Part 6

Happy Reading ya guysss 😘

Semoga Suka dengan Ceritanya 😊

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Seara baru saja memarkirkan mobilnya diparkiran kampus, kali ini dia tidak ingin merepotkan satpam kampusnya untuk memarkirkan mobilnya.

Baru saja Seara keluar dari mobil, Tiba-tiba tangan Seara ditarik sesorang dengan kasar membuat Seara terkejut, dia mengira itu adalah Revano yang sedang bercanda tapi saat mendengar bentakannya, membuat Seara sadar bahwa itu bukanlah sahabatnya Revano dan dia sangat mengenal suara itu.

"Sakit Kak," Cicit Seara karena tanganya dicengkram sangat kuat oleh pria itu membuat Seara kesakitan.

"Hahaha sakit loe bilang, loe denger ya gara-gara loe Tania jadi gak mau kekampus, dia trauma karena bullyan teman-teman satu kelasnya, dan itu karena siapa, itu karena loe sialan," Bentak pria bernama Rigel itu, membuat hati Seara harus merasakan sakit lagi.

"Loe senengkan kalau Tania menderita, dasar cewek manja yang gak tau ahlak, gue mikir mungkin karena ortu loe terlalu manjain loe jadi dan dia gak bisa didik loe dengan ben-"

"Stop Cukup Kak Cukup, Kak Rei boleh maki dan hina aku sepuas Kak Rei, tapi jangan pernah bawa-bawa kedua orang tuaku Kak, mereka tidak pernah tau menau soal masalahku, dengar yah tidak ada satu orang pun yang boleh hina kedua orang tuaku, oh ya aku baru ingat, pantas saja kalau kakak aku ajak bertemu orang tua selalu menolak dengan berbagai alasan tapi orang tuaku selalu berasumsi baik tentang kamu meski mereka belum pernah bertemu denganmu walau mereka sangat ingin bertemu dengan kamu, dan ternyata sekarang aku tahu alasannya kamu tidak mau bertemu orang tuaku, karena hanya ingin mempermainkan perasaan sayang dan cintaku sama Kak Rei kan?, padahal aku tulus mencintai Kakak, tapi dengan teganya Kak berselingkuh dengan sahabatku sendiri Cih, sangat menjijikan," Ucap Seara lalu menghempaskan tangan Rigel yang kini cekalannya sudah sedikit mengendur.

"Ingat kata-kataku baik-baik ya RIGEL DAMIAN BAGASKARA, mulai sekarang dan seterusnya, jangan pernah menunjukan dirimu dihadapanku, anggap saja aku dan kamu tidak pernah menjadi kita, anggap kalau kita tidak pernah saling kenal karena itu lebih baik, jangan pikir aku akan meraung menangis atas penghianat kalian jangan mimpi itu tidak akan ada dalam kamusku dasar pria breng**k."

"Kau-" Tunjuk Rigel dan karena Seara malah tertawa melihat amarah Rigel, membuat Rigel jadi sangat emosi tangannya hampir saja mendarat di pipi mulus Seara andai saja seseorang tidak datang untuk menghalau tangan Rigel.

"Hei bro, jangan main kasar sama perempuan, loe harus ingat kalau loe lahir dari Rahim perempuan, cuma banci yang berani main tangan sama Perempuan."

"Sial, jangan ikut campur urusan ku bangsa*t, loe siapa hah mau jadi pahlawan," Bentak Rigel setengah berteriak.

Membuat beberapa mahasiswa melihat kearahnya lalu menghampiri tempat parkir dan melihat pertengkaran itu.

"Loe gak perlu tahu gue siapa, yang pasti kalau loe berani merendahkan dan main kasar sama perempuan itu akan jadi urusan gue, siapapun perempuan itu, karena gue sangat menghormati seorang perempuan," Ucap Pria itu dengan tatapan tajam yang menghunus pada Rigel.

"Udah Van, jangan diladenin malu kita jadi tontonan mahasiswa yang lain tuh," Bujuk Seara pada sahabatnya Revano.

"Oh jadi loe udah punya pengganti gue, dasar cewek semua sama aja yah, pantas saja loe gak sedih pas gue putusin ternyata udah punya cadangan, gue aja yang bodoh berharap loe mau minta gue balikan, tadinya gue nyesel, sekarang gue jadi gak nyesel udah milih Tania di banding loe karena loe hanya cewek murahan," Ucap Rigel dengan sinis.

"Udah ngomongnya kan?, ayo Van kita ke kelas, gak guna dengerin omongan cowok penghianat macam dia," Ucap Seara yang kini menarik tangan Revano yang akan membalas ucapan Rigel.

"Tapi Ra."

