Part 5
Buat yang lagi nungguin Happy Reading guysss 😘😘
Semoga masih suka sama alur ceritanya dan maaf kalau masih banyak Typo 😊😉
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Seara masih berdiri dan bersandar didinding tidak jauh dari kelasnya sambil menutup wajahnya dengan kedua tanganya.
"Gue anter loe pulang, dari pada loe nangis disini malah jadi tontonan anak-anak dan orang yang ngehianatin loe ngetawain elo Ra, loe bawa mobil gak?
Seara yang mendengar suara Revano langsung membuka kedua tanganya dan menatap Revano dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"A-aku gak bawa mobil Van," Cicit Seara Dengan mata yang sudah berkaca-kaca dan air matanya siap meluncur.
"Tapi gue bawa, jadi gue anter loe sampai rumah yuk gak ada penolakan, gue takut kalau loe pulang sendiri ntar malah gak nyampe Rumah, alias bunuh diri," Ujar Revano dengan serius.
"Vano apaan sih, aku gak sebodoh itu kali, cuma gara-gara mereka aku akhiri hidup aku, gimana dengan Orang tuaku dan, Nenek, Oma sama Opa aku pasti mereka sedih banget nanti, aku gak bakalan bikin mereka nangis dan bersedih karena tindakan bodohku," Ucap Seara yang kini mulai berhenti menangis.
"Bagus gue suka gaya loe, gue tahu mereka gak seberharga itu buat bikin loe putus asa, jadi kalau gitu, loe harus mau gue anterin sampai rumah ingat gak ada kata penolakan titik, gue juga mau ketemu bunda, Ayah sama Nenek Rasku yang cantik, udah lama gue gak main kerumah loe," Ucap Revano sambil tertawa kecil.
"Baiklah, kali ini aku terima tawaran kamu, ayo sekarang kita pulang," Ajak Seara tidak lupa dengan senyuman manisnya.
"Ayo," Sambut Revano dengan semangat saat melihat Seara tersenyum karenanya, tanpa Ragu lalu Revano pun merengkuh pundak Seara membawanya pergi dari tempat itu dan menuju parkiran tempat dia memarkirkan mobilnya dan Seara pun tidak marah atau pun menolak saat Revano merengkuh pundaknya dan berjalan bersama ke parkiran mobil.
"Shit, Sial!!," Umpat seseorang dari kejauhan, karena melihat Seara dan Revano mengobrol dengan akrab bahkan sesekali mereka tertawa, lalu tidak lama mereka pun pergi meninggalkan dengan Seara yang kembali ceria.
"gue kira Seara akan terpuruk dan memohon kembali sama gue, tapi arrrggghhh.. sial,"ucap Rigel setengah mengumpat, ya orang itu adalah Rigel yang terlihat marah saat Seara kembali tersenyum dan Ceria oleh pria lain.
Setelah meluapkan kekesalan nya, Rigel pun kembali ke fakultasnya untuk mengikuti pelajaran selanjutnya, meski dalam keadaan hati yang dongkol, karena melihat kekasih ralat mantan kekasihnya bersama pria lain dan sialnya terlihat sangat akrab.
"Kenapa loe bro lecek amat tuh muka?," Tanya Mario teman satu kelasnya di Fakultas kedokteran.
"Tau tuh bukannya loe abis maem siang romantis sama mantan selir yang sekarang udah naik jabatan jadi Pacar beneran loe ya, gila loe gel udah bener punya pacar cantik, baik pinter udah gitu tuajir gila bro yang gue denger sih katanya pewaris keluarga Kusuma satu-satunya, kok bisa loe lepas demi selir loe," Ujar Nico membuat Rigel menatap tajam kearah dua sahabatnya itu.
"Bacot loe bisa gak kalau gak ngehujat gue, sebenarnya loe temen si Sea atau temen gue sih hah!!," Ketus Rigel pada kedua sahabatnya.
