamualaikum Mya.
Gimana keadaannya
sekarang?Udah sembuh belom?

Me
Wa'alaikum salam kak.
Alhamdulillah udah😊

Terkirim.

Kak Ziyad
Maaf ya kemaren nggak
Sempat jenguk.

Me
Iya kak nggak apa-apa.
Mya udah sembuh juga.

Kak Ziyad
Kamu udah makan?
Udah minum obat?.

Ingin rasanya aku berteriak sekencang-kencangnya.perhatian sekecil ini saja dari kak ziyad mampu membuatku melting.Tak tunggu waktu lama aku langsung membalas pesannya.

Me
Udah kak.Kak Ziyad sendiri
Udah sarapan?

Aku jadi senyum-senyum sendiri,membaca balasan kak Ziyad.Jadi malu juga,ahh kak Ziyad bikin melting.Masak aku tanyak udah sarapan dia bales 'kok perhatian banget sih'.

"Hey My..kok senyum-senyum sih.kesambet ya."suara cempreng Dinda memengkakkan telingaku.

"Iya kenapa sih Cha?"kali ini kak Rais yang bertanya.

Sekarang aku,Dinda,dan kak Rais sedang berada didalam mobil.Aksi ku dan Dinda saat sesudah sarapan tadi berhasil.Aku mati-matian membujuk Papa agar memberi izin keluar.

Awalnya Papa keukeuh tidak memberi izin,dengan alasan kakiku yang masih lecet.Dan akhirnya dengan bubuk rayuan maut ku dan dengan tumbalan kak Rais,Papa luluh juga.

"Emang aku nggak boleh senyum?."tanyaku balik,sambil menetralkan mimik wajahku agar nggak ketahuan chatan sama kak Ziyad.

Kalo Dinda sama kak Rais tau,bisa kepo bin alay mereka.Tau sendiri kan mulutnya kak Rais dan Dinda,kayak emak-emak kreditan yang belum lunas ditagih.hheehhe.

"Daritadi liatin hp senyum-senyum kayak orang gila.Chatan sama siapa lu?"Lirikan mata Dinda memang tajam banget kayak elang,mengimtimidasi.

Dinda yang duduk dikemudi belakang, mencondongkan tubuhnya kedepan,tepat disampingku.

"Pasti sama Pak Ziyad kan?."

"Hayooo ngaku Cha.Yaelah adek gua udah besar.Udah jatuh cinta."

Kak Rais dan Dinda tertawa.ini yang paling aku nggak suka dari mereka.Mereka berdua kalo bertemu selalu berantem,tapi kalo urusan ngebully mereka akan kompak dengan sendirinya.Menyebalkan.

"Terusin aja terus.Sampek giginya kering."gerutuku,sungguh pengen banget mereka berdua aku rukyah.

"Kak.kayaknya Mya perlu bantuan kita biar cepat jadian sama Pak Ziyad." Ingin ku lakban mulut Dinda.

Kenapa punya sahabat kayak gini ya Allah.Lemes banget.

Dan bla bla bla bla ....
Hanya ocehan mereka berdua yang terdengar jelas ditelingaku.Sungguh rasanya mobil ini penuh dengan tawa mereka.

🍁🍁🍁🍁🍁
Author Pov.

Ziyad memicing matanya mencari sesuatu.Pandangannya diedarkan disetiap titik.Tapi tampaknya objek yang dia cari tidak ada.

Setelah tadi Mya mengatakan bahwa dia jalan-jalan bersama Dinda ke Timezone,Ziyad langsung bergegas menyusul sang pujaan hatinya.

Senyum Ziyad sedari tadi tak pernah luntur.Sembari mengingat chatnya dengan Mya sesaat lalu.Ziyad yakin pasti Mya blushing membaca chat dari dirinya.Sama halnya dengan jantungnya saat itu, memompa lebih cepat dari biasanya.

Langkah ziyad terus bergerak,matanya diedarkan disetiap sudut gedung.Setelah beberapa menit mencari Mya.Dan akhirnya Ziyad menangkap sosok itu.

Berdiri dengan anggunnya sambil memegang kartu Timezone,dan sesekali sedikit tertawa.Pemandangan itu yang dilihat Ziyad.Ziyad langsung menghampiri Mya,disitu juga ada Dinda yang sedari tadi tak berhenti ngoceh.

"Assalamualaikum.."Sapa Ziyad ketika sudah berapa tepat diantara keduanya.Mya dan Dinda.

"Wa'alaikum salam."

"Wah wah wah..Pak Ziyad memang lelaki idaman deh.Langsung cush menemui pujaan hati."setelah menjawab salam,Dinda malah kembali ngoceh tak jelas.

Ziyad sangat mengerti dengan sifat mahasiswi sementaranya itu,sungguh ceriwis dan supel.

"Iya dong.So pasti."balas Ziyad, membanggakan dirinya.

"Ngomong-ngomong kok pada berdiri disini?emang lagi nunggu siapa?."tanya ziyad kembali.

Sebelum Mya hendak menjawab,suara Rais menggelegar.

