Chapter 29

Jaehyun segera mendekat, tak mempedulikan sepatu mahalnya yang harus terkena genangan darah itu.

Ia melepas tali yang mengikat tubuh Y/n, dan masih menggeram. Menarik tangan Y/n sampai Y/n berdiri, kemudian mengangkat kursi itu untuk di lempar ke arah Renjun dan Jaemin.

Spontan mereka menghindar, hingga kursi itu akhirnya mengenai jendela sampai jendela tersebut hancur.

Jaehyun menoleh, menatap satu persatu si pelaku dengan tajam.

Mereka hendak kabur, namun ketika akan keluar dari ruangan itu, beberapa orang datang menghalangi.

Ten, Lisa, Taeyong, dan Seungwoo.

Mereka masuk, dan menutup pintu. Sedangkan Yeeun, Ryujin, Jaemin, dan Renjun berjalan mundur. Saling berdekatan, tampak takut.

"IDE SIAPA INI, BAJINGAN!? CARI MATI HAH?!" Bentak Jaehyun.

Ryujin memegang kuat lengan Yeeun. Keduanya menundukkan kepala. Sementara Renjun dan Jaemin melihat ke semuanya yang tengah memasang wajah garang.

Jaehyun lagi-lagi melempar benda ke arah si pelaku. Yaitu ember yang tadi berisi darah babi.

Mereka menghindar, tubuh bergetar ketakutan. Di susul suara jeritan dari Ryujin dan Yeeun.

"Kita.... di suruh Yeeun." Ujar Jaemin, agak pelan.

Dengan emosi yang sudah membuncah, Lisa mendekat. Ia menjambak kasar rambut Ryujin dan Yeeun.

Jambakannya tidak main-main. Keduanya merasakan perih, terasa seperti rambut yang di cabut paksa hingga ke akar.

"YANG MANA YANG NAMANYA YEEUN!?" Tanya Lisa, membentak.

"D-Dia..." Ryujin menunjuk Yeeun. Membuat Lisa melepas jambakan di rambut Ryujin dengan kasar sampai gadis itu tersungkur dan berakhir ikut mandi darah.

Lisa yang masih menjambak rambut Yeeun, menarik gadis itu ke tengah-tengah, dimana terdapat genangan darah yang lebih banyak.

Ia menjatuhkan tubuh Yeeun, lalu meletakkan kakinya di atas punggung gadis itu, menahan agar Yeeun tidak berontak dan tidak bisa bergerak.

Sekarang, pipi Yeeun benar-benar telah menyatu dengan darah itu.

Tangan Lisa yang bebas, tergerak untuk mengambil pisau lipat dari dalam saku. Bibirnya tersenyum miring.

Pisau itu ia arahkan ke salah satu pipi Yeeun. Di seret hingga membuat luka disana, serta membuat darah mengalir dari pipi Yeeun.

Padahal Yeeun sudah menangis dan menjerit memohon ampun, namun tampaknya Lisa tidak mau mendengarkan.

Lisa juga memotong random rambut Yeeun sampai bentuknya jadi tidak beraturan.

Di sisi lain, Y/n ingin memegang lengan Jaehyun. Tapi Jaehyun malah beranjak untuk menghajar Renjun dan Jaemin.

Alhasil, Y/n terdiam. Kepalanya agak pusing melihat kekacauan disini. Tangis dan jeritan beradu dalam satu ruangan.

Seungwoo bergegas menghampiri Y/n, memeluk adiknya itu walau ia sepenuhnya sadar bahwa bajunya akan terkena darah juga.

Tangis Y/n pecah ketika dapat pelukan dari sang kakak. Terasa hangat dan nyaman.

Y/n sendiri tidak tau apa yang membuatnya menangis begini. Entah karena takut, atau hanya ingin saja menangis.

Di samping itu, Jaehyun menghajar habis-habisan Renjun dan Jaemin.

Mereka babak belur, tak sadarkan diri.

Ten tadi sudah berusaha menghentikan Jaehyun, tapi tampaknya memang emosi Jaehyun sedang berada diluar kendali, makanya gagal.

Sementara Taeyong terdiam. Shock melihat apa yang terjadi.

Darah dimana-mana. Tangisan terdengar jelas. Sebuah aksi brutal dari Jaehyun dan Lisa. Kondisi Y/n yang penuh dengan darah. Membuat keadaan terlihat kacau, serasa seperti telah terjadi aksi pembunuhan.

"Lisa, bawa Y/n ke toilet buat bersihin diri dari darah itu ya?" Pinta Seungwoo yang diangguki saja oleh Lisa.

Ia pun cepat-cepat membawa Y/n ke toilet sebelum darahnya mengering.

Seungwoo mendekat ke Yeeun, membantunya berdiri.

Memang kesal, namun melihat kondisi gadis itu sekarang, buat dirinya jadi sedikit iba.

"Kenapa ngelakuin itu sama adik saya? Apa kamu lupa siapa itu keluarga Han?" Tanya Seungwoo.

Yeeun menunduk sambil menangis. Tidak menjawab, tidak juga mengucapkan kata maaf.

