first pov : Lee Heeseung

꧁✰TADIKA ENHYPEN✰꧂

│◘│
│◘│
│◘│

▅ ▆ ▇ █ LEE HEESEUNG █ ▇ ▆ ▅

│◘│
│◘│
│◘│

Suasana pagi di kediaman Keluarga Lee adalah suasana pagi yang paling tenang. Bagaimana tidak? Tampak Eomma Lee sedang berkutat dengan masakannya. Beliau bangun sangat pagi untuk menyiapkan semua kebutuhan sekolah kedua putranya maupun kerja suaminya.

Semuanya nampak baik-baik saja hingga negara api menyerang—





Aniya aniya... Semua nampak baik-baik saja hingga jam menunjukkan pukul 6 pagi dan tak ada tanda-tanda 3 laki-laki muncul.

Tak lama kemudian, Eomma Lee menaiki tangga menuju kamar anak bungsunya. Ia takkan pergi ke kamar anak sulungnya karena tak lama lagi pasti terdengar alarm berisik—

IMMASEDA TTAERYEO BAGA

DU DU DU DU DU DU

IGE URI TANG TANG TANGTANG

DU DU DU DU DU DU

IGE URI TANG TANG TANGTANG

   "LINO, MATIIN ALARM KAMU!!" teriak Eomma Lee masih dalam batas wajar.

   "IYA, EOMEONI!! LINO UDAH BANGUN!"

Eomma Lee tersenyum puas. Senang juga memiliki anak sulung yang mudah dibangunkan—

—tidak seperti anak bungsu dan suaminya.

TOKK TOKK TOKK

   "Heeseungie, ayo bangun.... Sayang...,"

Eomma Lee membuka pintu kamar Heeseung. Dilihatnya Heeseung masih tidur dengan nyaman di dalam selimut tebal yang dikenakan.

   "Baby, wake up! Kamu nanti terlambat sekolah lho...," ucap Eomma Lee sembari menggoyang-goyangkan badan kecil Heeseung.

   "Eomeoni bangunkan aku 7 jam lagi,"

Hmm sepertinya Baby Heeseung mengigau. Setiap kali dibangunkan, anak itu selalu berkata 'Bangunkan aku 7 jam lagi' atau kalau tidak 'Tidur 24/7 itu hobi Heeseungie, jadi bangunin nanti aja'. Memang benar-benar keturunan Appa Lee sekali.

   "Aniya... Heeseung, nggak ada 7 jam atau 24/7 atau apalah itu! Ayo bangun sekarang, Heeseungie... Kamu mau dijemur di lapangan gara-gara terlambat?" Eomma Lee menarik selimut tebal Heeseung.

Heeseung membuka sedikit matanya lalu duduk menghadap ibunya. Ia terduduk untuk mengumpulkan nyawa dengan kepala masih terkantuk-kantuk.

   "Yaaa! Kamu beneran mau dijemur? Nanti kalau kamu telat, kamu bakal dijemur kayak eomeoni biasanya njemur baju... Mau kamu?"

DDAENG

Kedua mata Heeseung langsung terbelalak dan ia langsung masuk kamar mandi.

   "SELAMAT PAGI DUNIA!!"

Sang ibu menggeleng setelah mendengar anaknya meniru salah satu dialog kartun Spongebob.

│◘│
│◘│
│◘│

Sudah 30 menit lamanya Heeseung tak kunjung keluar dari kamar mandi.

   "Yeobo, dimana Heeseungie?" tanya sang kepala keluarga.

   "Dimakan hantu kamar mandi kali," celetuk Minho.

   "Husshh Lino!"

Sang ayah terkekeh lalu memutuskan menghampiri Heeseung ke kamar mandi setelah diberitahu istrinya jika anak bungsunya itu masih mandi.

CEKLEK

   "Heeseung-ah, kamu ngapa— YA AMPUN!!" Appa Lee tercengang melihat keadaan kamar mandi. Bebek karet tersebar dimana-mana dan si pembuat onar hanya menoleh sebentar kemudian melanjutkan kegiatannya.

   "Heeseung-ah, abeoji kan udah bilang, jangan main bebek pagi-pagi." Appa Lee mendekati bathtub lalu menggendong Heeseung keluar.

   "Tadi aku nemuin bebek di belakang pintu, jadinya Heeseung ambil deh! Kasian bebeknya jomblo. Akhirnya aku ajak bebek yang lain juga main,"

Appa Lee melilitkan handuk anaknya lalu menggendongnya keluar kamar mandi. "Ayo ganti baju... Heeseungie udah bisa ganti baju sendiri, hm?" Heeseung mengangguk.

Sang ayah tersenyum lalu pergi keluar kamar menuju dapur. Sang istri bingung karena suaminya tidak turun sambil membawa si bungsu.

   "Heeseung mana?" ucap Eomma Lee.

   "Masih ganti baju,"

TAPP TAPP TAPP

TAPP TAPP TAPP

   "Eomeoni~ kenapa cuma 1 kaki yang bisa masuk ke celananya?"

Tiba-tiba saja Heeseung muncul sembari menenteng celana seragam miliknya. Ia hanya memasukkan kaki kanannya ke lubang kaki kiri, sedangkan lubang satunya ia pegang dengan tangan kanan.

   "HUAAHAHAHAHAHA EALAH BOCAH!! Macam tak betul budak ni," tawa Minho.

   "Ya ampun...." Appa Lee lelah part 2.

