third pov : Jake Sim

꧁✰TADIKA ENHYPEN✰꧂

│◘│
│◘│
│◘│

▅ ▆ ▇ █ JAKE SIM █ ▇ ▆ ▅

│◘│
│◘│
│◘│

"JAKE!! WAKE UP, BABY!!!" Terdengar suara menggelegar di pagi dari sang ibu.

Jake Sim atau yang bisa dikenal dengan nama Shim Jaeyoon masih bergelut dengan gulingnya, tak merasa terganggu oleh teriakan ibunya.

"JAKE!!! WAKE UP!!" Terdengar teriakan lagi dan sang anak masih enggan bangun dari kasur.

BRAKKK

"OH MY GOD!! JAKE SIM!! Kamu nggak inget mom bilang apa dulu, hah? Kalau kebanyakan tidur, nanti kamu bisa ketemu sama hantu tidur! Kamu mau temenan sama hantu tidur?!" teriak sang ibu lagi.

"Mom, jangan teriak-teriak! Masih pagi ini!" ujar Ayah Jake dari kamar tidur mereka.

"Shut up!!" balas Ibu Jake.

Jake langsung terbangun setelah mendengar hantu tidur dari ibunya. Jake tahu betul cerita hantu tidur dari ibunya itu.

Sejak dia kecil, Jake tidak pernah tidur lebih dari 8 jam karena takut dengan cerita tersebut. Kata sang ibu, hantu tidur datang kepada anak-anak yang suka tidur terlalu lama dan akan membawa anak itu ke alam lain lalu berakhir anak kecil itu tak bisa kembali lagi ke rumah. Jake tentu sangat takut dengan hantu.

Jake bangun dan berlari ke kamar mandi seraya mengambil handuk. Saat sampai di depan kamar mandi, pergerakan Jake terhenti. Ia menoleh ke arah ibunya dan terlihat jelas sang ibu memasang tampang bingung.

"Why?" tanya sang ibu.

"I'm afraid! Mom said there was a ghost in the bathroom! Jake doesn't want to be dragged by the toilet ghost into the toilet!" jawab Jake lantang. Sang ibu tertawa terbahak-bahak. Ampuh juga cerita-cerita seramnya.

"And then? What do you want, baby?" tanya sang ibu.

"Let's take a shower together, mom!" ajak Jake dengan senyum merekah.

Manis sekali.

"Okay! C'mon~"

Selama sesi memandikan sang buah hati, mereka berdua bercanda dan tak lupa bermain air bersama bebek-bebek karet kesayangan Jake. Jake sendiri juga bercerita kepada sang ibu tentang kisah seorang bocah laki-laki bernama Shim Jaeyoon dengan bebek kesayangannya.

"Terus besar nanti kamu mau melihara apa, hm?" tanya sang ibu.

"A DUCK!! Jake mau melihara bebek soalnya Jake sayang sama bebek!" jawab Jake antusias seraya memeluk bebek karetnya. Ibunya tertawa terbahak-bahak karena jawaban polos anaknya.

Ada-ada saja... Membayangkan Jake membawa bebek dengan tali seperti membawa anjing dengan tali membuat tawanya semakin meledak.

"Why are you laughing so hard like that?" tanya Jake bingung.

"Aaaa aniya aniya... Kaki mom digelitiki hantu toilet dan geli," jawab sang ibu asal.

Muka Jake langsung panik. Dia menatap ke bawah dan ia tak melihat apa-apa di sana. Jake mengerutkan alis lalu menunjuk ke seluruh sudut kamar mandi.

"Jangan ganggu mommy-nya Jake ya!! Mom nggak suka digelitikin, jadi hantu toilet jangan gelitikin mom! Hantu toilet nggak boleh nakal soalnya kata daddy nggak boleh jadi anak nakal!" ujar Jake.

Sang ibu terkekeh. Beliau membilas rambut Jake lalu membuang air di bathtub. "Kalau hantu toiletnya nggak mau dengerin kamu, kamu mau gimana?"

Jake dengan tangan kanan mengepal ia letakkan di dada. "Jake akan menumpas kejahatan hantu toilet dan memusnahkan hantu toilet dari dunia!!"

FLUSSHHH

Terdengar suara flush toilet yang tiba-tiba berbunyi dan kedua orang yang ada di dalam kamar mandi itu langsung menoleh ke arah kamar mandi.

GLEKKK

Kok flush toiletnya tiba-tiba berbunyi?

"M-mommy?" cicit Jake.

"RUUUUNNNN!!!" teriak Ibu Jake seraya menggendong anaknya lalu tak lupa mengambil handuk berwarna kuning Jake dan keluar dari kamar mandi sang anak.

Nahkan hantu toiletnya marah!

│◘│
│◘│
│◘│

"Daddy daddy!!" panggil Jake.

"Yes?"

"Daddy nggak boleh makan cepet kayak gitu!" ujar Jake. Sang ayah menaikkan alis kanannya bingung.

"Why?" tanyanya.

