16:Ikatan Darah
Allah memberi kita warna dalam
kehidupan,supaya kita memahami tiap warna yang sedang kita jalani.Seperti sekarang ini,banyak warna yang telah kulewati.Hanya saja kita harus selalu ingat kepada-Nya.
-Mya Qalesya p.
💦
"Masih sakit nggak My?."Tanya Dinda dengan wajah sangat khawatirnya melihat kaki Mya yang penuh baret.
"Enggak.Udah nggak sakit lagi Din.Udah mendingan dari kemaren."tenang Mya.
Mya sedikit kesal dengan Dinda,pasalnya dari setengah jam yang lalu ia datang,udah berulang kali pertanyaan itu dilontarkan.
"Syukur deh.Sehari aja kamu nggak masuk udah hampa aja ini hidup tau."Keluh Dinda,berhasil membuat Mya tertawa.
"Dasar lebay."cibir Mya.
"Ini brownies buatan Bunda ya Din?"tanya Mya,sambil mengambil kotak brownies yang menggunggah seleranya.
"Iya.Panik banget tau Bunda pas tau Lo dapet musibah gitu.Itu aja dibikin tadi sebelum Subuh.Bunda nggak bisa dateng,ada pertemuan antar guru gitu disekolah."Jelas Dinda,teringat akan Bundanya yang panik nauzubillah saat Dinda memberitahu bahwa Mya diganggu preman dan hampir saja diculik.
"Jadi terharu.Aku bersyukur banget loh disekitaran aku banyak banget arang yang sayang sama aku Din."suasana jadi melow,Mya terlihat sangat terharu.
"Ahhhhhh mewek deh,awas kalo nangis."Ancam Dinda.Pantang bagi Dinda melihat air mata Mya,karna dia juga akan nangis bila Mya menangis.
"Iya deh iya."
"Pak Ziyad tadi juga panik banget pas tau kamu sakit.Ekspresinya lucu banget My...heran akutu Sampek segitunya dengar kamu sakit."Dinda sedikit tertawa.
"Emang iya panik banget?"Mya memastikan.
"Iya Mya,nggak percaya sama aku?kapan sih aku boong."Dinda menyakinkan Mya.
"Pak Ziyad titip salam buat kamu.Katanya cepet sembuh,makan teratur juga."imbuh Dinda lagi,membuat Mya merah padam.
"Nah kan blushing."Tawa Dinda pecah,Mya langsung menutup mukanya dengan bantal.Merutuki kenapa malah pipinya itu memerah.
"Kayaknya pak Ziyad suka deh sama elo My.Keliatan banget,pas ketemu di mall waktu itu aja dia natap Lo Sampek nggak ngedip."Dinda menerangkan sesuai survey yang telah dilihatnya.
"Ngaco Lo Din."Elak Mya.
"Ya udah kalo nggak percaya."
Tiap kali mendengar nama Ziyad,hati Mya bagai dipompa dua kali lipat lebih cepat.Rasa yang bergetar dalam dadanya itu indah.Bagai alunan musik yang menari.Apakah ini rasa yang dikatakan jatuh cinta?.Mya tersenyum,hatinya terus saja mengatakan bahwa ia jatuh cinta.
"Senyum sendiri lagi nih anak.Pasti mikirin Pak Ziyad."Dinda berdiri dari duduknya,yang semula ditepi ranjang Mya menuju sofa panjang yang terletak manis disudut kamar nuansa pink putih itu.
"Mya."
"Hmm"
"Ada yang aneh deh dari kak Rafi.Kayaknya bener deh apa yang Lo bilang,kak Rafi lagi ada sesuatu yang disembunyikan."Tetiba Dinda teringat pada Rafi,tadi pas ia datang,Rafi lah yang membukakan pintu.Dan yang membuat Dinda mengganjal, wajahnya Rafi sangat terlihat pucat.
"Tadi pas aku liat kak Rafi wajahnya pucet banget kayak manyat hidup."ulang Dinda lagi.
"Astagfirullah Din...ngomongnya ngelantur gitu.Nggak boleh tau perkataan adalah doa.Ya kali kakak aku manyat yang hidup."Mya tak terima dinda mengatai kakaknya itu manyat hidup.
Dinda hanya nyengir.Detik selanjutnya tubuhnya dijatuhkan pada sofa putih itu.Matanya menatap langit-langit kamar Mya,kedua tangannya bertautan diatas perutnya.
"Kita harus cari tau,pasti ada suatu rahasia yang disembunyiin kak Rafi."komentar Dinda.
"Aku juga setuju Din, bagaimana pun caranya kita harus tau."kali ini Mya sependapat dengan Dinda.
Mya masih tetap bersandar ditempat tidurnya.Matanya menatap lurus ke depan.Memikirkan apa sebenarnya yang disembunyikan oleh kakaknya itu.
"Aku nginep ya."suara Dinda memecahkan keheningan yang terjadi. "Besok kan tanggal merah, lusa Minggu.Kita double cuti My."antusias Dinda.Kesukaan Dinda yang paling disukainya adalah hari libur.
"Iya."
"Seandainya Lo nggak sakit,kita bisa jalan-jalan deh.Nggak seru nih weekend nya."Dinda memberenggut,mukanya ditekuk.
