11:Coklat dan penyemangat baru
"DENGAR NGGAK, KALO ORANG BILANG NGGAK YA TETAP ENGGAK!!!"
Bulir bening itu mulai bercucuran dari pelupuk mata yang indah itu. Dengan satu hentakan dan bentakan saja hatinya kembali hancur.
"Udah sana, pergi. Jangan ganggu, aku lagi sibuk!" bahkan ucapan yang keluar dari Rafi, melebihi dingin dari biasanya.
"Kenapa kak? kenapa kakak benci Echa? apa salah Echa kak?" kini pertahanan nya runtuh. Mya tidak tahan lagi dengan air mata yang dari tadi berlomba-lomba untuk keluar.
Hening. Tadi beberapa menit yang lalu, Mya melewati kamar Rafi. Hatinya terus saja terdorong untuk memasuki kamar pria itu, dan ingin meminta untuk menjadi narasumber di acara kampusnya sebagai pengacara muda sukses. Di kampus, Mya mengikuti organisasi untuk memberi motivasi kepada semua mahasiswa.
Mengingat kakaknya yang sangat terbilang sukses di usianya, entah kenapa dia jadi terdorong untuk meminta kakaknya itu. Terlebih lagi ketua organisasi menyerahkan amanah itu kepadanya, agar mencari sosok yang patut untuk menjadi sumber motivasi.
"Jawab kak!!"
Lirih Mya.
"Apaan sih kamu Mya. Bisa keluar sekarang nggak, aku lagi tidak mau diganggu. Pekerjaanku lebih penting daripada kamu Mya." kalo kalian tanyak seberapa hancurnya Mya. Jawabannya adalah seperti debu yang tidak akan pernah terlihat lagi kehancurannya.
"Bahkan Kakak enggan untuk memanggil nama sayang buat Mya." lirihnya lagi, Mya tetap mematung tak jelas didekat Rafi.
Ya. Dari dulu Rafi tidak pernah memanggil Mya dengan nama panggilan sayangnya. Hanya Papanya dan Rais lah, yang memanggilnya dengan Echa. Tapi tidak dengan dirinya, entah kenapa tiap kali ingin memanggil Echa mulutnya terasa kelu.
"Aku memang tidak sepenting pekerjaan kakak, tapi aku ingin kakak menganggapku."
Tidak ada jawaban dari Rafi.
"Maafkan aku kak."
Kata maaf itu tidak dapat Rafi artikan dalam makna apa. Maaf untuk apa? Setelah Mya keluar dari kamar Rafi, dia menatap nanar kedepan. Memikirkan kenapa dia tidak bisa berdamai dengan takdir?
🍁🍁🍁🍁🍁
"Innamaa amruhu izaa araada syai'an ayyaquula lahu Kun fayakuun..."
"Fasubhaanal Lazio biyadihi malakuutu kulli syai in wa ilaihi turjau'un.. sadaqallahul aziimm.."
Mya mencium Al-Qur'an nya tanda ia mengakhiri bacaan suci nan indah itu. Kemudian matanya dipejamkan untuk memanjatkan doa kepada sang Mama.
Sekarang Mya sedang duduk tepat disamping gundukan tanah yang sudah penuh ditumbuhi rumput hijau itu.
"Echa pulang dulu ya Ma. Tunggu Echa Ma. Bahagia disana ya Ma. l love you Mama.." Mya membelai batu nisan mamanya itu seakan dia mengusap-usap wajah mamanya.
Nisan yang bertuliskan Nama Irdina Pranaja, itu seakan terlihat sejuk dimata. Bulir bening milik Mya jatuh tepat diatas batu nisan.
Selanjutnya, Mya mengecup batu nisan Mamanya.
"Assalamu'alaikum Ma. Echa pulang dulu, insya Allah Echa akan kesini lagi." Mya beranjak dari duduknya, meninggalkan tempat pemakaman itu menuju area parkiran dimana mobilnya terparkir.
Jam menunjukkan pukul 16.33 wib, mobil yang Mya kendarai terhenti tepat di taman yang kira-kira 4 km dari rumahnya. Perlahan ia turun dari mobilnya dan duduk disana, disalah satu bangku taman.
Matanya menangkap sekeliling pengunjung, yang kebanyakan anak-anak beserta orang tuanya. Mata Mya mulai berair lagi. Betapa beruntungnya mereka yang memiliki Mama! Betapa beruntungnya mereka yang dapat merasakan kasih sayang seorang Mama.
Dan akhirnya cairan bening itu luruh lagi. Dan menyisakan sedikit sesugukan disana.
"والله يحب الصابرين"
Sebatang coklat silver queen terjulur tepat didepan wajah Mya.Mya mengerutkan keningnya, bingung. Siapa gerangan yang berbaik hati memberinya coklat.
"Kak Zi..yad!" ucap Mya yang telah menoleh ke kirinya.
"Ya." dengan bangganya Ziyad memamerkan senyumnya.
"Kak Ziyad ngapain disini?"
"Seharusnya Kakak yang nanyak begitu. Ngapain kamu disini sendirian melamun lagi, terus nangis lagi."
Skakmat!!!bmati deh Mya, harus jawab apa ini.
"Eng..enggak kok Mya nggak nangis."
"Itu mata nggak bisa diboongin, udah sembab gitu masih aja mau nipu kakak, nggak bakalan mempan." Ziyad yang berjarak 40 cm jauh dari Mya menatap Mya intens.
