3. Gara-Gara Permainan

꧁✰TADIKA ENHYPEN✰꧂

│◘│
│◘│
│◘│

│◘│
│◘│
│◘│

Euijoo pergi ke kantor dan kasihan juga karena bolak-balik jatuh waktu lari.

Kepanjangan kaki sih...

   "SEULGI-SSAEM!! SEULGI-SSAEM!!"

Guru-guru yang mendengar teriakan Euijoo langsung berlari ke anak kecil berkaki panjang itu. Salah satu guru memanggil Seulgi yang sedang ada di ruangan pendataan.

   "Byun Euijoo? Ada apa, nak?" tanya salah satu guru laki-laki ber-nametag Park Jimin.

Kalau mau tanya bagaimana bisa Jimin tahu nama Euijoo?

Itu dari nametag yang ada di baju Euijoo. Yakali dia cenayang bisa ramal-ramal.

Kalau bisa, udah dari dulu dia dapetin cara ngepet anti gagal. Lumayan kan dapat uang.

   "Heeseung hyung sama Jay lagi lomba nangis soalnya temen-temen nggak ada yang mau jawab pertanyaan mereka. Nah karena lomba nangisnya nggak berhenti, Euijoo akhirnya ke sini deh mau manggil Seulgi-ssaem!" jawab Euijoo.

Jimin dan beberapa guru lainnya mengangguk. Tak lama kemudian nama si kecil terpanggil dan ternyata wali kelasnya yang memanggil namanya.

   "Euijoo-ah!!"

   "Haiii, Seulgi-ssaem!!"

Seulgi segera duduk berlutut supaya sejajar dengan Euijoo yang hanya sepinggulnya.

Belum tahu nih anak nanti setinggi apa kalau sudah remaja.

   "Euijoo-ah kenapa ke sini?" tanya Seulgi.

   "Barusan aja Euijoo cerita ke Jimin-ssaem, tapi gapapa ah cerita lagi ke Seulgi-ssaem! Jadi Heeseung hyung sama Jay lagi lomba nangis soalnya temen-temen nggak ada yang mau jawab pertanyaan mereka. Nah karena lomba nangisnya nggak berhenti, Euijoo ke sini deh mau manggil Seulgi-ssaem," jelas Euijoo dengan kalimat yang entah kenapa bisa sama persis dengan kalimat ceritanya kepada Jimin.

Iya, soalnya Bebi sama Dydy males mikir kalimat baru. Langsung copas aja atasnya aowkwowk

   "Oke Seulgi-ssaem ke sana sekarang!!" ujar Seulgi seraya pergi menuju kelasnya. Euijoo yang merasa ditinggal pun hendak mengikuti gurunya, namun guru lain menghadangnya lalu berjongkok di depannya.

   "Karena Euijoo sudah jadi malaikat penolong, ini hadiah buat Euijoo," kata guru yang memiliki nama lengkap Jung Hoseok itu.

   "Woaahhh terima kasih eung—"

   "Jhope-seonsaengnim, Euijoo-ah," ucap guru itu.

   "Jeyop-ssaem? Namaku Byun Euijoo, salam kenal Jeyop-ssaem!!" balas Euijoo seraya membungkukkan badan.

Euijoo tersenyum manis lalu pergi kembali ke kelasnya seraya membawa susu coklat pemberian Hoseok. Lumayan juga kan dapat sebotol susu coklat lagi setelah pengorbanannya jatuh keslimpet kakinya sendiri.

   "Chim," panggil Hoseok.

   "Apa, hyung?"

   "Keknya beneran deh harus ganti nama. Jhope udah ga keren lagi hiks... Nama harapan kesayangan gue jadi jelek hiks... Masa Jhope yang penuh harapan dipanggil Jeyop sama anak-anak,"

Jimin menghela napas berat lalu membatin, 'Keknya beneran harus pindah sekolah gue.'

│◘│
│◘│
│◘│

Jake berbaris di barisan kedua menunggu gurunya selesai berpidato. Seulgi tadi berpidato tentang kalau ingin jadi anak yang baik, maka tidak boleh cengeng.

Guru cantik itu selalu tersenyum dan entah kenapa matanya menghilang, mengingatkan Jake dengan cerita hantu bermata sipit dari sang ibu.

   "Jadi setelah pembagian kelompok, nanti ssaem ajak kalian berkeliling sekolah. Siapa yang nggak sabar keliling sekolah?" tanya sang guru.

   "AKUUUUUU!!!"

   "Oke! Ada yang mau tanya lagi?"

   "Aku!!" Jake angkat tangan.

   "Oke Jake mau tanya apa?" tanya sang guru.

   "Seulgi-ssaem itu hantu? Kata mommy, ada hantu matanya sipit dan setelah Jake liat, Seulgi-ssaem kayak hantu yang diceritain mommy!!"

   "M-mwo ya?!"

│◘│
│◘│
│◘│

Setelah pidato Seulgi, murid-murid kelas A-1 sudah bersiap. Berhubung hari ini 'Adventure Time', jadinya mereka full outdoor.

Adventure Time adalah acara para murid bermain semua permainan yang ada di sekolah. Seperti jungkat-jungkit, ayunan, jaring laba-laba, besi panjat, dan masih banyak lagi.

