2. Kelas Baru pt. 2

꧁✰TADIKA ENHYPEN✰꧂





   "Jaeyoon?" panggil Seulgi. Jake pun maju.

   "Hello!! My name is Shim Jaeyoon or you can call me Jake Sim. I'm from Australia and—"

   "Eungg Jake-ah?" sela Seulgi.

   "Yes?"

   "Kamu bisa bahasa Korea?"

   "Bisa bisa!!!"

   "Kamu pakai bahasa Korea ya? Liat tuh temen-temen kamu nggak paham bahasa Inggris hehehe...,"

Jake menatap teman-temannya dan benar saja semuanya melongo. Jake terdiam lalu tak lama kemudian menggaruk tengkuknya.

   "Sorry...." Seulgi terkekeh lalu mengelus rambut Jake.

   "Aku tau kok bahasa Inggris!!" ujar Jay seraya mengangkat tangan.

   "Woahh iya?" tanya Seulgi kagum.

   "Hu'um!! Appa sering ngajak aku ke luar negeri, jadinya aku harus bisa bahasa Inggris!!" jawab Jay.

Seulgi tersenyum kecut. Anak kecil saja bisa ke luar negeri, lhah dia sendiri kapan hiks?

   "Jadi nama asli Jake itu Jake Sim, tapi aku juga punya nama Korea. Kata daddy, nama Korea Jake itu Shim Jaeyoon. Umur aku 4 mau 5 tahun!" ujar Jake.

   "Jake hyung!! Jake hyung!!" panggil Jungwon.

   "Iya?"

   "Gapapa hehe cuma manggil aja,"

Ingin rasanya Jake melempar sepatu ke Jungwon.

   "Okay terima kasih Jake-ah!!" ucap Seulgi.

Jake kembali ke barisan lalu selanjutnya Niki. Niki dengan ragu-ragu berjalan ke depan dengan kepala menunduk.

   "Jeoneun Nishimura Riki desu— eh!!"

Sontak muka Niki memerah. Ia semakin menundukkan wajahnya karena salah perkenalan.

Jeoneun = Korea

Desu = Jepang

Jeoneun Nishimura Riki desu = Korea + Jepang.

Anju nais gado-gado!!

Seulgi tersenyum lembut. "Eyy gwaenchana, Niki-ah... Niki mau lanjut atau ssaem aja?"

   "Ssaem aja," jawab Niki.

Seulgi tersenyum lalu menatap murid-muridnya. "Perkenalkan maknae kelas A-1!! Namanya Nishimura Riki, tapi dipanggil Niki. Niki dari Jepang, jadi harap maklum kalau logatnya agak berbeda. Niki masih 3 tahun, jadi jaga Niki baik-baik ya?"

   "WOAAHHH BENERAN DARI JEPANG?!" tanya Heeseung.

   "Yeay ada 2 temen bule!!" ujar Kyungmin.

Satunya siapa? Namanya Nicholas dan nama aslinya Wang Yixiang dari Taiwan.

Niki menatap temannya dengan tatapan berbinar.

   "Kamsahamnida!" Niki membungkuk hormat.

Setelah perkenalan terakhir, Seulgi menuliskan namanya di papan tulis.

   "Kang Seulgi?" baca anak-anak.

   "BENARRR!! Nama ssaem adalah Kang Seulgi. Kalian panggil aja Seulgi-ssaem ya? Mulai hari ini sampai seterusnya, anak-anak belajar sama ssaem dan kalian bisa cerita-cerita ke ssaem, arasseo?"

   "NEEEE!!"

Seulgi mengambil box yang berisi kertas 3 warna. Masing-masing siswa mengambil sebuah kertas untuk menentukan dengan siapa mereka berkelompok.

   "Sekarang kalian ambil 1 kertas dan nggak boleh dibuka! Kalau ssaem udah bilang buka, berarti kalian boleh buka, arasseo?"

   "NEEEE!!"

   "Kertas ini nanti nentuin dimana kalian duduk dan dengan siapa berkelompok. Oke ayo ambil satu-satu!!"

Empat belas murid itu bergiliran mengambil kertas dan menunggu aba-aba dari Seulgi. Mereka menatap penasaran kertas yang dipegang, berharap untuk segera duduk karena lelah berdiri.

   "Semua sudah?" tanya Seulgi.

