#12. Mendapatkan Persetujuan

jangan lupa vote dan komen 💜💜
ramaikan part 12🐍🐍🐍
.
.
.
.
.
.

Fajar membentang di langit pagi. Kamar Kim Taehyung berubah menjadi tempat kotor dengan banyak sekali barang-barang jatuh berserakan di atas lantai. Pemuda berkulit pucat itu memijit pangkal hidungnya. Mengolah kesabaran yang tersisa di dalam hati.

Sedangkan Tzuyu, sang pelaku, tersangka utama penyebab seluruh kamar berantakan justru memasuki tong sampah dengan tubuh rubah kecilnya.

Kemarin malam, Tzuyu mencuri ciuman di bibir Taehyung lagi. Dalam sekejap tubuhnya berubah ke bentuk rubah, sekarang dia tahu sesuatu, mencium bibir Taehyung adalah kunci merubah tubuh baik ke bentuk manusia maupun ke bentuk rubah.

Ketika berubah kembali ke bentuk rubah, dia melompat menjelajahi seluruh ruangan, mencakar benda-benda baru di matanya. Mungkin ini karena jiwanya terpengaruh insting rubah, mulai sering penasaran tentang hal baru dan gemar menggaruk tempat tertentu sesuka hati.

"Kim Tzuyu! Berhenti di sana! Jangan rusak kamarku lagi, Madam akan kesusahan mengatur kamarku!"

Tzuyu menoleh ke belakang, dua kaki kecil depannya menggantung pada pinggiran tong sampah mini dekat meja berisi buku. Mengedipkan mata birunya kemudian memilih abai. Memfokuskan diri menilik benda-benda di dalam tong sampah.

Taehyung membuang nafas frustasi. "Aku pergi mandi dulu, mainlah sesukamu. Lagipula tempat ini juga sudah berantakan total."

Kemudian kamar menjadi hening setelah Kim Taehyung pergi memasuki kamar mandi untuk membersihkan tubuh. Suara gemericik air memancing perhatian dan minat Tzuyu.

Rubah kecil tersebut melompat turun dari tong sampah mini. Berjalan mendekati pintu kamar mandi, ekor gemuknya teracung tinggi. “Di dalam ruangan bisa hujan?”

Kepala mungilnya mendekat ke permukaan pintu. Telinga rubahnya mencuat tinggi, mandi seharusnya tidak menimbulkan suara rintik hujan? Kenapa bisa ada suara rintik hujan ketika Taehyung mandi?

Di dorong rasa penasaran, dia berdiri dengan dua kaki belakang sebagai penopang. Meletakkan dua cakar kecil depan ke permukaan pintu, menggaruk dan mendorong.

Mengingat Taehyung tidak pernah mengunci pintu ketika mandi sebab tidak ada yang pernah masuk ke kamarnya tanpa ijin, dia selalu santai saat mandi dengan pintu belum di kunci.

Tetapi kali ini dia lupa jika dia hidup bersama rubah kecil yang sangat sembrono dan lancang.

Baru tiga detik pintu terbuka lebar. Taehyung berteriak histeris seperti perawan yang di hadang tiga preman berbadan besar di gang sempit, "KENAPA KAU MASUK? TUTUP MATAMU!"

Tzuyu tidak mengidahkan perintah dari Kim Taehyung. Memilih berlari santai mendekati kaca berisi ruangan sempit yang berguna untuk mandi. Mata birunya melebar bahagia menatap benda aneh di bagian atas tertancap pada dinding, benda itu berwarna abu-abu mengkilap dan bisa mengeluarkan rintikan air.

Uap dari air panas menciptakan embun di sekitar kaca. Mengaburkan pemandangan yang ada di dalam. Kim Taehyung bingung harus berbuat apa, lari keluar mengambil handuk? Tidak bisa! Handuk dia taruh di gantungan besi dekat westafel! Jika dia ingin mengambil handuk, dia harus berlari sambil telanjang di depan mata Tzuyu!