"Kalau kamu ngulangin lagi hal kayak gini, saya gak akan segan-segan ngancurin hidup kamu dan keluarga kamu! Jangan lupa kalau Y/n adalah adik saya! Bagian dari keluarga Han!" Sambung Seungwoo, menggertak.

Setelahnya, Seungwoo berjalan keluar ruangan itu. Ia sempat menepuk pundak Taeyong agar lelaki itu tak lagi melamun.

Ten mendekati Ryujin untuk mengambil ponselnya. Sebab, tadi ia sempat melihat kalau Ryujin seperti sedang merekam. Tapi karena dirinya dan yang lain datang, makanya gadis itu cepat-cepat menghentikan aksi merekam dan berusaha disembunyikan.

Di genggam ponsel Ryujin dengan kuat oleh Ten. Ia menatap gadis tersebut yang masih terduduk dan menangis terisak.

"Hp kamu saya ambil." Katanya, kemudian melanjutkan, "Kalian orang pertama yang saya kasih tag. Dihancurkan ketika waktunya telah tiba. Tunggu aja."

Ia pun keluar dari ruangan itu seraya menarik lengan Taeyong agar ikut dengannya.

Jaehyun masih diam memperhatikan Renjun dan Jaemin yang tergeletak pingsan. Ia tersenyum miring.

"Macem-macem sama gue? Auto cacat."





-----





Lisa membawa Y/n ke UKS. Disana ada baju ganti untuk keadaan darurat.

Y/n mandi, sedangkan Lisa menunggu di luar toilet sambil duduk di sofa.

Lama. Y/n lama sekali di dalam sana. Sempat membuat Lisa khawatir. Namun akhirnya Y/n keluar dengan keadaan yang sudah bersih dan telah berganti pakaian.

Matanya semakin bengkak, seperti habis menangis lagi.

"Y/n, lo gakpapa? Lo nangis lagi ya?" Tanya Lisa.

Y/n hanya tersenyum tipis dan menggeleng. Ia duduk disamping Lisa. Sesekali membersit.

Ceklek

Pintu terbuka.

Bukan Seungwoo yang datang, melainkan Jaehyun.

Lelaki itu menghampiri keduanya. Lalu menyodorkan minuman yang ia pegang ke arah Y/n.

Y/n menengadahkan kepala melihat wajah Jaehyun sebelum pandangan beralih ke botol minuman yang Jaehyun pegang.

"Minum dulu." Kata Jaehyun.

Y/n menggeleng. Tidak mau minum ataupun makan, mengingat kejadian tadi dan mengingat bahwa tubuhnya masih bau amis.

"Mau pulang aja." Gumam Y/n.

"Minum dulu, Han Yomi." Jaehyun mendekatkan minuman itu ke wajah Y/n. Sengaja dikena-kan ke pipi gadis itu.

Y/n mendecak sebal sebelum mengambil minuman itu. Sekarang ini, ia tidak sedang mood bercanda.

Setelahnya, Jaehyun menyodorkan minuman satu lagi ke Lisa.

"Lo juga minum."

"Kalau gue gak mau?"

"Lo harus mau karena gue maksa."

Lisa mendelik malas, membuat Jaehyun kembali melakukan hal seperti tadi, yaitu menempelkan minuman itu ke pipi Lisa.

Mendengus, lalu menendang agak kasar paha Jaehyun, mengundang pekikan dari si korban.

"Adow!"

"Sok banget lu anjrit! Di depan orang-orang, jahat! Giliran gak ada siapa-siapa sok baik! Kampank!" Kesalnya.

"Dua tiga batu ginjal, berisik lu dajjal."

"Anying!"

Mengumpat, tapi tetap mengambil minuman itu.

Omong-omong, tenggorokannya jadi terasa kering. Karena memang ia belum minum apa-apa sedari tadi.

"Lo udah liat gimana mereka ngebully Y/n, terus lo masih mau ngebully dia juga?" Tanya Lisa, menunjuk Y/n.

"Apaan, orang gue gak pernah bully dia." Elak Jaehyun sembari duduk di single sofa.

"Hah? Gak pernah bully? Terus perlakuan lo selama ini ke Y/n apaan?! Kasih sayang?!"

Jaehyun diam, membuat Lisa mengangkat tangannya, siap menampar.

"Jangan ngadi-ngadi lu ye! Gue gampar baru tau rasa!"

Jaehyun diam lagi, lalu berdeham.

"Yang penting 'kan gue gak nyakitin dia secara fisik." Kata Jaehyun, yang berhasil buat Lisa makin gereget.

"Gak nyakitin secara fisik tapi nyakitin secara batin! Sama-sama fatal jatohnya! Ngotak napa."

"Lagian, ngapain sih lu bully adik lu sendiri hah? Sinting lu ya?" Sambung Lisa.

"Berisik ya anda! Gue jadi gini juga gara-gara temen lo itu!"

Kening Lisa mengerut bingung, "Temen gue? Yang mana?"

"Ya si kembar lah! Siapa lagi?"













TBC

Teorinya bikin sakit kepala hmm...

Padahal aku yang buat, tapi aku juga yang pusing T_T

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top