"Let's go girls.."seru Rais yang belum menyadari adanya Ziyad diantara adiknya dan sahabat adiknya itu.

"Iya kak."Mya menatap kakaknya itu.Kemudian Rais menatap Ziyad,seakan bertanya siapa dia?.Seakan mengerti dengan kebingungan Rais.Mya langsung angkat bicara.

"Oh iya kak..kenalin ini kak Ziyad____"

Belum sempat Mya menyelesaikan omongannya.Rais malah memotongnya,dengan mengulurkan tangannya tanda berkenalan dengan Ziyad.

"Kenalin gue Rais.PACARNYA Mya."

Glek.

Susah payah Ziyad menelan salivanya.Wajahnya berubah seketika,pucat pasi.Tangannya masih belum bergerak,masih bersalaman dengan Rais.Seolah mencerna apa yang baru saja laki-laki dihadapannya ini katakan.

Gagal sudah untuk mendapatkan Mya. Batin Ziyad pesimis.Atmosfer berasa sangat panas,padahal disini puluhan AC menyala.

Mya dan Dinda juga terlonjak.Mendengar kakaknya itu,Mya kesal sendiri.Sedangkan Dinda sudah paham dengan alur yang dimainkan Rais.

"Hahahhahahhaha"

Tawa Dinda menggelegar,begitu nyaring,dan keras.Untung saja ada musik yang mengalun,kalau tidak semua orang akan menatap Dinda seperti orang gila.

"Ya Allah pak dosen quhh...Sampek sebegitunya ya mukak."Dinda tidak bisa melanjutkan perkataanya,tawanya itu masih sama.

Seakan tersadar,Ziyad melepaskan tangannya dari Rais.Kemudian dia menatap Mya yang tersenyum.Dan bertanya seolah kenapa ini?.

"Tanggung jawab loh kak Rais,anak orang Sampek begitu.Kayak orang baru selesai di rukyah."

Rais ketawa,mendengar perkataan Dinda.sekaligus mengingat wajah tampan Laki-laki didepannya itu.

"Santai broo.Gue kakaknya Mya.Hahahah."Rais masih melanjutkan ketawanya bersama Dinda.

"Kak Rais nyebelin banget ya."Mya memukul lengan sang kakak.

"Ayooo kita ke Timezone nya,,jangan asyik ketawa.Nyebelin banget kalian emang,sumpah."Mya semakin kesal dengan dua orang manusia yang selalu mendapat ranting tertinggi,jika soal ngebully,dan ngerjain orang.

'Dikerjain gue sama calon kakak ipar.Sabar Ziyad sabar,untung calon kakak ipar kalo enggak udah gue Pites nih orang.' Ziyad membatin.

"Ayoo kak kita duluan aja..biarin mereka kita tinggalin aja disini Sampek gigi mereka kering."Ajak Mya pada Ziyad.

Sungguh bosan melihat dua makhluk dihadapannya itu,ingin sekali Mya melempar mereka lebih lautan India.
Baru saja beberapa jam bersama mereka darah dan otaknya dibuat mendidih seketika.

Tak lagi menghiraukan Kakak dan sahabatnya itu yang masih mengoceh dibelakangnya.Mya terus saja berjalan mendekati salah satu mesin Timezone.

🎶🎶🎶

Setelah hampir dua jam menjelajah dan mencoba permainan seperti cupid boneka,maximum tune,time crisis,street basketball,dan lainnya.Mya dan semuanya merasa sangat kelelahan.apalagi Mya kakinya yang lecet itu masih sedikit nyeri.

"Udah mau waktu Dzuhur.Shalat dulu yuk."Seru Mya yang melihat arlojinya.

Semua mengangguk,mereka juga merasa kelelahan.

"Yaudah ayo..Capek banget juga.Habis ini kita makan siang."sahut Rais.

"Yeee makan siang gratis hari ini."seruan Dinda membuat Rais mendengus sebal.

Kembali lagi teringat saat dia dan ziyad ditantang untuk battle dipermainan time crisis.Siapa yang kalah maka ia akan mentraktir makan siang semuanya.Itu idenya Dinda.Dan sialnya Rais kalah,tidak hanya itu,yang membuatnya kesel banget Mya dan Dinda habis-habisan meledeknya.

"Giliran gratisan aja loe didepan."cibir Rais.

Ziyad dan Mya hanya tersenyum melihat keduanya.

Setelah itu mereka langsung keluar dari gedung itu.Mencari masjid terdekat,untuk menunaikan kewajibannya sebagai ummat Islam.

Setiba di mesjid,mereka langsung bergegas untuk berwudhu.Mengejar waktu untuk bisa berjamaah.Azan baru saja selesai dikumandangkan, tinggal menunggu Iqamah.

Saat Mya selesai berwudhu,hendak menuju masuk mesjid,dia mendapati Ziyad yang menatapnya.Matanya beradu.Teduh,itu yang dirasa Mya.

Begitupun Ziyad,matanya tak lepas dari wajah Mya.Wajah damai dan berseri,apalagi sekarang Mya baru selesai berwudhu.Seakan Ziyad melihat bulan purnama,bercahaya.

