Prolog + Chapter 1

1. Lee Taeyong

- Badas
- Galak
- Jutek
- Lebih pintar dari Taejun

"Taejun, gue janji sama lo. Siapapun yang nyakitin lo, gue yang bakal bikin mereka tunduk dan mohon ampun sama lo. Kalau bisa, gue bikin patah kaki sama tangannya sekalian." - Lee Taeyong

2. Lee Taejun

- Baik
- Ramah
- Suka mengalah
- Pintar

"Udah Yong. Gakpapa." - Lee Taejun





---------------





Taeyong tertunduk lesu di atas tanah, disamping tanah yang menggunduk yang penuh bunga di atasnya, juga sebuah batu nisan di salah satu ujung gundukan tanah itu dengan tulisan "Lee Taejun".

Tangannya terangkat untuk mengusap batu nisan milik kembarannya. Namun kemudian, tangannya terkepal kuat. Tatapan tajam penuh dendam.

"Jun-a, gue bakal cari tau apa yang bikin lo sampe depresi kayak gini. Kalau lo beneran sampe dibully, gue bakal bikin perhitungan sama pembully itu." Gumam Taeyong.




Flashback on*

"Taeyong,"

"Apa?"

"Aku punya permintaan. Mungkin ini permintaan terakhir."

"Permintaan terakhir?"

Taejun mengangguk, "Tolong, kamu jagain Y/n baik-baik ya."

"Y/n? Y/n siapa?"

Taejun tak menjawab, ia malah langsung pergi ke kamarnya, meninggalkan Taeyong sendirian di ruang tamu.

Itulah percakapan terakhir Taeyong dengan Taejun sebelum Taejun bunuh diri karena overdosis obat keesokan harinya.

Flashback off*






Besoknya...

Taeyong menatap dirinya di cermin. Penampilannya sekarang benar-benar sama persis dengan saudara kembarnya, Lee Taejun. Seragam yang sangat rapi, kaca mata kotak, rambut rapi dengan poni, tanpa anting, tanpa wajah jutek dan datar, tanpa kalung, tanpa gelang, dan tanpa cat rambut. Oh! Jangan lupakan buku! Taejun selalu membawa sebuah buku dalam pelukannya.

Tidak ada yang tau tentang kematian Lee Taejun, selain ia dan keluarganya. Keluarga tidak ada yang memberitahukan siapapun, termasuk warga sekolah. Itu sebabnya Taeyong menyamar menjadi Taejun. Ia hanya ingin mencari tau apa yang terjadi pada Taejun selama berada di sekolah. Selain itu, Taeyong juga ingin memenuhi permintaan Taejun untuk melindungi Y/n.

"Mulai sekarang, kebenaran akan terbongkar. Siapapun yang udah bikin Taejun menderita, dia bakal kena akibatnya!" Geram Taeyong.

Taeyong berjalan memasuki area sekolah. Tadi ia berangkat menggunakan bus, karena itu kebiasaan Taejun. Padahal Taejun sudah diberi fasilitas mewah dari orang tuanya, tetapi Taejun tetap tak mau pergi ke sekolah menggunakan mobil atau motor.

Jadi Taeyong akan melakukan kebiasaan Taejun mulai hari ini untuk menghindari kecurigaan orang-orang, meskipun Taeyong lebih suka menggunakan mobil daripada bus.

Ketika Taeyong berjalan di koridor sekolah, banyak tatapan jijik yang di lontarkan padanya. Taeyong menyadari tatapan itu, lalu membatin,

Oh, jadi Taejun dapet tatapan gini tiap hari? Lama-lama gue congkel juga mata kalian!

Taeyong melanjutkan jalan. Dan ia sampai di kelas paling ujung, kelas 11 IPS 4 —kelasnya Taejun.

Saat masuk, lagi-lagi tatapan jijik tertuju pada Taeyong. Tapi Taeyong tak mempedulikan. Tatapannya menyeluruh, memandang balik wajah-wajah orang brengsek yang mungkin ikut terlibat dalam pembullyan kepada Taejun.

Tiba-tiba,

Brak!

Seseorang memukul meja dengan keras, membuat Taeyong sedikit terkejut. Di ujung sana, ada seorang laki-laki yang berdiri dengan tatapan marah.

Taeyong hanya memicingkan matanya, karena tidak kenal dengan siapapun disini. Oh! Tentu saja. Taeyong tidak sekolah disini, ia sekolah di LA. Saat SD, ia loncat 1 kelas atas kepintarannya. Dan saat SMA, ia juga loncat 1 kelas. Itu sebabnya ia lebih dulu lulus dibanding Taejun.

Benar, Taeyong lebih pintar dari Taejun meskipun Taeyong jarang belajar. Itu sebabnya Taejun banyak berlatih dan belajar demi mensejajarkan dirinya dengan kepintaran Taeyong.

"Udah berani lo ya natap kita?!" Bentak laki-laki itu.

Taeyong terus menatap yang membuat laki-laki itu geram. Ia berjalan mendekat ke arah Taeyong. Di tariknya rambut hitam Taeyong hingga Taeyong memekik kesakitan.

Jung Jaehyun. Batin Taeyong saat lihat name tag laki-laki itu.

1, Jung Jaehyun. Taeyong menyeringai kecil.

Kemudian, Jaehyun melepaskan jambakannya. Beralih menarik kerah Taeyong dengan geram.

"Lo udah mulai berani natap kita?!" Ia kembali membentak.

Taeyong menundukkan pandangan. Jaehyun mendecak.

"Ck, udah gue duga. Lo di gertak dikit aja langsung ciut."

"Payah." Sambungnya sambil mendorong Taeyong hingga punggung Taeyong membentur white board di belakangnya.

Taeyong meringis kecil. Laki-laki lain ikut mendekat. Mengambil paksa buku yang ada di pelukan Taeyong, membuangnya ke lantai, lalu diinjak.

"Buku  lo jatoh tuh. Lo gak mau marah gitu sama gue?"

Taeyong mendongak, melihat name tag laki-laki itu.

2, Johnny Seo.

Laki-laki lainnya tertawa meremehkan.

"Ck, dia mana mungkin punya keberanian buat marah? Di gertak dikit aja langsung ciut."

Taeyong menoleh.

3, Lucas Wong

Kejadian ini memperkuat kecurigaan Taeyong bahwa Taejun adalah korban pembullyan. Dan kejadian ini juga memperkuat kecurigaan Taeyong jika Taejun depresi akibat ulah mereka.

"Hei berhenti!"

Semua menoleh, mendapati seorang gadis yang penampilannya cupu, tak jauh seperti Taeyong. Ah tidak, Taejun maksudnya.

Gadis itu berlari menghampiri Taeyong dan para pelaku pembullyan. Ia baru saja datang dan sudah mendapatkan pemandangan yang tak mengenakkan.

"Kalian ini kenapa sih jahat banget sama Taejun?!" Kesal gadis itu.

"Terus lo mau apa? Mau sok jadi pahlawan?" Tanya Lucas.

Gadis itu diam, mengeratkan pelukannya pada buku-buku yang ia bawa. Menggigit bibir bawah menahan kesal.

"Kalian cocok tuh kalau pacaran. Sama-sama kampung, sama-sama cupu, sama-sama kutu buku, dan sama-sama gak punya nyali." Celetuk Johnny, membuat seisi kelas tertawa.

Taeyong melirik gadis itu untuk melihat name tagnya.

Y/n Han. Apa dia cewek yang Taejun maksud?











Next or delete???

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top