Dengan Taehyung berpikir keras mengenai cara menghindari tatapan rubah mesum di balik kaca pada tubuh telanjangnya. Tzuyu malah sibuk menatapi shower dengan mata berbinar, dia juga ingin mandi di bawah air ajaib!

Menoleh ke depan dimana embun menutup pemandangan di balik kaca. Tzuyu meringik dari luar, mencakar-cakar permukaan kaca. Mengeluarkan dua taring kecilnya lalu membuat suara menangis yang menyedihkan.

"Untuk apa kau menangis? Harusnya aku yang menangis karena kau masuk kemari tanpa ijin!" Seloroh Taehyung jengkel. Leher dan wajahnya berubah warna menjadi merah muda. "Berbalik dan tutup matamu! Aku harus mengambil handuk!"

Teriakan bersumbu amarah dari Kim Taehyung mengembalikan kesadaran Tzuyu. Ia segera berbalik, duduk di atas lantai basah, menggoyangkan ekor berkali-kali.

Taehyung melirik rubah kecil yang menurut untuk mengalihkan pandangan. Dia segera berlari keluar menggapai handuk, memakainya secepat kilat. Nafasnya kembang kempis setelah di landa ketakutan memalukan ekstrem kedua kali di dalam hidupnya. "Sekarang kau boleh menatap aku!"

Tzuyu berbalik. Tersenyum senang, berlari kencang mendekati kaki Taehyung. Berputar mengelilinginya sembari mengeluarkan ringikan manis.

"Apa? Kau bilang apa? Aku tidak paham," ucap pemuda di dekat westafle.

Mendengus melalui hidung kecilnya. Tzuyu meninggalkan Taehyung dan melaju memasuki ruangan kaca. Melompat senang di bawah guyuran air hangat.

"Ternyata kau ingin mandi," gumam Taehyung. Dia mengikuti Tzuyu memasuki ruangan kaca. Berjongkok membopong tubuh kecil berbulunya. "Tzuyu, lain kali jangan memasuki kamar mandi sesuka hati. Kau perempuan dan aku laki-laki, mandi adalah hal privasi, tidak boleh sembarangan mengintip masuk. Paham?"

Kepala kecil di depan matanya mengangguk cepat.

Melihat rubah di dalam gendongannya sangat penurut dan manis. Taehyung tersenyum lembut, mendaratkan ciuman di puncak kepala mungil itu. "Aku akan memandikanmu, janji harus menurut, jangan nakal, setuju?"

Kepala kecil basah kembali mengangguk cepat.

"Anak manis."

***

Gedoran pintu dari luar memaksa Taehyung berhenti mengeringkan bulu basah Tzuyu. Meletakkan handuk di atas nakas, dia memakai sandal lalu membuka pintu.

"Hyung mendengar teriakanmu sebelumnya, terjadi sesuatu padamu?" Kim Seok Jin berdiri di ambang pintu, tubuh tingginya terbalut jas formal berwarna navy. Kaca mata bertengger anggun di pangkal hidungnya yang mancung.

Taehyung menggaruk leher belakang kikuk, "Sebenarnya aku memarahi hewan peliharaan baruku, Hyung."

"Hewan peliharaan baru? Setahuku kau kurang minat pada anjing atau kucing, hewan apa yang kau pelihara? Kapan membawanya ke rumah? Kenapa aku tidak mendapat informasi dari pelayan dan pengawal?" Melayangkan pertanyaan bertubi-tubi, Kim Seok Jing merubah ekspresi wajahnya. Serius dan tegas.

"Itu... aku menemukan hewan ini di dekat jembatan tempat aku menghabiskan waktu sebentar semalam. Dia bukan anjing atau kucing, tapi rubah."

Keterkejutan terpampang jelas di wajah tampan Kim Seok Jin. "Rubah bukan jenis hewan biasa yang mudah di temukan. Mana rubah itu? Biarkan aku melihatnya!"