'Istri idaman dan Sholehah'

Batin Ziyad berbicara.Detik selanjutnya dia langsung memutuskan kontak mata dengan Mya.Dan mengucap istighfar berulang kali.

🖤🖤🖤

"Kok mereka berdua ga keluar-keluar ya kak dari masjid?."Dinda menggerutu,disampingnya ada Rais yang juga sedang menunggu Mya dan Ziyad.

"Sabar kenapa sih dek.Orang sabar di sayang pacar."jawab rais,Dinda langsung mendelik kearahnya.

"Gimana mau disayang pacar,lowong pacarnya ga ada."

"Makanya nyarik,ya habis kamunya judes banget.Mana mau cowok sama kamu dek."

Ucapan Rais langsung membuat Dinda naik pitam.Melihat itu Rais tertawa terbahak-bahak.Wajah merah Dinda sangat kentaraenahan amarah.

"Emang situ punya kak.Kan jomblo juga."ejek Dinda.

Rais membenarkan dalam hati.Dan sekarang ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal.Tak tau mau jawab apa.

"Nah kan.Skak juga loe kan.Ngatain gua jomblo malah dirinya juga jomblo."Kini malah Dinda yang tertawa.

Rais menghela napasnya pasrah.Detik selanjutnya ia melihat adiknya itu keluar dari pintu mesjid bersama Ziyad.Dari kejauhan dia bisa melihat adiknya itu tersenyum dan sedikit tertawa saat mengobrol dengan Ziyad.Entah apa yang mereka obrolkan.

Dalam hatinya,Rais sangat bahagia kalau adiknya itu bahagia.Dinda yang disebelahnya melihat kemana arah pandangan Rais.Dan ia melihat Mya yang sedang mengikat tali sepatunya.

"Kakak seneng kalo Mya senyum Din."kata Rafi tiba-tiba,membuat Dinda menatap kearahnya.

"Aku juga kak.Waktu liat Mya sedih dan nangis rasanya sesak banget."
Dinda seketika berubah sendu,mengingat betapa perihnya hidup Mya,dibenci kakaknya,diabaikan.

"Tau nggak kamu,prioritas kakak apa?.Prioritas kakak yang utama dan pertama dari dulu adalah bisa membuat Mya tersenyum dan bahagia."Rais memandang lurus kedepan,matanya sedikit berair.

"Mya beruntung punya kakak kayak kak Rais.Aku sebenarnya nggak paham sama jalan pikirannya kak Rafi?."

Terdengar helaan napas dari Rais."Kak Rafi tidak bisa nerima takdir kalau Mama sudah meninggal.Dia terlalu terpuruk dan terlalu mementingkan egonya."

Baru saja Dinda mau angkat bicara,Mya sudah berada satu meter dari mereka.

"Ngobrol apaan sih?keliatannya serius banget?."tanya Mya penasaran,pasalnya aura kakak dan sahabatnya itu sungguh tidak bisa diartikan.

"Ngomongin elo,,heran deh gue."cerocos Dinda."Mata gue kayaknya kalo liat lo jalan bareng sama pak Ziyad cocok gimana gituh,serasi,udah pas deh jadi pasangan queen and prince."

Blush!!!!
Dindaemang handal dalam mengalihkan pembicaraan.Dan kata-katanya itu mampu membuat Mya blushing.

"Muka kamu kok merah Mya?"tanya Ziyad menggoda.

"Eh."Mya gelagapan,dia langsung memalingkan mukanya kesamping."Apaan sih kalian.Dosa kalo ngebully cucu Adam loh."pasrah Mya

"Yaudah ayok kita makan siang."seru Rais,yang langsung memasuki mobilnya,diikuti oleh Dinda yang duduk dibelakang.

"Kamu lucu."cicit Ziyad menatap Mya yang belum naik kedalam mobil,berjarak setengah meter darinya.

"Hah?"

"Tambah lucu."

"Apaan sih kak Ziyad."Mya semakin salah tingkah dan gugup,rona merahnya bertambah.

"Sekarang jadi makin cantik kalo ada merah-merah itu dipipi kamu."Dengan refleks Mya menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.

"WOII..UDAH LAPER BANGET INI,NANTI AJA  BERDUAANNYA. ASTAGFIRULLAH HAL AZIMM MASIH DIDEPAN MESJID MALAH ASIK MAKSIAT." Teriakan Dinda begitu nyaring ditelinga Mya dan Ziyad.Keduanya malah salah tingkah bersamaan.

Mya langsung melangkah kedalam mobil,sedangkan Ziyad menuju motornya yang terparkir dua meter dari mobil Rais.

Kini hatinya berbunga-bunga.Jangan tanya lagi mengenai jantungnya.Sedari tadi sudah meloncat-loncat meminta keluar.

°
°
Sekian.

Jazaakumullah ya khair ❤

Hei kalian..gmna puasanya?lancar kan.Semingguan lagi udah lebaran nih,kalian udah pada beli baju barhuuuuuu belom????wkwkkw
😂😂

Selamat menunggu berbuka puasa.

Salam manis buat kalian.
Cek ig Author:@nandasofiani

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top