Chapter 27

Flashback [Chapter 19]

"Sebenernya lo siapa?"

Kening Y/n mengerut bingung, "Maksudnya?"

"Em... Tadi waktu di depan ruangan Pak Ten, lo pamit pergi 'kan ke ruang kepsek?"

Y/n mengangguk. Mematikan keran, lalu menghadap Lisa sepenuhnya.

"Terus lo bilang "Ayo, Taeyong, Lisa. Duluan ya." Maksudnya apa? Kok Taeyong?"

"Oh ya? Perasaan aku gak ada ngomong gitu."

"Ada. Gue denger dengan jelas kalau lo nyebut nama Taeyong, bukan Taejun. Gue cuma.... baru nyadar aja."

Y/n diam. Kedua alisnya dinaikkan tanpa menunjukkan ekspresi apapun.

"Dan gue ngerasa gak asing sama nama lo. Y/n Han. Y/n, .... Han. Sebenernya lo ini siapa? Kenapa lo bilangnya Taeyong, bukan Taejun?"

Lisa tidak bermaksud untuk menekan Y/n. Ia hanya ingin tau saja. Dan ia terlalu gemas untuk tau tentang hal itu.

Gadis bermarga Han itu menjawab, "Diliat dari pertanyaan kamu, aku bener ya? Cowok itu.... bukan Taejun, tapi Taeyong."

Lisa membulatkan matanya kaget. Sedangkan Y/n mengulas senyum yang tampak misterius, seperti menyimpan sebuah rahasia.

"Lo beneran gak tau siapa gue? Lo gak kenal gue, Lalisa Manoban?"

Pertanyaan Y/n berhasil membuat Lisa semakin kaget. Keningnya mengerut bingung, lalu bertanya, "Hah? Maksud lo?"

Senyum Y/n berubah menjadi smirk. Tangannya terangkat untuk melepas kacamata dan ikat rambut.

"Masih gak kenal?"

Napas Lisa tercekat, "Y... Yomi?"

"Iya, gue Yomi. Hai Lisa, apa kabar?"

"T-Tunggu, lo beneran Yomi? Han Yomi yang adiknya Seungwoo?"

"Iya lah, emang Seungwoo punya adik cewek selain gue?"

"Tapi.... kulit sama bibir lo....."

"Ini make-up, sister. Gue masih sama kayak Yomi yang dulu."

Hampir menangis, Lisa langsung memeluk erat leher Y/n yang dibalas pelukan juga oleh Y/n.

"Gue kangen banget sama lo. Semuanya juga pasti kangen dan seneng kalau tau ini. Pokoknya gue harus cepet-cepet kasih tau semuanya kalau Yomi kita udah kembali. Kyaaaaa!!~"

"Enggak Lisa, jangan kasih tau siapa-siapa."

"Hah?" Setelahnya, Lisa melepas pelukan, menatap Y/n dengan bingung.

"Kenapa? Emangnya lo gak kangen sama mereka? Lo gamau bareng-bareng lagi kayak dulu?" Sambungnya.

Y/n tersenyum tipis, tampak tengah menyembunyikan kesakitan dalam hati.

"Sekarang gak akan bisa lagi kayak dulu semenjak kejadian itu. Keadaannya udah berbeda, Lis."

Mendengar itu, Lisa jadi ikut sedih. Memang karena kejadian di masa lalu lah yang mengubah keadaan jadi berbeda 180°.

"Yaudah, gue gak akan kasih tau siapapun. Tapi sampe kapan lo mau sembunyi?"

"Gue bukan sembunyi, gue lagi nyamar demi satu tujuan."

"Tujuan apa?"

"Bantu Kak Seungwoo balas dendam."

"Balas dendam? Ke siapa?"

"Kepala sekolah."

"Hah? Emangnya kepala sekolah ngapain Seungwoo sampe dia mau balas dendam?"

"Nanti gue ceritain semuanya. Sekarang mending balik dulu ke kelas. Bisa gawat kalau kita lama-lama disini, bakal ngundang kecurigaan."

Lisa hanya diam, tidak mengangguk ataupun menggeleng.

Jujur saja, ia ingin tau semuanya. Semua alasan dibalik penyamaran yang Y/n lakukan.