"Hehe temen loe lah bro cuma ya gimana gue gak demen hujat loe, abis loe yang pengen dihujat sih, gue tuh kesel banget sama loe, jadi cowok kok Ogeb gak ketulungan ngelepas berlian demi krikil, kalau gue jadi loe gue bakalan pertahanin tuh berlian bahkan meski pun nyawa taruhannya, tapi sayang gue bukan elo," Ucap Nico lagi-lagi membuat Rigel geram karena mulai nyinyir.
"Loe mau masuk kuburan apa UGD Nic?, ayo mumpung gue lagi pengen nonjokin orang nih," Ujar Rigel yang sudah geram pada Nico.
"Sabar bro, jangan kebawa emosi soalnya yang dibilang Nico bener, gue kalau jadi loe gak bakalan gue lepasin Seara apapun yang terjadi kecuali dia sendiri yang minta lepas," lanjut Mario yang malah membuat Rigel semakin bertambah dongkol dengan kedua sahabatnya itu.
"Serah kalian berdua, omongan loe berdua bikin gue pusing tau gak," Ucap Rigel lalu mengambil ranselnya dan menggembloknya kemudian beranjak dari duduknya untuk segera pergi dari kelasnya.
"Heh loe mau kemana Gel?, bentar lagi kelasnya Pak Jodi dimulai loh," Panggil Mario yang tidak digubris oleh Rigel yang pergi meninggalkan kelasnya.
"Biarin aja Yo, mungkin dia mau merenungi kesalahannya udah membuang berlian dan malah mungut krikil, gak nyangka gue kalau otak jeniusnya bisa ogeb juga kalau menyangkut masalah cinta," Timpal Nico.
"Iya gue gak nyangka bakalan punya temen sebego itu soal cewek, tampang boleh ganteng, otak boleh jenius tapi pikiran dan pilihan soal cewek dan Cinta Nol persen gak ada," Ucap Mario yang kesal dengan Rigel karena terlalu terperdaya oleh cinta yang semu dan munhgkin bisa menghancurkan nya suatu saat nanti.
Sementara itu Rigel kini hanya bisa terdiam saat mengingat Seara yang kini sudah bisa kembali tertawa dan ceria seperti sedia kala, namun bukan dia yang menjadi sumber tawa dan keceriaannya.
dari tempat Rigel berdiri dia hanya bisa menghela nafas, entah kenapa dadanya seakan sesak melihat Seara bersama pria lain, bukannya ini yang Rigel inginkan memutuskan Seara demi untuk bersama Tania, tapi sekarang entah kenapa Rigel sangat menyesali apa yang sudah dia putuskan apalagi hidupnya terasa hampa meski ada Tania disampinya.
Akhirnya Rigel pun masuk ke mobil dan melajukan mobilnya keluar dari area kampus, setelah Revano dan Seara pergi lebih dulu meninggalkan kampus.
**********
"Bunda,Nenek," Panggil Seara namun tidak ada jawab, dia hanya melihat Asistennya yang sedang membersihkan ruang tamu.
"Bi, Bunda sama Nenek kemana?," Tanya Seara
"Oh Nyonya dan Ibu Ras sedang di terlas belakang Non, tadi mereka mau ngadem katanya," Jawab Bi Ika yang kini sudah selesai membersihkan ruang tamu.
"Oh ya udah, ayo Van, kita samperin Nenek sama Bunda di belakang," Ajak Seara.
"Eh Den Revan, udah lama gak kesini den sibuk ya?," Tanya Bi Ika yang kini tersenyum pada Revano.
"Iya bi, lagi gak sempet lagian waktu itu lagi ada masalah sama si manja dia ngajakin perang mulu Bi," Jawab Revano sambil cengengesan tidak jelas.
"Oalah gitu toh," Ucap Bi Ika sambil manggut-manggut setelah mendengar penjelasan Revano.
