Chapter 7
"Kagak ngarti gue, napa tu orang-orang pada benci ama Taejun? Apa salah Taejun sih?! Kesel gue anjer!" Taeyong memekik kesal.
Sekarang ia sudah pulang sekolah, dan langsung menuju markasnya.
"Hm... Mau gue bantu?" Tanya Ten —salah satu teman Taeyong.
"Bantu apaan?" - Taeyong
"Ya bantu balas dendam lah." - Ten
"Caranya gimana? Kalau kita langsung nyerang, nanti kebongkar. Bisa-bisa gue gak tau siapa aja orangnya." - Taeyong
"Gampang itu mah. Serahin aja sama gue." - Ten
-----
Skip>>>
Esok harinya, Taeyong seperti kemarin, —datang ke sekolah dengan tampilan seperti Taejun. Ia juga sudah membeli kaca mata baru.
Taeyong hanya masuk ke dalam kelas dan langsung duduk saja di kursinya tanpa mau memperhatikan siapapun. Btw, perutnya masih sakit.
Jam pertama, kedua, tak terjadi apa-apa. Yah hanya tatapan jijik saja dari anak-anak kelas.
Tiba-tiba datang seorang guru bersama seorang laki-laki, membuat anak-anak menjadi diam seketika. Terutama Taeyong yang menganga tak percaya.
Ha? Ten? - Taeyong
"Anak-anak, bapak mau memperkenalkan guru bahasa inggris yang baru. Silakan pak perkenalan dulu." Kata guru bermarga Go itu.
"Halo anak-anak. Perkenalkan, nama saya Chittaphon. Tapi panggil aja Mr.Ten. Saya yang akan menggantikan guru bahasa inggris kalian yang dulu. Mohon bantuannya yaa."
"Baiklah. Saya tinggal dulu. Selamat belajar anak-anak." Guru Go pun pergi.
"Oke, kita perkenalan dulu. Mulai dari kamu yang duduknya paling pojok belakang." Ten menunjuk Taeyong.
Taeyong masih diam mematung. Ia bingung dengan apa yang dilakukan Ten. Masuk sekolah ini? Nyamar jadi guru? Ten bercanda? Begitu pikir Taeyong.
"Hei, kok ngelamun?" Tegur Ten.
"E-eh, maaf Mr." Taeyong berdiri dari duduknya. "Perkenalkan, nama saya Lee... Taejun."
Ten mengangguk-anggukan kepalanya paham. Dalam hati sudah ingin tertawa melihat ekspresi wajah Taeyong.
"Oke, silakan duduk. Selanjutnya kamu..."
-----
Saat istirahat, Taeyong segera ke belakang sekolah. Tadi Taeyong chat Ten untuk datang kesana. Dan disinilah ia sekarang. Bersama Ten, di halaman belakang sekolah.
"Ya ampun Ten! Lo ngapain sih pake nyamar jadi guru segala?!" Pekik Taeyong kesal.
"Ssttt." Ten langsung membekap mulut Taeyong. Ia tidak ingin ada yang dengar. Bisa hancur rencananya.
"Jangan keras-keras dong. Nanti ketauan." Protes Ten tak suka.
Taeyong melepaskan tangan Ten dari mulutnya.
"Ya lo ngapa—" Sebelum Taeyong menyelesaikan ucapannya, Ten sudah lebih dulu membekap lagi mulut Taeyong, lalu menyeretnya ke sisi gedung sekolah karena mendengar sesuatu.
Mata Taeyong membulat, mempertanyakan apa yang Ten lakukan. Ten hanya menyimpan telunjuk di bibir, menyuruh Taeyong untuk tak bersuara.
"Haahhh!! Mana?! Katanya si Taejun ada disini!?"
"Tapi kata Jihoon, Taejun emang kesini. Gue juga liat kok."
"Ya terus sekarang mana?! Kok gaada??"
Mendengar itu, Ten menyembulkan sedikit wajahnya untuk melihat siapa orang yang datang. Karena penasaran, Taeyong melepas tangan Ten dari mulutnya, dan ikut mengintip.
Terdapat beberapa anak laki-laki lain yang tengah celingukan mencari Taeyong yang mereka kira adalah Taejun.
"Siapa?" Bisik Ten.
"Lucas, Johnny, Jaehyun."
"Ha? Ah, gue inget. Anak-anak di kelas lo 'kan?"
Taeyong mengangguk.
"Mereka ngapain nyariin lo? Ada masalah apaan?" Tanya Ten bingung.
Taeyong mengangkat bahu, "Gatau. Mereka emang gitu. Suka nyari gara-gara gak jelas."
"Terus sekarang rencana lo apaan?"
"Gatau. Lo dong yang mikir."
"Em.." Ten mengerutkan dahinya, tanda berpikir. Ia harus memikirkan hal ini dengan matang. Jika gegabah, bisa kebongkar.
"Kita diem aja, gosah keluar. Kalau udah ketauan, baru gue yang maju." Kata Ten akhirnya.
"Haahh!! Ayo kita cari ke tempat lain! Kemana sih itu anak larinya?!" Ujar Jaehyun. Lalu mereka pun pergi.
Setelah mereka benar-benar pergi, Ten dan Taeyong membuang napas lega.
Tatapan Taeyong terpancar dengan tajam sekaligus bingung ke Ten. Lantas ia bertanya,
"Lo ngapain sih nyamar jadi guru?"
"Gakpapa dong. Daripada jadi kuda kayak di book sebelah. Heran gue sama authornya."
Taeyong mendengus, "Terus rencana lo apaan pake nyamar jadi guru gini? Mau ngapain?"
"Ya mau bantu lo lah. Gue harus tau wajah anak-anak yang ganggu lo. Baru setelah itu gue cari data mereka biar gampang nampolnya. Kudu di telisik dulu anjer."
"Hmm... Tapi lo harus ati-ati. Gue gak mau penyamaran gue sampe kebongkar ya!"
"Iya iya, santai aja. Gakan kebongkar."
"Terus..... Y/n gimana?" Sambung Ten.
"Ha? Y/n? Eh astaga! Gawat anjer!"
"Apaan?"
"Wah gak bener nih. Gawat gawat gawat!"
"Gawat apa? Gak paham gue."
"Y/n! Dia pasti lagi dibully. Seratus persen yakin gue."
"Lah? Terus gimana?"
"Gara-gara lo nih!"
"Kok gue?"
"Ya gara-gara lo gue jadi lupa buat lindungin Y/n! Udah ah, gue mau nyari Y/n." Setelahnya, Taeyong berlari meninggalkan Ten disana.
Taeyong tak menemukan Y/n di kelas. Lantas berlari lagi untuk mencari dimana Y/n.
"Astaga! Semoga Y/n baik-baik aja. Sial!" Pekik Taeyong kecil.
TBC
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top