Sedangkan Y/n yang sekarang beranjak untuk mengikat lagi rambutnya, berujar, "Oh iya, jangan lagi panggil gue Yomi. Panggil Y/n aja."

"Kenapa?"

"Karena itulah nama gue yang sekarang. Han Y/n. Dan anggap aja Han Yomi udah mati." Y/n kembali memakai kacamatanya.

Ia berjalan keluar dari toilet, diikuti oleh Lisa dari belakang.

"Sekarang apa lagi? Han Y/n nama baru? Han Yomi udah mati?" Tanya Lisa, sedikit bergumam.

Dijawab senyum miring oleh Y/n.

Flashback off





-----





Flashback [Memories]

Seseorang menutup kedua mata lelaki tampan yang tengah melamun, membuat lelaki itu jadi tersenyum manis —menampakkan dimple di masing-masing pipinya.

"Hem~ Jangan mulai deh~" Ujar si lelaki.

Seseorang itu tertawa, tampak manis.

"Emang tau gue siapa?" Tanyanya.

"Ya tau dong. Dari wanginya aja udah khas banget. Pasti Han Yomi."

Dia mencebik lucu sebelum melepaskan tangannya.

"Ah lu mah gak asik. Masa tau sih ini gue?" Yomi mendudukkan dirinya disamping lelaki itu —masih mencebik.

Yang diajak ngobrol, terkekeh, "Gimana mau gak tau? Wangi lo 'kan khas banget. Mana tadi lo nanya lagi. Ya jelas lah gue tau itu lo. Bego."

"Enak aja ngatain gue bego."

"Lo 'kan emang bego."

"Iiiihhh!!! Jung Yuno!!" Yomi memukul-mukul bahu lelaki bernama Yuno itu. Tidak keras, tapi juga tidak pelan.

"A-Aduh! Iya iya, ampun. Han Yomi pinter deh. Pinter banget. Lebih pinter dari Einstein."

Senyum Yomi terulas lebar. Namun jadi memudar ketika mendengar ucapan terakhir Yuno.

"Itu berlebihan, bangsad!"

"Tuh 'kan salah lagi. Emang nasib orang cakep tuh gini kali ya? Salaaahh mulu. Heran."

"Ya lo emang salah! Lo 'kan cowok."

"Idih! Yaudah deh, gue ganti gender aja. Mau jadi cewek biar gak salah terus."

"Eh jangan deng." Sambung Yuno, membuat Yomi mengerutkan keningnya bingung.

"Kenapa?"

"Nanti lo minder liat gue yang macam princess sedangkan lo macam kentang." Setelahnya, Yuno tertawa terbahak —mengejek.

"Aaaaaa Yuno mah jahat sama Yomi~ Gasuka ah. Benci banget sama Yuno." Yomi memajukan bibirnya.

Sementara Yuno tersenyum manis. Mengacak pelan pucuk kepala gadis itu, lalu berkata, "Yuno juga sayaaaaaang banget sama Yomi."

Ekspresi Yomi berubah jadi senang. Ia mengulas senyum begitu lebar sampai gigi putihnya terlihat.

"Gue tau kok." Ujarnya sebelum memeluk Yuno dengan erat walau dari samping.

Flashback off





-----





"Oh jadi gitu." Ten mengangguk-anggukkan kepalanya paham setelah mendengar penuturan Lisa.

"Terus apa lagi? Kalian masih punya banyak rahasia 'kan?" Tanyanya.

"Bukan gue, tapi dia yang punya banyak rahasia. Gimana sih lo."

"Iya iya, maksudnya Yomi."

"Y/n, kak. Sebel banget masih sebut-sebut nama itu." Y/n mendengus.

"Yaudah iya, Y/n Han. Kenapa namanya diganti? Padahal nama Yomi 'kan bagus." - Ten

"Maksudnya nama Y/n gak bagus, hah?" - Y/n

"Bukan gitu. Mau Y/n ataupun Yomi, sama-sama bagus. Tapi kenapa diganti?" - Ten

"Ya semenjak kejadian itu." - Y/n

"Hah? Kejadian itu? Yang mana?" - Ten

Lisa mengikut perut Ten, membuat Ten memekik kaget.