"Udah gue, udah gak tahan Van, gue gak mau nangis depan dia dan membiarkan dia tahu kalau gue sangat lemah dan Rapuh," Bisik Seara dengan mata yang sudah berkaca-kaca, Revano yang melihat wajah Seara yang sudah memerah karena ingin menangis, akhirnya Revano pun mengikuti keinginan Seara, dia membawa Seara meninggalkan parkiran itu.

Sedang Rigel merasa dirinya terlalu berlebihan, dia tahu semua yang terjadi pada Tania Bukan ulah mereka berdua, bahkan Seara adalah korban, tapi karena Seara mulai dekat dengan pria lain, itu lah yang membuat Rigel jadi marah padahal itu sudah bukan menjadi urusannya lagi, ya Seara sudah tidak ada urusan dengannya lagi mereka sudah memutuskan hubungan mereka, tadinya Rigel mengira Saat Rigel menegurnya Seara akan minta maaf padanya dan Tania, tapi ternyata Seara bukan cewek yang lemah dibalik sifat manja dan kadang kekanakan ternyata dia sangat tangguh dan itu yang Rigel tidak tahu.

Rigel pun pergi ke fakultas kedokteran, dia tidak peduli meski jadi tontonan beberapa mahasiswa di kampus itu.

Sementara itu dikelas yang masih terbilang kosong karena masih pagi, Seara tengah menangis sambil menelungkup kan wajahnya dimeja, Revano hanya bisa diam tak bersuara dia tau bahwa Seara sangat mencintai Rigel, dan pasti akan sangat menyakitkan saat orang yang kita cintai terang-terangan memakinya dan lebih membela selingkuhannya.

"Van," Panggil Seara membuat Revano menoleh dan melihat Seara dengan matanya yang sembab.

"Ya kenapa Ra?," Tanya Revano yang bingung karena tiba-tiba Seara memanggil namanya.

"Apa aku gak pantas untuk bahagia?," Jawab Seara dengan kembali bertanya.

"Kata siapa, loe tuh pantas bahagia sangat pantas malah, cewek baik kayak loe sangat pantas untuk bahagia Ra," Jawab Revano.

"Tapi kenapa semua ini terjadi sama aku Van, disaat aku sudah memantapkan hati pada dia dengan tulus, tapi apa balasanya aku malah dihianati oleh dua orang yang sangat aku sayangi dan aku percaya Van, apakah aku terlalu bodoh sehingga mereka bisa membohongiku sejauh ini, sebenarnya dimana letak kesalahan aku Van dimana?hiks.. "

"Loe gak bodoh Ra, mereka yang terlalu breng**k, karena manfaatin kebaikan dan kepercayaan loe, bukan loe yang salah tapi mereka, udah ya jangan nangis lagi gak ada gunanya loe buang-buang air mata loe cuma buat nangisin dua orang yang gak berguna kayak Rigel dan Tania, dan loe inget ya Ra, jangan pernah terpengaruh lagi sama mereka, meski mereka memohon maaf dari loe, gue gak bakalan larang loe buat maafin mereka tapi jangan pernah ngasih kesempatan lagi sama mereka untuk bikin loe kembali terpuruk," Ucap Revano.

"Air mata ini, gue harap ini terakhir kalinya yang gue lihat loe ngeluarin air mata, dan meski nanti loe nangis gue harap itu air mata kebahagiaan buat loe dan sekarang gue minta loe untuk tersenyum tahu gak Ra, gue tuh kangen Ara yang ceria dan selalu tertawa gue gak keberatan meski loe bikin gue jadi musuh untuk teman loe berantem lebih baik seperti itu asal loe kembali lagi seperti Ara yang gue kenal Cerewet, Ceria dan baik hati selalu berbuat baik pada siapa pun, bukan Menjadi cewek dingin dan jutek seperti sekarang, loe bisakan Ra."

"Aku..aku akan coba Van tapi andai aku tidak bisa seceria dulu, kamu tetep mau jadi sahabat aku kan?, teman aku saat lelah dan merasa lemah," Ucap Seara yang kini menatap Revano dengan tatapan penuh harapnya.

Revano pun mengangguk lalu mengelus rambut Seara dengan lembut, membuat Seara tersenyum merasa mempunyai kekuatan untuk kembali menjadi Seara yang ramah dan ceria.

"Oh God, jangan biarkan jiwa kejombloanku brontak, melihat keuwuan kalian, tahu gak aku tuh salah satu pengidap Uwupobia," Rajuk Riska yang melihat Revano tengah mengelus kepala Seara dengan lembut.

"Apaan sih kamu Ris, jangan lebay deh," Ucap Seara saat mendengar ucapan Riska yang baru datang sudah berkata yang bukan-bukan.

"Hehe Fiss lah," Ucap Riska sambil mengacungkan dua jari seperti huruf V, dan tidak lupa dengan cengiran khasnya, membuat Revano terkekeh geli karena melihat tingkah teman satu kelasnya yang akhir-akhir ini dekat dengan Seara.

