#16. Kesadaran
jangan lupa vote dan komen 💜
mian banget update nggak teratur:(
.
.
.
.
.
.
∆
Dua cahaya putih membentur menjadi simbol silang bersinar di atas awan kelabu remang cahaya. Penduduk di sekitar area gunung Nanping keluar dari rumah bambu reot mereka, memandangi takjub cahaya indah di atas langit. Mengira lesatan sinar indah di langit adalah suatu berkah yang berasal dari Tuhan.
Para penduduk sekitar membentuk kelompok kemudian berdoa dengan tubuh bersujud di atas tanah. Menekuk lutut mereka dengan hormat, melantunkan doa setulus hati pada sang Pencipta Bumi.
Jika Bui Feng Jiu mengetahui pikiran seluruh penduduk terpencil di sekitar gunung Nanping berpikir sedemikian rupa setelah melihat pertarungan antara dirinya dengan Kim Taehyung dari dunia awal sebelum masehi. Dia bisa muntah darah sampai pingsan!
Persetan dengan doa itu! Dia hampir mati di bawah tekanan kekuatan spiritual Kim Taehyung.
Xiao Bai dan Xiao Gui terhempas oleh tendangan ekor Naga Illahi.
Kim Taehyung menghunuskan pedang Shangguan ke depan, tepat menuju dimana letak Feng Jiu berada.
Wanita cantik itu berkelit gesit, berhasil menghindari gerakan tusukan tajam agresif dari kemarahan Kim Taehyung.
Namun sesuatu yang tersimpan di ikat pinggangnya secara tidak terduga terseret oleh ujung bilah tipis dingin di bawah, menyeret sebuah lampu hijau keluar yang kemudian jatuh di atas tanah.
Mata kembar persik Feng Jiu melebar horor. Jantungnya naik ke tenggorokan yang membuat dia hampir mati di saat itu juga.
Kim Taehyung berhenti menyerang. Sedikit mundur mengamati sesuatu yang keluar dari lampu hijau pecah di atas tanah. Itu hanya sebuah asap, akan tetapi membawa aroma jiwa yang selalu dia cium dari tubuh murid kecilnya.
Kini giliran Kim Taehyung yang tersentak berat. Mata hitamnya di kelilingi ketakutan dan kegelisahan. Lampu ini pasti lampu pelindung jiwa yang seharusnya pergi ke alam bawah, selagi lampu bisa menampung jiwa dan roh manusia sekarat, maka perlahan manusia sekarat itu bisa hidup kembali dengan sehat karena jiwa dan rohnya terjaga dan di segel aman di dalam lampu jiwa.
Lampu ini adalah senjata yang hanya ada di dalam legenda milik Klan Peri, dan Kim Taehyung tahu satu hal, benda ini tidak mungkin berasal dari dunia dimana dia berada sekarang. Sebab benda seperti itu hanya bisa muncul di dunia tempat dia berasal.
Perempuan cantik di depan sama sekali tidak menguarkan aura Peri atau sejenisnya. Hanya kekuatan spiritual darinya yang cukup mengejutkan Kim Taehyung. Selama ini, belum ada satu orang pun yang berhasil bertahan di bawah sepuluh gerakan tubuhnya.
Dan Feng Jiu bisa bertahan di bawah ratusan pukulan miliknya. Sudah jelas, perempuan ini memiliki latar belakang yang cukup misterius yang seharusnya berasal dari dunia yang sama dengan Kim Taehyung.
"Master Sekte Kebajikan. Lebih baik anda pergi dari sini."
Panggilan Master Sekte Kebajikan menyatakan bahwa tebakan Kim Taehyung di dalam angan-angan adalah suatu kebenaran. Jika perempuan ini berasal dari dunia yang sama dengan dirinya. Maka status dan posisi perempuan tersebut bukan sesuatu yang bisa di gunakan untuk lelucon. "Nona berasal dari dunia yang sama dengan saya."
Feng Jiu mengerutkan keningnya menjadi lipatan halus mempesona. Wajahnya yang indah memerah kesakitan, mengundang rasa belas kasih siapapun jika di hadapkan di depan mata manusia normal.
Sayang sekali, Kim Taehyung bukan manusia normal. Setelah menanam murid kecil di dalam hatinya, maka secara alami matanya tertutup pada kecantikan jenis apapaun. Semua terlihat hambar dan biasa saja di matanya.