Saat ini murid kelas A-1 disuruh berbaris di depan jaring laba-laba. Mereka akan memanjat jaring satu-persatu.

   "Ayo kita mulai!! Yang pertama Heeseung, ayo naik! pelan-pelan ya terus jangan lupa diliat talinya," ucap Seulgi.

Sesekali Seulgi berteriak panik saat Jungwon dengan jahilnya menggoyangkan tali membuat teman-temannya berteriak.

   "Jungwon kalau masih nakal aku plorot lho celananya!" Jay sudah geram dengan Jungwon.

Setelah semua murid menaiki jaring laba-laba kemudian mereka akan melangkah dan berdiri di atas jembatan satu-persatu.

   "Ssaem, liat!! Aku bisa lari-lari!" ujar Jungwon yang saat ini berlarian di jembatan.

   "ASTAGA YANG JUNGWON!! HATI-HARI NANTI JATUH!!" teriak Seulgi panik.

Entah sudah berapa kali Seulgi dibuat panik hari ini.

Setelah melewati berbagai macam permainan, saat ini mereka akan menaiki besi panjat lalu disambung perosotan panjang, membuat anak yang suka bertaruh adrenalin seperti Jungwon jingkrak-jingkrak senang.

Tapi untuk anak seperti Sunghoon, maka hal itu berbeda pandangan.

Eta itu kalau nggak bisa turun yodah gelendotan kek monyet.

Sok atuh yang mau jadi temen George langsung aja nyoba. Sekalian gantiin pria bertopi kuning. Tiap hari ngikutin tuh monyet ke sana-kemari capek ugha.

   "Kalau takut, nggak usah ikutan naik, arasseo?" Semuanya mengangguk.

Dari yang Sunghoon lihat, semua temannya berani dan tak ada yang takut. Harga dirinya sebagai pemain ice skating kan jadi tercoreng kalau dia takut sama permainan seperti itu.

Padahal tidak ada sangkut pautnya antara naik besi dengan dia yang menjadi atlet ice skating.

Sekarang giliran Sunghoon yang menaiki besi panjat. Awalnya Sunghoon santai, namun tanpa sadar ia sudah berada di paling atas.

Sunghoon mau naik perosotannya, tapi ketika melihat ke bawah, ia terkejut saat mendapati dirinya jauh dengan tanah.

   "Seulgi-ssaem, Sunghoon takut, hiks, nggak bisa turun...,"

Sayangnya Seulgi masih menangani Niki yang kakinya tersangkut permainan jaring laba-laba.

   "Sunghoon kalau mau turun bisa lewat celah-celahnya lalu menggantung sebentar terus lompat deh," ujar Heeseung.

Sunghoon mulai memasukkan badannya melalui celah-celah besi lalu memegang erat besinya. Tubuhnya sudah menggantung sempurna.

Akan tetapi ia tersadar, kakinya belum menyentuh tanah. Ia tak bisa melihat ke bawah dan tak berani melompat. Jadilah tangannya mencengkeram beso dengan kuat, sementara tubuh + kakinya melayang.

   "Ayo lompat!!" ujar Heeseung, namun Sunghoon masih tidak berani.

Entah bagaimana ceritanya saat ini Jake sudah memegangi kaki Sunghoon.

   "Jake ngapain?" tanya Jay bingung. Pasalnya Jake memegangi kaki Sunghoon sembari mulutnya komat-kamit seperti menggumamkan sesuatu.

   "SEULGI-SSAEM!! HOONIE NGGAK BISA TURUN SOALNYA ADA HANTU MONYET YANG NEMPEL!! TOLONG HOONIE!! PPALLI PPALLI!!!" teriak Jake.

Ppallippalli pihae right
Cherry bomb feel it yum —NCT 127 joined the chat.

   "Ya Tuhan kuatkan hamba... Ternyata gini juga susahnya jadi guru. Kasian guru gue dulu ngerawat anak kelebihan tingkah kek gue," gumam Seulgi seraya berjalan ke arah Sunghoon.

│◘│
│◘│
│◘│

   "Jake, kata siapa Sunghoon dipegangi hantu monyet? Emang ada?" tanya Heeseung. Para murid sekarang menikmati waktu istirahat.

   "Kata mommy kalau kita gelantungan terus nggak bisa turun, tandanya kita dipegangin hantu monyet! Monyet kan suka menggelantung woo woo,"

Sunghoon yang mendengarnya jadi takut. Ia pun bangkit lalu mengangkat tangannya yang mengepal ke atas.

   "MULAI DETIK INI, SUNGHOON NGGAK MAU LAGI GELANTUNGAN, TITIT!!"

   "HEEEHH ITU TITIK, BUKAN TITIT, PARK SUNGHOONNNN!!!"

Dan berakhir Seulgi termenung di bawah perosotan karena sudah tak bisa berkata apa-apa lagi.

T.B.C

Buat yang kemaren tanya Sunoo dimana, hayolo ga baca chapter perkenalan murid baru ye wakakkaa

Sans aja gaiseu... Sunoo masih di rumah gua awowkwowk

So, jangan lupa vote sama komen ya!! 💜

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top