│◘│
│◘│
│◘│

   "Kenapa buku Heeseung banyak?" Saat ini Heeseung dan Eomma Lee sedang menyiapkan peralatan sekolah si bungsu.

   "Ya soalnya Heeseung harus belajar yang banyak biar pinter kayak hyung. Heeseung nggak mau kalah kan?"

   "Nggak mau!! Aku juga mau pinter biar hyung nggak ngejek Heeseung terus! Liat aja nanti... Hyung pasti jadi pabo kayak Patrick!" balas Heeseung menggebu-gebu.

Sang ibu tertawa lalu menatap kotak pensil anaknya. "Ini kotak pensil yang eomeoni belikan kemarin mana?"

   "Eungg? Kotak pensil yang kemarin?" tanya Heeseung.

   "Iya...,"

   "Ohh!! Kotak pensilnya kayak besi jadinya kuat! Nah karena kuat, kotak pensilnya Heeseung jadiin tempat makan burung puyuhnya abeoji!" jelas Heeseung dengan semangat.

   "M-mwo?!"

   "Hehehe aku pintar kan? Bentar lagi Heeseung pasti bisa ngalahin kakak!"

Minho yang ada di sana langsung lari keluar kamar sang adik. Sungguh ia masih ingin memiliki riwayat telinga yang sehat wal afiat.

Heeseung yang melihat muka ibunya memerah langsung membelalakkan mata belo miliknya.

   "O-owwww...,"

   "YA KOTAK PENSILNYA NGGAK DIBUAT WADAH MAKANAN BURUNG PUYUH JUGAAAA!! HUWAAAA LAMA-LAMA EOMEONI POTONG SEMUA BURUNGNYAAA!!"

Appa Heeseung yang berada di teras langsung menyemburkan kopinya setelah mendengar teriakan maut sang istri.

   "BURUNG SIAPA YANG MAU DIPOTONG?!"

│◘│
│◘│
│◘│

Setelah acara kotak pensil, Keluarga Lee langsung berangkat dan pergi menuju SMA si sulung. Minho bersekolah tak jauh dari rumah.

Yaaa karena sistem zonasi.

Kedua orangtua Heeseung ikut mengantar karena rencananya mereka mau melihat siapa yang akan mendidik Heeseung selama si kecil bersekolah nanti.

   "Lino yang bener ya belajarnya," ucap sang ibu.

   "Hooh,"

   "Jangan ngelamun,"

   "Hooh,"

   "Jangan main hp terus,"

   "Hooh,"

   "Jangan bercanda mulu,"

   "Hooh,"

   "Hoah hooh hoah hooh!! Dengerin eomeoni apa nggak sih kamu?!"

   "Astaga ibunda ratu tersayang... Lino jawab, salah... Lino nggak jawab, nanti dipukul tas. Serba salah cogan dunia akhirat ini!" ujar Minho.

   "Ya kan kamu udah SMA mana bentar lagi kuliah! Kan nilainya harus bagus!"

   "Cogan itu apa, kak?" tanya Heeseung.

   "Co—"

   "Udah udah jangan kasih bahasa gaul ke Heeseung! Tuh gara-gara kamu sering bilang 24/7 akhirnya adik kamu jadi ikut-ikut!!" sela Eomma Lee.

   "Yeu biar ga ketinggalan zaman kayak abeoji tauuuu...,"

   "HEH!!"

   "KABOEERRR!! LINO SEKOLAH DULU YA!!"

Minho langsung keluar dan pergi begitu saja. Untung mobil sudah berhenti, lhah kalau belum? Mau kayak korban jatuh dari mobil sinetron Suara Hati Seorang Uke?

   "Ya Tuhan, berikan hamba kesabaran hari ini," ucap Appa Lee.

│◘│
│◘│
│◘│

   "Nah ayo turun,"

Mereka bertiga masuk ke area TK. Di sama sudah banyak murid-murid bermain dan beberapa wali murid yang menunggu bel masuk.

   "Karena aku udah besar... Eomeoni sama abeoji nggak usah anter Heeseung ya? Heeseung harus mandiri kayak Lino hyung! Oke bye bye!" Heeseung mencium tangan kedua orangtuanya lalu pergi.

Setelah Heeseung pergi, tiba-tiba terdengar suara isak tangis.

   "Hiks, hiks...,"

   "Lho lho kenapa nangis?" tanya Appa Lee.

   "Huhuhu... terharu tau liat anak bungsuku udah besar aja! Hiks cepet banget sih tumbuhnya huweee!!!"

   "Aigo ya...." Appa Lee lelah part kesekian.

   "Udah udah hiks... Ayo pulang huhuuu...,"

Mereka berdua kembali ke dalam mobil dan ketika ibu dari Heeseung itu hendak mengambil tisu di kursi belakang, beliau bingung.

   "Itu tas siapa ya?" tanyanya bingung karena masih mencerna keadaan.

Appa Lee menoleh dan ekspresi panik langsung menghiasi wajahnya.

   "HEEEEHHH HEESEUNG-AH, TASNYA KETINGGALAN DI MOBIL!!!" teriak Appa Lee.

Dan seketika mereka berdua keluar lagi dari dalam mobil dan berlari untuk mengantarkan tas seorang Lee Heeseung.

Heeseung's intro done!

Lee Minho (Stray Kids) as Heeseung's older brother

Profile update :

Heeseung 🔓
Jay 🔐
Jake 🔐
Sunghoon 🔐
Sunoo 🔐
Jungwon 🔐
Niki 🔐

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top