Tzuyu meloncat dari ranjang. Berlari mendekati pintu, duduk manis di atas lantai. Tidak lupa melebarkan iris birunya yang cemerlang bagaikan bayangan permukaan laut di siang hari cerah.

Taehyung menunduk, tersenyum mendapati rubah kecilnya sudah berlari mendekat. Dia berjongkok meraih Tzuyu, lalu menyodorkan rubah kecil tersebut ke kakaknya, "Ini dia, sangat manis, aku tidak tega meninggalkan dia sendirian di jembatan. Jadi aku bawa pulang. Bolehkah aku memeliharanya, Hyung? Aku berjanji akan menjaga rubah ini dengan baik."

Memajukan wajah mendekati rubah manis bermata biru yang di sodorkan sang adik. Kim Seok Jin membenarkan letak kacamatanya, menghela rendah, "Baiklah, rubah ini masih belia, tidak berbahaya memelihara binatang jika di mulai dari usia kecil. Awasi dia baik-baik, Hyung harus pergi lagi menemui kolega. Cepat turun, sarapan kemudian minum obat."

Mendapatkan persetujuan dengan mudah. Taehyung gembira, mata elangnya menyipit sayu, senyumnya yang khas terlihat sangat menarik bagi Tzuyu. "Terima kasih, Hyung!"

"Sama-sama, sama-sama, berhenti menatapku seperti itu. Bulu kudukku merinding." Timpalnya sedikit bergurau, pamit sejenak kemudian meninggalkan rumah di kawal dua penjaga.

Para pelayan memasuki kamar Tuan Muda mereka, melotot kencang mengetahui ruangan yang semula rapi estetik, berubah menjadi buruk dan berantakan seperti kandang ayam. Mungkin kandang ayam lebih baik?

Taehyung meminta maaf sopan kepada para pelayan karena harus merepotkan mereka dengan banyak pekerjaan. Dia dan Tzuyu sampai di meja makan, sebelum duduk, Taehyung memindahkan tubuh kecil di tangannya ke atas meja.

"Pilih yang kau suka," kata Taehyung. Menarik dua piring berisi paha ayam goreng dan ikan koi bakar, menggeser piring mendekati rubah di atas meja. "Nah, sekarang kau bisa makan."

Tzuyu melompat senang. Berbalik untuk mengusap wajah Taehyung menggunakan ekornya. Isyarat tanda terima kasih.

"Sama-sama," balas Taehyung, meraih ekor di wajahnya, memberikan usapan lembut kemudian memulai sarapan bersama.

Mulai sekarang, sarapan pagi tidak lagi sepi karena ada Tzuyu yang selalu menemaninya. Cara makan Tzuyu cukup menggemaskan, mulutnya yang kecil menggigit daging dengan rakus.

"Tuan Muda, obat anda."

"Ah," Taehyung mendongak ketika mendengar suara Madam, "Terima kasih, Madam."

"Sama-sama, Tuan Muda. Saya pergi ke dapur lagi kalau begitu, mohon panggil saya jika membutuhkan sesuatu."

"Oke."

Tzuyu berhenti memakan daging ayam dan ikan koi karena perutnya sudah sangat kenyang. Langkah kakinya gontai, terlihat bisa ambruk kapan saja. Mulut kecilnya terbuka, mengeluarkan sendawa keras.

Mendengarkan sendawa keras melebihi miliknya. Taehyung mau tak mau tertawa terbahak-bahak, mengangkat rubah kecil kekenyangan yang hampir pingsan karena terlalu banyak makan. Seusai minum obat, Taehyung mengusap perut buncit Tzuyu, berujar geli, "Biarkan aku mengusap perutmu dulu."

Mendapatkan belaian lembut dari pemuda tercinta tentu saja tidak bisa Tzuyu tolak. Gadis itu merapatkan dirinya ke dada Kim Taehyung, menutup mata dengan damai di iringi kehangatan yang menyelimuti permukaan perutnya.


.
.
.
.
.
.

-selesai-
salam singa dan rubah imut🦁🦊

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top