"Jangan percaya bi, dia tuh yang bikin aku dongkol mulu, dia yang suka ngajak ribut," Ujar Seara membela dirinya.
"Udah Ah Ra, kita ke belakang udah kangen pengen peluk Nenek sama Bunda jadi Cancel dulu berantemnya oke," Sahut Revano sambil mengedipkan matanya.
"Ih Najis ngapain loe kedip-kedip gitu Van, loe cacingan yah, tar gue beliin obat Cacing segerobak buat loe minum," Ujar Seara yang brigidik ngeri saat Revano mengedipkan mata padanya pasti dia akan berbuat jahil padanya. Namun Revano senang Seara sudah kembali ceria, terbukti dengan manggil gue elo bukan aku kamu lagi.
Seara pun pergi lebih dulu menuju terlas belakang, tanpa memperdulikan Revano yang kini nyengir gak jelas.
"Araaa tunggu aa Neng," panggil Revano yang kini mengejar Seara yang lebih dulu menuju terlas belakang meninggalkan Revano.
Sedang Bi Ika sang asisten yang sudah tahu tingkah laku Revano yang jahil, hanya tersenyum dan kembali menggelengkan kepalanya, melihat tingkah jahil Revano. pada Nonanya, Karena bi Ika sudah hampir 10 tahun kerja dirumah keluara Arka, menggantikan Bi Lasmini yang memang sudah tidak sanggup untuk mengerjakan pekerjaan rumah sebesar itu.
"Bunda, Nenek," Panggil Seara yang melihat Bunda dan neneknya sedang duduk santai sambil melihat kolam renang yang terlihat sejuk dengan air yang begitu bening ditambah tidak jauh dari situ tumbuh Bunga-bunga yang bermekaran menambah keindahan taman yang tidak jauh dari kolam Renang.
"Eh putri Bunda udah pulang," Ucap sang Bunda yang kini tersenyum pada putrinya.
"Coba tebak siapa yang datang hari ini," Ucap Seara yang kini berpindah memeluk Sang Nenek yang duduk tidak jauh dari Sang Bunda.
"Bunda i'm Coming-ming," Seru Revano sambil merentangkan kedua tanganya pada sang Bunda.
"Ya ampun putra tampan Bunda akhirnya berkunjung juga, kemana aja kamu Nak?, kok gak pernah nengokin Bunda sama Nenek lagi," ucap Kaira yang kini dipeluk oleh Revano.
"Dasar cowok manja," Cibir Seara.
"Gak apa-apa dong kalau sedikit manja sama Bunda kesayanganku, kalau sirik bilang bos," Oceh Revano membuat Kaira tersenyum karena kini rumahnya ramai beginilah suasana Rumah kalau Revano datang berkunjung Ramai, karena Seara dan Revano pasti selalu ribut beradu mulut dan tidak akan ada yang mengalah.
"Udah jangan mulai berdebat, emang kamu gak kangen sama Nenek?
"Ya ampun Nenek cantikku, pasti kangen lah, minggir loe gue mau meluk Nenek cantik gue," Ucap Revano membuat Seara kesal dan berdecak karena Revano telah menganggu kesenangannya.
"Ck, Bunda lihat kan kelakuan si Pinokio, nyebelin banget sih loe Pinokio," Rajuk Seara yang kini sudah menempel pada sang Bunda karena sang Nenek sudah dikuasai oleh Revano.
"Udah sayang gak boleh gitu ah," Ucap Kaira sambil mengelus rambut putrinya yang kini duduk disampingnya sambil bersandar dibahunya.
Melihat Seara dan Revano selalu membuat Kaira dan Bi Ras tersenyum karena ulah mereka bedua dan rumah yang sepi pun kembali hidup.
Tbc
Bagi yang udah penasaran sama lanjutannya silahkan mampir ke e-booknya ya guys 😊 dengan penampakan e-booknya dibawah ini 👇
Bagi yang minat Linknya ada di Bioku ya guys 😊
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top