"Mungkin sudah saatnya aku bersikap jujur." Mengangkat jemari lentiknya untuk menyeka rona merah pada sudut bibirnya. Feng Jiu mendarat di atas Xiao Gui, "Aku berasal dari dunia yang sama dengan anda. Dan saya kemari setelah terluka dari dunia asal, hidup di sini lebih memberikan saya kedamaian dan ketenangan."
Tepat setelah Feng Jiu berhasil menembus dimensi Ruang dan Waktu Dunia Lain melalui mantra rahasia. Ia di pertemukan dengan Ayah Chou Zui Yu, pria itu merawat Feng Jiu dengan baik bersama sang istri. Menumbuhkan perasaan keluarga di hati Feng Jiu.
Dia bersumpah akan melindungi kelurga Chou, dan dia melakukan pengasingan untuk memulihkan kekuatan. Naasnya, begitu dia keluar dari pengasingan, pasangan Chou meninggal dunia akibat fitnah tidak berbukti dan di jadikan kambing hitam oleh salah satu Selir Kerajaan Dinasti Ming.
Feng Jiu mengingat permintaan Pria Chou seusai membangun rumah bambu untuknya.
Sebagai Ayah, dia ingin putrinya hidup bahagia dan aman.
Feng Jiu siap merelakan nyawa asalkan permintaan dermawan dalam hidupnya bisa dia penuhi sebelum mati. Itu lebih baik baginya daripada dia harus hidup tetapi perasaan bersalah selalu menghantui di setiap langkah hidupnya.
Kim Taehyung menarik kembali aura kental penindasan dari dalam tubuh. Menarik naga putih di atas awan agar mendekati dirinya.
Naga Illahi merubah bentuk menjadi naga kecil, hampir menyerupai seekor anak ular. Yang kemudian bertengger nyaman di salah satu pundak Kim Taehyung. Tidak lupa mengangkat dagu dengan bangga, melemparkan tatapan jijik ketika dia melihat Xiao Bai dan Xiao Gui di seberang bersama Feng Jiu.
Kim Taehyung menghela nafas, "Aku tidak memiliki minat memcampuri urusan hidup Nona. Tetapi jika boleh saya tahu, mengapa anda keras kepala ingin memulangkan saya?"
"Karena Jiwa yang sedang kamu incar sedang mencari kebahagiaan di dunia masa depan. Lampu jiwa adalah satu-satunya alat untuk menjaga tubuh asli yang di tinggal jiwa dan roh agar tetap aman. Tapi kau membuat lampu itu pecah, sekarang jiwa dan roh harus segera di tarik dan kembali di masukan ke tubuh pemilik asli atau jiwa dan roh bisa hancur di dunia lain."
"Maksudmu, kau tahu tujuanku kemari?"
Menurunkan kepalanya sedikit, Feng Jiu bergumam kemudian meraih pil dari cincin antariksa lalu menelannya. Selama lima detik, obat mujarab mulai bekerja. Tubuhnya bersangsur membaik, wajahnya tidak lagi putih pucat seperti seprai.
"Saya tahu, anda mencari jiwa baru untuk di masukan ke dalam tubuh murid kecil anda, bukan?"
"Kekuatan mengerikan macam apa yang kau miliki hingga kau bisa menebak tujuanku?"
"Membaca pikiranmu melalui sorot mata dan ekspresi wajahmu."
Kim Taehyung tidak terkejut sama sekali. Melihat kondisi keduanya, kemenangan jelas terlihat berpihak kepada siapa dan kalah berpihak pada siapa. Dia merendahkan suaranya menjadi sebuah intimidasi, "Kalau begitu, biarkan aku mengambil satu sosok yang sama untuk aku bawa pergi jiwanya."
"Aku sudah bilang, jiwa dari orang sedang kau incar sekarang sedang berada di dunia masa depan. Aku mengirim dia kesana karena telah berjanji kepada orang tuanya akan menjamin kebahagiaan putrinya. Di dunia ini, dia tidak mendapatkan kebahagiaan dan nyaris mati di medan perang."
"Mana mungkin dia hampir mati?"
Feng Jiu melirik wajah bersahaja Master Kim, "Aku adalah orang yang jujur, dengan berat hati, aku harus mengatakan alasan dia nyaris mati karena dia melindungi suami tolol reinkarnasimu di dunia ini."