"Sesungguhnya Allah mencintai seseorang hambanya yang sabar dalam menghadapi ujian hidupnya. Walau seberat apapun cobaan yang diberi oleh Allah, maka itu adalah salah satu bentuk cinta Allah kepada kita, bentuk sayang Allah kepada umatnya.." kata-kata ziyad bijak ya,,hhhhe-Author gesrek
Mya meresapi setiap kata yang diucapkan Ziyad.
"Tapi kak.. hiks hiks." tangis Mya pecah lagi, sesak di dadanya lebih mendominasi.
"Gaswat mah ini kok nangisnya makin kenceng. Mati gua, apa salah ngomong ya. mau dipeluk buat nenangin belum mahram." Ziyad membatin dengan konyol.
"Ehh, maaf. Kakak salah ngomong ya" Mya menggeleng.
"Iya kak, kakak bener Allah mencintai aku dengan cara memberi ujian untuk mengetes kesabaran aku." Mya menghapus air matanya dengan sapu tangan yang diberikan Ziyad.
"Kali boleh kakak tau kamu kenapa nangis disini?" Tanya ziyad sangat ragu-ragu.
"Ehmm. Aku kangen sama Mama ku kak."cicitnya. "Aku kangen banget ngerasain kasih sayang dari seorang ibu" sambungnya.
"Memang Mama kamu kemana?" aduh pertanyaan apa lagi ini yang tiba-tiba keluar...'batin ziyad lagi'
"Udah tenang disana kak."
Nah kan.Ziyad jadi bersalah gini."Maaf. kakak nggak bermaksud."
Mya tersenyum maklum kearah ziyad "tidak apa kok kak. Mama aku meninggal waktu ngelahirin aku kedunia ini. Dari dulu bahkan dari bayi aku nggak pernah ngerasain bagaimana dimanjain sama sosok ibu, kasih sayang, diajarin belajar."
Ziyad menyimak tanpa mencelah setiap kata Mya, Ziyad yakin bahwa Mya membutuhkan teman untuk mau mendengarkan curahan hatinya.
"Aku dari dulu tinggal dan dirawat sama Papa, dan punya dua kakak laki-laki. Tapi yang bikin aku sesedih ini karena....." Ziyad menatap Mya penasaran karena perkataanya digantung. Mya yang menatap lurus ke depan menggigit bibir bawahnya.
"Karena apa Mya?"
Ada rasa ingin mencurahkan isi hatinya kepada pemuda yang baru beberapa Minggu ia kenal itu. Hati Mya menghangat ketika berada disampingnya. Entah perasaan apa yang menghinggapi hatinya yang selalu ingin lebih dekat dengan sang dosen pengganti itu.
"Karena kakak pertama aku sangat ngebenci aku. Dia nggak pernah suka sama aku "imbuhnya.
"Kenapa bisa begitu?" Cerita Mya membuat Ziyad mati penasaran. Dalam hati paling dalam ziyad merasa sangat sedih dan juga sakit kala melihat air mata Mya.
"Aku juga tidak tau pasti sih kak. Tapi menurutku karena mama meninggal waktu ngelahirin aku."
"Astagfirullah hal aziim." Ziyad istighfar mendengar cerita dari Mya. Ada rasa ingin melindungi dalam hati Ziyad.
"Yaudah Mya harus tetap bersabar, dan percaya kalo Allah selalu ada disisi kita." Mya tersenyum kearah Ziyad. "Nih" ziyad menyodorkan coklat tadi yang belum diambil Mya.
"Coklat ampuh buat membalikkan mood sedih menjadi senang."
"Makasih kak."
"Oh iya. ngomong-ngomong kok kak Ziyad bisa disini?" Tanya Mya
"Tadi kakak belik cilok langganan kakak disini, terus nggak sengaja liat seseorang lagi galau nangis-nangis ya kakak samperin aja daripada dianggurin kan sayang." Ziyad menaik-turunkan alisnya tanda bergurau.
"Ih kak Ziyad mah nyebelin."
"Nyebelin tapi kan ngangenin juga."
"Siapa yang kangen kakak coba." Mya tersipu wajahnya sedikit merona.
"Ya kamulah. Kamu udah makan belum?" Ziyad bertanya.
"Udah tadi makan siang.. "
"Kalo gitu ayo kita makan sore. sekalian makan malam."
"Garing deh kak ziyad," Mya sedikit tertawa mendengar ajakan ziyad menurutnya garing karena nada bicaranya yang lucu gimana gituh.
"Mau nggak nih, jarang-jarang loh makan bareng sama orang ganteng."
"Aku mah udah sering makan bareng orang ganteng, yang nggak sering itu makan sama orang kurang waras." Mya tertawa lagi.
"Wah kamu samain kakak sama orang gila ya. awas ya nantik kakak kasih nilai c Dimata kuliah pelajaran kakak." Ancaman ziyad membuat Mya menghemtikan tawanya.
"Kakak mah nggak seru main ancam begitu, baru jadi dosen pengganti aja udah sombong apalagi nanti jadi dosen beneran." Mya sedikit menggerucutkan bibir mungilnya.
Ziyad yang melihat tingkah Mya malah dia yang tertawa gemes melihat Mya "intinya kamu mau nggak?" tanya ziyad dengan wajah memelas
"Tapi maaf kak, Mya nggak bisa.." detik itu juga ekspresi Ziyad berubah kecewa,dan tersirat gagal lagi deh pdkt-nya!!!
"Nggak bisa nolak!!!"
°
°
°
°
😘😘😘
Jazaakumullah ya khair ❤
Hai buat para readersnya aqohhh,,makasih banget banget ya udah mau baca cerita aqooh.Tiada Tara sayang deh buat kalian..😘
Salam penulis.
Nanda Sofiani 🌸
Bay bay.....kiss jarak jauh buat kalian
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top