#. Rilisnya E-Book SallVeen
Halo, selamat pagi, assalamu'alaikum.
Jadi E-Book Sallveen belum selesai juga karena kebanyakan aku rombak biar dapat alur yang bagus, dan lagi sejak bulan kemarin aku sibuk ptm, ujian praktek, try out ukk, ujian sekolah, ujian project, dan masih harus siap-siap ukk kejuruan mingdep:) mohon doa semoga dilancarkan
ini alhamdulillah libur sampai selasa, jadi aku mau ngebut. Sebagai tanda maaf aku tambahin part-nya, semula 40 part, seterusnya jadi — entah ketambah berapa tergantung ini jari bisa ngetik cepet apa engga hehe.
Kalau libur biasanya bisa dapat 5 part sampai tujuh [agak mengkis-mengkis kalau tujuh part😂].
Jadi Rabu nanti InsyaAllah sudah siap edar.
Walau part nambah, harga tetap sama 30.000/PDF
Saat ini baru dapet 25 Part dengan 268 Halaman.
Bisa ikutan keep dulu, chat ke nomor 0882-2752-8770 , harga only 30.000 , bentuk PDF. Via pembayaran Shoopepay, Bank BRI, Alfamart, dan Indomaret.
***
Sedikit Spoiler
Bram mengusap lembut punggung Sallyana dengan tempo pasti namun lembut, seolah takut bila dia menaruh sedikit lagi tenaga, maka punggung anak gadis itu bisa hancur berkeping-keping. Iris biru Bram menatap foto Juwi yang bahagia.
Identitasmu dicuri dan dipakai oleh orang lain.
Kematianmu disembunyikan dari semua orang termasuk putrimu.
Kamu dilupakan setelah memberikan segalanya.
Kamu tidak mendapatkan doa dari putrimu atau orang tuamu selama lima belas tahun.
Rasanya Bram ingin tertawa miris. Dia juga sudah tahu tentang masalah hidup Sallyana dari Vino. Melihat bagaimana perilaku Sallyana lalu membandingkannya dengan Juwi.
Semua orang pasti akan tahu, dari mana Sallyana mendapatkan sifatnya. Memberikan lelaki yang dia cintai kepada perempuan lain, mengalah demi kedamaian, selalu tersenyum dan tidak membiarkan orang lain melihat kesedihan yang sengaja disembunyikan jauh-jauh. Memikirkan kebahagiaan orang lain dan melupakan kebahagiaan diri sendiri.
Bram bergumam pelan seakan takut Sallyana bisa mendengarnya. "Kamu bahagia? Putrimu tumbuh dewasa melebihi ekspetasimu, dia tahu bagaimana membuat orang bahagia meski dirinya sendiri harus kehilangan kebahagiaan." Dua bulir air mata turun dari mata biru tersebut. Kisah perjalanan hidup Juwi dan putrinya, benar-benar menyentuh hatinya.
***
"Kim Taehyung, terima kasih atas kebaikanmu selama ini. Mulai sekarang, kita tempuh jalan masing-masing. Maaf karena aku pernah membuat masalah sampai kau menampar putrimu yang sangat kau cintai tanpa sengaja."
Kim Taehyung tersenyum sekilas, "Sama-sama, lupakan saja masa lalu. Semoga kau bahagia dengan pria pilihanmu saat ini. Aku akan menjaga Joo Hee sebaik mungkin."
Alea mengangguk mantap. Dia ikut tersenyum, sebelum pergi bersama pria yang akan menjadi suami barunya. Ia mendekati Joo Hee, putrinya bersama Kim Taehyung. Buah hati yang lahir dari kesalahan dan tanpa ada dasar cinta. Namun keduanya sama-sama mencintai Joo Hee.
"Mama pergi sayang, bersikaplah baik ketika bersama Papamu. Mama akan berkunjung setiap sebulan sekali." Alea mencium bayi perempuan berusia empat bulan yang saat ini tertidur digendongan Kim Taehyung. Alea mundur, menatap mantan suaminya dengan mata sendu, "Aku harap dia bisa mendapatkan balasan setimpal. Kau harus membawa ini ke jalur hukum, karena kasusnya termasuk kasus pembunuhan terencana."
"Aku tidak berpikir untuk membuat dia dipenjara, Juwi akan sedih melihat adik yang begitu dia cintai harus mendekam di penjara. Aku pergi dulu, selamat tinggal." Kim Taehyung beralih ke pria di kejauhan. Ia tersenyum, "Lee Jong Hun, aku titip Alea. Jangan kau sakiti teman baikku."
"Hyung tenang saja, aku akan menjaga Alea Noona dengan sangat baik. Hati-hati selama di perjalanan."
Kim Taehyung pergi bersama perempuan paruh baya yang bekerja sebagai pengasuh Joo Hee sejak berusia satu bulan. Pria bermarga Kim itu masuk ke dalam mobil dan meminta sopir untuk melajukan mobil. Pulang ke rumah lalu beristirahat bersama putrinya.
Sesampainya dirumah pribadinya, Kim Taehyung terus menggendong Joo Hee yang tidur lelap. Dia membuka salah satu kamar dilantai atas, masuk ke dalam kemudian berjalan mendekati dinding sisi barat. Tangan kanannya terulur untuk menyentuh senyuman dari perempuan di foto berbingkai pigura raksasa.
"Aku pulang," tuturnya lembut dan penuh cinta. Rasa kasih di dalam hatinya tidak pernah padam meski perempuan yang dia cintai telah pergi lima belas tahun lalu. Lalu, atensi Kim Taehyung berganti ke banyak pigura kecil yang terdapat pada sisi kanan maupun sisi kiri dari pigura besar.
Pigura kecil berisi banyak foto Sallyana mulai dari bayi hingga berusia tiga belas tahun. Ada juga dua sampai tiga pigura berisi foto Joo Hee ketika baru lahir. "Papa harap kamu selalu baik-baik saja, mentari kecil Papa."
Joo Hee merengek dan mulai rewel, Kim Taehyung meminta botol susu dan membawa putrinya ke ranjang. Menidurkan kembali Joo Hee, baru kemudian mengistirahatkan diri sendiri ditemani bayang-bayang Juwi yang selalu dia rasakan—hadir bersana setiap waktu.
Kim Taehyung pikir dia mulai gila karena cintanya kepada mendiang istrinya. Setiap dia akan tertidur, dia seolah bisa melihat bayangan Juwi menjaga di sisinya dan membelai rambutnya penuh cinta. Berkata lembut bagaikan bisikan angin di musim semi, "Suamiku pasti lelah, istirahatlah dengan baik. Hari ini kamu sudah bekerja keras, aku mencintaimu."
Kim Taehyung tersenyum dengan kondisi mata tertutup. "Mencintaimu, tidak pernah membuat aku menyesal. Aku tidak akan menuntut adikmu mengingat besarnya cintamu kepadanya. Jika kamu masih hidup, kamu pasti akan melakukan hal yang sama. Betapa beruntungnya aku mendapatkan perempuan sebaik dirimu, Juwi Arsania Larasmanati."
Itu potongan Bab 25.
Aku nulis sambil dengerin musik Orange-7, bener-bener nangis sendiri pas nulis kesedihan Sallyana dan bagaimana sedihnya jadi sosok Kim Taehyung:) i hope kalian dapat merasakan feel yang sama dan hati kalian akan tersentuh dengan cerita Sallveen.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top