"Lu gimana sii anjrit. Amnesia lo?" - Lisa

"Sorry atuh gais, gue lupa." - Ten

"Apa.... cuma gara-gara itu doang lo ganti nama? Maksud gue.... alasannya kurang masuk akal sih. Masa cuma....—" - Ten

"Ada alasan lain." - Y/n

"Apa?" - Ten

"Itu...—" - Y/n

Drrtt Drrtt

Ponsel Y/n berdering singkat, memotong ucapan Y/n.

Ten mendengus kesal. Sedari tadi, selalu saja ada halangan ketika seseorang ingin membongkar sebuah rahasia. Sial!

"Dari siapa?" Tanya Lisa ketika lihat Y/n mengecek ponselnya.

"Yeeun." Jawab Y/n singkat sebelum membuka pesan itu.

Yeeun

| Hai jalang
| Dateng sekarang ke sekolah
| Selamatin pacar lo sebelum gue bikin dia lecet
Read

Lisa mengintip isi pesan tersebut, kemudian bergumam, "Maksudnya pacar apa?"

Tanpa basa-basi lagi, Y/n langsung menelepon Yeeun untuk menggertak atau sekedar memberi peringatan.

"Heh! Lu ngapain?"

"Gercep ya langsung nelepon."

Terdengar suara tawaan dari seberang telepon, membuat Y/n mengepalkan tangannya dengan kesal.

"Jangan banyak bacot, cepet dateng kesini selamatin pacar lo yang cupu itu."

"Ck, Taejun maksud lo?"

"Iya lah, siapa lagi?"

"Heh! Emangnya lo bisa bikin dia lecet?"

"Bisa dong. Apa yang gak bisa gue lakuin?"

"....."

"Dia gak akan bisa ngelawan kali kalau badannya diiket gitu. Lagian, disini gak ada siapa-siapa. Kalau pun masih ada orang, udah gue urus. Jadi gue bisa bikin dia babak belur sepuas hati gue."

"YEEUN!! LO JANGAN..—"

"Apa? Lo gak akan bisa nyelamatin dia kalau lo gak dateng. Bego."

"Oke kalau itu mau lo! Gue bakal dateng kesana!"

"Anjing pintar~"

Y/n menggeram menahan marah.

"Gue tunggu ya, jangan bawa siapa-siapa loh. Bye jalang~"

Tut

Panggilan terputus.

"Sial!" Umpat Y/n.

"Hah? Apa? Dia bilang apa?" Tanya Lisa kepo.

"Dia nyekap Taejun, Lis!"

"Hah?"

"Gue harus pergi!" Setelah itu, Y/n bergegas pergi.

"Errr... Kita ikut."

Lisa dan Ten turut bergegas mengikuti Y/n keluar rumah.

"Enggak, jangan ikut. Biar gue aja. Gue takut dia ngapa-ngapain Taejun." Larang Y/n.

"Tapi...—"

"Udah ya, gue pergi. Bye."

Y/n menyetop taksi yang lewat, lalu naik dan bergegas pergi.

Lisa dan Ten saling bertatap bingung. Mereka tau kalau Taejun sudah meninggal. Sementara Y/n memang belum diberitahu tentang hal ini.

"Terus.... Taejun mana maksudnya? Apa Taeyong?" Tanya Lisa.

Ponsel Lisa tiba-tiba bergetar pertanda ada pesan masuk.

Dilihat, dari Taeyong.

Taeyong

| Lisa, lo sama Ten masih lama gak sih pulangnya?
| Ada yang mau gue omongin nih
| Penting

Yong, lo dimana? |

| Di markas
| Cepetan pulang

Hah? Lo gakpapa? |

| Maksud lo?
Read

"Tunggu, kalau Taeyong baik-baik aja, terus Taejun yang dimaksud cewek itu siapa?" Lisa bergumam.

Detik berikutnya, mata gadis itu membulat, "Jebakan."











TBC

NGAKU WOY! SIAPA YANG UDAH NGUTUK CHITTA JADI PATUNG!?😭😭😭

Mana muncul Chitta modelan manusia lagi yaallah 😭😭😭

Typo nya maaf ya, makasih vomennya❤️❤️

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top