Mereka bertiga pun asik mengobrol dengan sesekali diiringin dengan candaan, sampai akhirnya kelas pun dimulai dan seperti biasa mereka semua mengikuti pelajaran yang sang dosen berikan.

**********

Kelas pun sudah selesai, Seara dan yang lainnya kini sudah diizinkan pulang, karena sudah tidak ada lagi kelas.

"Ra loe bawa mobil gak?, kalau nggak gue anterin lagi, motor gue baru diambil kemarin," Ucap Revano sambil memasukan bukunya kedalam ransel.

"Hari ini bawa kok, soalnya tadi Bunda nitip bahan kue, jadi aku harus mampir ketoko yang menjual Bahan-bahan kue," Jawab Seara yang kini sudah siap dengan menggemblok tasnya.

"Oh Oke deh kalau gitu soalnya gue juga mau mampir ke Bascame mau latihan Futsal dulu, loe hati-hati ya dijalan jangan ngebut-ngebut bawa mobilnya," Ucap Revano.

"Siap Bos," Sahut Seara sambil memberi hormat lalu kemudian tertawa kecil.

"Dasar." Revano pun mengacak rambut Seara lalu mengajaknya ke parkiran bersama-sama, sambil bercanda mereka menuju tempat parkir dengan sesekali mereka pun tertawa dan tanpa mereka sadari ada yang memperhatikan mereka dengan wajah memerah penuh amarah dengan rahangnya yang mulai mengeras.

"Shit, Sialan," Umpat seseorang dengan mengepalkan kedua tangannya, saat melihat Kedekatan Seara dan Revano.

Seara baru saja keluar dari mobilnya setelah mecari tempat parkir yang mudah untuk akses keluar dari toko nanti, dia pun mengunci mobilnya dan memasukan kunci mobilnya kedalam tas, karena dia akan lama untuk membeli bahan-bahan kue.

Namun tidak sengaja dia melihat seorang wanita paruh baya sedang kesusahan mengambil ponselnya yang terjatuh hampir ditengah jalan, Seara menghampiri wanita yang menggunakan kursi Roda itu untuk membantunya.

Namun setelah mengambilkan ponselnya, dari arah Kanan sebuah mobil melaju dengan kencang, melihat itu Seara langsung menarik kursi Roda yang sudah hampir ditengah jalan, setelah mendorong kursi roda, Seara bermaksud menyingkir kebahu jalan namun sayang gerakan Seara kalah cepat dengan mobil itu dan akhirnya tubuh Seara terserempet dan itu membuatnya oleng dan terjatuh dengan kepala yang terbentur kejalan dan lumayan mengluarkan banyak darah, hingga akhirnya kesadaran Seara pun menghilang karena menahan rasa sakit di kepala dan kakinya yang mungkin terkilir.

"Tolong," Teriak wanita paruh baya itu meminta tolong sekiranya ada orang disekitar situ, namun sayang tidak ada satu orang pun datang karena memang area situ sedang sepi.

"Bi tolong bantu saya, minta tolong pelayanan toko untuk membantu saya mengangkat gadis itu kedalam mobil," Ucap wanita itu kepada asisten yang baru saja keluar dari toko itu.

"Astaga nyonya apa yang terjadi," Pekik sang asisten melihat sang nyonya sudah bergetar karena menangis dan melihat seorang gadis yang tergeletak tidak jauh dari majikannya.

"Dia dia tadi terserempet mobil Bj, saat nyelametin aku bi," Ucap sang Nyonya sambil menangis karena melihat keadaan Seara yang tidak sadarkan diri dan dekat keningnya mengeluarkan darah.

"Ya sudah nyona tunggu disini, saya mau panggil pelayanan toko pria dulu untuk membantu mengangkatnya ke mobil," Ucap sang pelayan yang langsung berlari tergopoh-gopoh masuk kembali kedalam toko, untuk meminta bantuan.

Sementara dirumah Kaira merasa sangat khawatir karena tiba-tiba photo sang putri yang terpajang didinding rumahnya terjatuh tanpa sebab, dia berdo'a semoga putrinya baik-baik saja, Kaira pun meminta tolong bi Ika untuk membersihkan pecahan pigura photo Seara yang berserakan di lantai.

"Kamu kemana sih Nak?, kok belum pulang juga, padhal sudah sore begini, apa toko bahan kuenya antri yah, ya Tuhan semoga tidak terjadi apa-apa pada putriku," Ucap Kaira terlihat sangat Cemas.

Tbc

Udah ada e-booknya loh, jadi bagi yang penasaran sama lanjutannya yuk mampir ke Playstore buat beli e-booknya gak maksa loh cuma buat yang minat aja 😁🤭

Ini dia penampakan e-booknya insyaallah endingnya gak bakalan

Linknya ada diBioku ya bagi yang minat dengan judul Link 'TAKDIR CINTA SEARA'

Salam hangat dari author 🥰😘

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top