"Lebay banget sih Din.Lecet gini aja,kan kita juga tetap bisa jalan-jalan.Emang aku koma nggak bisa jalan."cibir Mya lagi.
"Hellow Mya..mana mungkin Papa Lo ngasih izin keluar jalan-jalan,yang ada kita di semprot abis abisan."Bener juga apa yang dibilang Dinda,mana mungkin papanya mengizinkan untuk keluar.
Mya memikirkan cara untuk jalan-jalan besok.Udah pasti Papanya tidak menginginkan.Ahah..otak Mya mulai berputar pada satu nama,Rais.Kalau ada rais pasti Papanya bakalan ngizinin jalan-jalan.
"Tenang Din,besok pokoknya kita bisa jalan-jalan."Mya menampilkan senyum usilnya.
🍁🍁🍁
Sarapan kali ini terlihat beda dari biasanya.Lebih ramai dan hangat.Tapi tidak dengan Rafi,dia sama seperti biasa.Diam duduk cuman makan.Tidak sedikitpun terkecoh dengan candaan Rais,Dinda,dan Mya.
Fadlan, memicingkan matanya menatap anak sulungnya itu dengan tatapan tanpa arti.Wajah Rafi terlihat pucat,kantung matanya terlihat jelas.Ada apa ini dengan Rafi,batin Fadlan.
"Nambah lagi Din,jangan malu-malu.Itu Uwak Minah masaknya banyak loh."Basa basi Fadlan,papanya Mya.
"Iya Om,makasih.Lagian Dinda nggak sungkan sungkan kok."nyengir Dinda,masih melahap nasi gorengnya.
"Iyalah Pa,ini anak kan bukan malu-malu,tapi malu-maluin."Samber Rais,dan membuat Dinda menggerutu.Mereka berdua memang kalo ketemu kayak tom and Jerry,selalu berantem tiada ujung.
"Daripada elu kak,jomblo dari lahir,nggak laku-laku lagi."Bales Dinda.
Mya dan Papanya sedikit tertawa melihat Dinda yang cemberut menahan kesal.
Sedangkan Rafi,seolah dia tidak berada dalam lingkaran mereka.Dunianya hampa dan datar.Dingin menyerupai benua Antartika.
"Rafi." Yang dipanggil tidak menjawab,cuma menatap kearah sumber suara.
"Kamu sakit?muka kamu kok pucat gitu?." Selidik Fadlan.
"Enggak.Aku tidak apa-apa,cuman kecapean."elak Rafi.
"Makanya kamu itu jangan terlalu memforsir pekerjaan.Urusan meeting diluar kota kamu serahkan saja pada sekretaris kamu."nasehat Fadlan.
"Iya Pa."
"Uwak.." Uwak Minah langsung menghampiri meja makan.
"Ada apa Pak?"tanya Uwak Minah.
"Tolong ambil vitamin ya Wak,sekalian buatin teh hangat buat Rafi."titah Fadlan sopan.
"Baik pak."Uwak Minah langsung berlalu.
Sedangkan Mya dan Dinda saling melempar pandangan.Mereka mengganggukkan kepala secara bersamaan.Apa yang sedang mereka pikirkan sama.Ada yang mengganjal pada Rafi.
Mya dengan ragu menatap kakaknya,Rafi.Bener,pucat,bahkan sangat pucat.Mya khawatir dan gelisah melihat kakaknya seperti itu.Sedangkan yang jadi pusat perhatian sekarang hanya diam seribu bahasa.
Rais juga mencoba bertanya pada Rafi,cuman gelengan yang didapatinya.Sedangkan Fadlan,Papanya Mya,dalam benaknya terbesit bahwa anak sulungnya itu ada sesuatu.
Mya menatap Dinda lagi.Dinda hanya menggelengkan kepalanya.Ada dengan kakaknya itu?.Apa yang sedang ditutupi oleh kakaknya itu?.Batin Mya berperang dengan pertanyaan-pertanyaan yang sedang bergejolak meminta jawaban.
Sekeras apapun menepis pertanyaan itu,semakin kuat rasa penasaran yang Mya rasakan.Mya merasakan bahwa hatinya sekarang lebih tidak enak lagi,ada rasa campur aduk sedang bergelut didalam hatinya.
Batinnya tidak bisa diam.Gelisah,cemas,takut menyatu menjadi satu.Belum lagi sekarang wajahnya sedikit memucat,kepalanya sedikit pusing.Apa dia merasakan apa yang dialami Rafi sekarang?.Apa ini yang dinamakan ikatan darah?.Bahwa sebesar apapun saudara kandung berbuat jahat pada kita,maka apapun yang terjadi padanya kita bisa merasakannya.
'Semoga kakak tidak apa-apa,dan semoga tidak terjadi apa-apa sama kakak.Lindungilah kakak hamba ya Allah.Jika kakak hamba sakit sembuhkan lah dia ya Allah.Amiin.'
°
°
Jazaakumullah ya khair
Salam penulis
Nanda Sofiani 🌸
Selamat menjalankan ibadah puasa,semoga puasanya lancar dan ibadahnya diterima Allah SWT 😊
Ig:nandasofiani.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top