"Because mommy pernah bilang ke Jake kalau hantu ruang makan nggak suka liat orang makan cepet kayak gitu! Right, mom?"

Sang ibu mengangguk bangga karena Jake mengingat semua yang ia katakan padanya. Sang ayah menatap istrinya dengan wajah malas.

"Oh c'mon...," ucap Kevin, kakak laki-laki Jake.

"Omong kosong apa lagi? Aigo ya...," keluh Ayah Jake.

"Eitsss itu bukan omong kosong! That's a fact!" elak Ibu Jake.

"Apanya yang fak—"

KLONTAAANGG

Berhubung ruang makan dan dapur 1 lokasi, jadi Ayah Jake bisa melihat bagaimana panci tergantung tiba-tiba jatuh dan membuat semua orang terkejut.

"See? Aku berbicara fakta dan nggak tipu-tipu!" ujar Ibu Jake seraya tersenyum puas.

Sang suami pun menghela napas berat lalu lanjut makan. Beliau makan tidak tergesa-gesa seperti tadi demi menuruti perkataan sang anak.

Mungkin lain kali dia harus membawa pendeta ke rumahnya untuk penetralan supaya gangguan-gangguan seperti itu hilang.

│◘│
│◘│
│◘│

"Tas?"

"Done!"

"Nametag?"

"Done!"

"Topi?"

"Done!"

"Bekal?"

"Done!"

"Good job! Waktunya berangkat~ Sana masuk ke mobil, sweetheart. Daddy udah nunggu kamu di depan,"

"Okay! Bye bye, mom!!"

"Good bye, my boys!"

Jake pergi bersama kakak dan ayahnya menuju sekolah baru. Jake bernyanyi selama perjalanan, begitu juga sang ayah.

"Nanti waktu di sekolah jangan takut sama temen-temen, jangan bikin orang nangis, jangan ngomong pakai bahasa Inggris soalnya kita di Korea, lalu yang terakhir?"

"Harus nurut sama teacher!!" jawab Jake semangat.

"Guru, sayang... Di Korea, teacher itu namanya guru," koreksi sang ayah.

"Gulu?"

"Guru,"

"Gurru?"

"Just one 'R'. Guru,"

"Guru,"

"Nah sip!!"

Kevin menatap sebuah sekolah dengan tatapan bingung. "Dad,"

"What?"

"Bukannya sekolahnya yang itu?" tanya Kevin.

"Ga kok. Kata mommy masih jauh. Nama sekolahnya apa sih?"

"Tadika Enhypen, dad,"

Kedua mata Ayah Jake membelalak. "LHO?! BENERAN KELEWAT DONG!!"

"Ini beneran keluarga gue?" gumam Kevin seraya menghela napas berat.

│◘│
│◘│
│◘│

Banyak sekali anak-anak yang tak Jake kenali dan ia menggenggam erat tangan ayahnya.

"Why?" tanya ayahnya. Jake menggelengkankan kepala.

"And then?"

"Di sekolah banyak hantunya nggak, dad? Kayak ceritanya mom,"

Sang ayah menepuk dahinya. Lagi-lagi cerita istrinya. Mungkin setelah mengantar Jake, ia harus memperingatkan istrinya untuk tidak bercerita mitos lagi. Sungguh bisa-bisa sampai dewasa nanti pikiran Jake berisi tahayul-tahayul ibunya.

"Ga ada yang namanya hantu di sekolah, Jake-ah... Udah-udah pokoknya fokus belajar, 'kay? Jangan malu tanya-tanya ke temen atau gurunya," ucap sang ayah.

"Roger!!"

Ayah Jake tersenyum lalu mengelus rambut anaknya. "Hwaiting~"

"Hwaiting too, dad!!"

Setelah Jake pergi, sang ayah menatap jam.

"YA AMPUN SETENGAH JAM LAGI TELAT KE KANTOR?!"

NGGEEEENNNGGG

Akhirnya beliau pun melaju dengan kencangnya meninggalkan sekolah Jake dan mengantar Kevin.

│◘│
│◘│
│◘│

Jake berbaris di barisan kedua menunggu gurunya selesai berpidato. Guru cantik itu selalu tersenyum dan entah kenapa matanya menghilang, mengingatkannya dengan cerita hantu bermata sipit.

"Jadi setelah pembagian kelompok, nanti ssaem ajak kalian keliling sekolah. Siapa yang nggak sabar keliling sekolah?" tanya sang guru.

"AKUUUUUU!!!"

"Oke! Ada yang mau tanya lagi?"

"Aku!!" Jake angkat tangan.

"Oke Jake mau tanya apa?" tanya sang guru.

"Seulgi-ssaem itu hantu? Kata mommy, ada hantu matanya sipit dan setelah Jake liat, Seulgi-ssaem kayak hantu yang diceritain mommy!!"

"M-mwo ya?!"

Jake's intro done!

Kevin Moon (The Boyz) as Jake's older brother

Profile update :

Heeseung 🔓
Jay 🔓
Jake 🔓
Sunghoon 🔐
Sunoo 🔐
Jungwon 🔐
Niki 🔐

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top