Sudut mulut Kim Taehyung berkedut menyadari gelar tolol yang khusus di hadiahkan Feng Jiu untuk reinkarnasinya di dunia ini.
Naga Illahi yang duduk nyaman melingkar di bahu yang kokoh. Tertawa terbahak-bahak, "Pu! Pu!" Ekor kecilnya menampar bagian belakang kepala Kim Taehyung. Badan kecilnya terbang di udara, mendarat di atas kepala Taehyung sebagai gantinya. Terkapar menahan tawa bahagia.
Baru kali ini dia mendengar Tuannya yang bermartabat di katai tolol!
Feng Jiu melemparkan batu giok biru di udara. Angin malam seolah berpusat di sekitar batu giok yang melayang ajaib. Cahaya biru terang seperti warna laut di siang hari menjadi sumber cahaya paling terang mengalahkan cahaya bulan purnama.
Bayangan transparan berbentuk persegi raksasa muncul tepat di dekat batu giok biru. Dari bayangan persegi, warna-warna dunia muncul dengan malu-malu.
Kim Taehyung mengamati perubahan secara teliti. Alis tajamnya menukik ke atas, "Perempuan itu... "
"Dia mendapatkan tubuh rubah mati, aku sengaja menaruh jiwanya didalam rubah demi keselamatan karena aku tidak bisa membuat tubuh kloning. Itu terlalu menantang surga dan pasti akan datang konsekuensi. Pemuda di belakang gadis itu adalah dirimu di masa depan. Untuk apa kau mencoba mencuri sesuatu yang bukan dari dunia kita? Hal itu bisa menyebabkan bencana."
Hati Kim Taehyung menghangat mengetahui di dunia masa depan. Dia hidup bahagia bersama murid kecilnya yang sangat cantik. Dia menatap lurus ke depan, "Aku ingin murid kecilku tetap hidup bersamaku selamanya."
Feng Jiu membuka telapak tangan, menarik kembali batu giok biru dari udara hampa. Ia menyimpan batu giok biru di cincin antariksa. "Sudah aku duga, kau keras kepala. Selamanya, kau tidak akan pernah bisa mendapatkan jiwa Zui Yu dari dunia ini sebelum kau melangkah di atas tubuh mayatku."
"Keberanianmu dalam menantang maut terlalu besar. Kalau begitu, aku tidak akan segan terhadap setiap serangan yang akan datang."
***
"Shi Mei¹ tidak pernah menunjukan tanda-tanda akan membuka mata." Pemuda tampan berbaju biru tua dengan sulaman benang emas membentuk awan di bagian gaunnya mendesah kecewa.
¹ - Shi Mei adalah sebutan atau panggilan yang di gunakan oleh seseorang yang lebih tua dalam memanggil adik perempuan mereka. Contoh, Kim Zui Yu —> Zui Yu-Mei berarti adik perempuan Zui Yu
Pemuda di sampingnya yang memiliki fitur menawan sedikit lebih muda dan cukup halus mengangguk, "Shi Jie² berjanji akan mengajari aku cara berlatih Pedang Sembilan Naga, tapi dia belum memenuhi janjinya dan tidak ingin bangun. Master Sekte sudah berusaha, aku berharap setelah kepulangan Master Sekte ke di dunia kita, dia membawa kabar baik."
[ ² - Shi Jie adalah sebutan atau panggilan yang di gunakan orang yang lebih muda untuk memanggil kakak perempuan mereka. Contoh, Kim Zui Yu —> Zui Yu-Jie atau Yu-JieJie berarti kakak erempuan Zui Yu. ]
Dua pemuda di dekat ranjang tempat Zui Yu tidak sadarkan diri adalah murid dalam dari Puncak Awan yang berada di bawah kendali Penatua Pertama. Keduanya cukup dekat dengan Zui Yu dan diam-diam telah menjadi saudara satu sumpah di masa kanak-kanak. Membuktikan kasih sayang di antara mereka bertiga merupakan hubungan kuat yang tidak kalah dengan hubungan saudara satu darah.
Pemuda tampan dengan fitur matang tidak lain adalah Lin Xuanzhi. Dan di sisinya adalah si kecil Jun Xie.
Dua pemuda meneruskan berbincang di samping ranjang, tidak menyadari pergerakan kecantikan di atas ranjang telah membuka kelopak mata. Menampilkan iris caramel lebar yang memepesona dan jernih, membawa keindahan seperti ribuan bunga mekar di musim semi.
"Xie kecil... "
Jun Xie menghela nafas, wajah putihnya yang seperti bayi terlihat sedih. "Gege³, aku sekarang berhalusinasi, aku baru saja mendengar Yu Jiejie memanggil namaku."
³ - Gege adalah sebutan untuk kakak laki-laki.
Lin Xuanzhi menoleh ke bawah, matanya melebar bahagia, "Anak bodoh, Shijie kesayanganmu membuka mata!"
Mata bulat Jun Xie membola, dia segera menoleh ke depan dan melihat kakak perempuan yang paling dia sayangi telah sadarkan diri. Bahkan tersenyum lemah melihat dirinya!
"Jiejie... "
Lin Xuanzhi merogoh sapu tangan dari balik lengan bajunya. Melemparkan sedetik kemudian ke depan wajah adik seperguruannya. "Hapus ingus dan air matamu. Itu membuat aku jijik."
Jun Xie kecil tidak memperhatikan nada jijik dari Lin Xuanzhi. Hatinya sangat bahagia melihat Zui Yu kembali membuka mata. "Shijie, aku sangat merindukanmu... boho... "
Zui Yu mengangkat lengah kurusnya yang putih pucat seperti porselen. Menepuk ringan kepala rubah kecil manja yang menangis di atas perutnya, suaranya lemah dan mengkhawatirkan, "Kau masih cengeng."
"Shimei, aku akan pergi memanggil Penatua agar mengirimkan informasi kesadaranmu ke Master Sekte."
"Shizun?⁴" Iris caramelnya mendongak susah payah. Mengamati fitur Lin Xuanzhi yang jelas berbeda dari ingatannya, dia semakin tampan dan memiliki pahatan wajah memabukkan bagi kaum perempuan. "Memang dimana dia sekarang?"
⁴ - Shizun adalah panggilan untuk Guru. Panggilan lain adalah Shifu.
Lin Xuanzhi memilih bungkam. Berlari keluar dan terbang di atas pedangnya sendiri menuju Puncak Awan.
Di dalam Aula Jiang, Jun Xie belum mau melepaskan lengannya yang mulai berotot dari pinggang kecil Zui Yu.
"Xie kecil... Lepaskan aku, tanganmu tidak lagi sekecil dulu, ini membuat aku seakan ingin di remas sampai hancur."
Jun Xie menarik tangannya enggan, merundukan wajah malu-malu. Kedua pipinya memunculkan semburat warna merah, "A-aku... i-itu... "
Zui Yu tertawa sebentar karena setelah itu dia mengerutkan alis tipisnya yang halus dan indah. Dadanya terasa sangat sesak.
Jun Xie cemas, "Jiejie! Jiejie! Apa yang terjadi padamu?"
"Ba-bantu aku duduk."
Tanpa di perintah dua kali. Jun Xie membantu Zui Yu berganti posisi menjadi duduk. Tubuh tinggi Zui Yu masih terlihat mungil di dalam pelukan Jun Xie yang lebih muda darinya.
"Jiejie... "
Zui Yu yakin anak rubah itu bersiap meledakkan tangis sebentar lagi. Namun dia belum bisa mengeluarkan satu patah kata karena mulutnya menyemburkan darah, terus menerus hingga wajahnya berubah lebih pucat seperti mayat hidup.
Jun Xie tidak berani memeluk Zui Yu lebih kuat, takut kekuatan tangannya bisa menghancurkan kecantikan rapuh di dalam pelukannya. Mata almond besarnya yang menawan terlihat khawatir ketika menatap Zui Yu, "Shijie, tunggu Xuan Gege datang membawa Penatua, Penatua Pertama pasti bisa menyembuhkan dirimu!"
∆
.
.
.
.
.
.
-selesai-
mungkin kalian ga paham sama kisah yang di dunia Master ini. Tapi kalian harus tetep baca part yang ada Master Kim karena kisah cinta Master Kim sama murid kecilnya— Zui Yu nanti di buatkan kisah sendiri yang judulnya, "Supreme Master's Destiny."
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top