   "SUDAAAHHH!!" jawab semua murid.

   "Silahkan dibuka!!"

Mereka membuka kertas mereka lalu saling melirik satu sama lain. Kertas itu terdiri dari warna merah, biru, dan hijau.

   "Ayo kalian cari meja yang warnanya sama kayak kertas yang dipegang! Ssaem kasih waktu 10 menit dari sekarang!!"

Sontak semuanya berhamburan mencari meja yang sama dengan kertas lalu segera duduk untuk menghindari aksi tabrak-menabrak. Semuanya fokus dengan tugas hingga akhirnya alarm yang dipasang Seulgi berbunyi.

   "STOOOPPP!! C'mon angkat kertasnya!" ujar Seulgi.

Semuanya mengangkat kertas dan untungnya semua benar. Seulgi mulai mendata satu-persatu nama mereka supaya tidak terjadi kekeliruan tempat duduk di hari selanjutnya.

Kelompok meja merah berisi Jay, Jungwon, Jake, Euijoo, dan Jaebeom.

Kelompok meja biru ada Sunghoon, Heeseung, Geonu, dan Kyungmin.

Dan yang terakhir kelompok meja hijau berisi Niki, Nicholas, Sungchul, Youngbin, dan Taeyong.

   "Masih ingat nama teman sekelompok kalian?" tanya Seulgi.

   "ANIYAAAA!!" jawab semua murid.

   "Mwo ya?! Sudah lupa semua?" tanya Seulgi terkejut.

Mereka semua mengangguk dan Seulgi terkekeh. "Karena semua lupa, ssaem kasih waktu 15 menit buat kenalan lagi. Ssaem pergi ke kantor dan waktu ssaem kembali, kalian harus hafal nama-namanya, arasseo?"

   "NEEE!!"

Seulgi meninggalkan kelas dan kelas menjadi ramai karena obrolan-obrolan seputar nama dan berakhir mengakrabkan diri.

Sayangnya cuma berlaku pada kelompok meja merah dan biru.

Kelompok meja hijau...

KRIIKK KRIIKK

KRIKK KRIIKK

Tidak ada kehidupan.

Tentu kelompok itu sepi karena dihuni es-es Gurun Sahara.

Wait...

Es-es kutub maksudnya.

   "GAIS GAIS!!" teriak Jungwon.

Weh gaul ugha budak nih.

Hening.

   "JUNGWON MAU TANYA NIH!!" ujar Jungwon.

  "What?" tanya Jay.

   "Mau tanya apa?" tanya Heeseung.

   "Jadi tuh Jungwon kan suka liat kartun sama buna,"

   "Trus trus?" tanya Kyungmin.

   "Nah Jungwon punya pertanyaan," lanjut Jungwon.

   "Emangnya tentang apa?" tanya Euijoo.

   "Jungwonie nggak tanya buna-nya Jungwonie? Siapa tau kan buna kamu bisa jawab," tanya Jaebeom.

Jungwon mengerucutkan bibir. "Jungwonie udah pernah tanya, tapi buna malah berubah jadi T-rex!! Akhirnya Jungwon nggak jadi tanya deh!"

   "Pertanyaannya apa sih?" tanya Jay tidak sabaran.

   "Hayolooo Jay hyung kepo ya?" Ingin rasanya Jay melemparnya dengan kursi.

   "Cepetaaannnn!!!" balas Jay.

   "Jadi gini...,"

Semua anak dari kelompok meja merah, biru, bahkan hijau yang notabene berisi anak-anak suram pun ikut penasaran dengan pertanyaan Jungwon.

Saking tidak sabarannya karena Jungwon cuma senyum-senyum tidak jelas, Nicholas yang anaknya super duper diam jadi ngegas.

   "Cepetan dong!!" ujar Nicholas.

   "Eittsss Nicholas nggak boleh ngegas. Kata mommy kalau suka ngegas bakal didatengin hantu ngegas, mau?" ucap Jake dan dibalas ekspresi datar Nicholas.

   "Kalian pernah liat Thumbelina sama Tinkerbell, nggak?" tanya Jungwon.

   "Pernah," jawab Sunghoon. 

   "Pernah, kenapa?" tanya Sungchul.

   "Nah menurut kalian, lebih kecil Thumbelina atau Tinkerbell?" tanya Jungwon.

WATDAFAK—

   "Tinkerbell dong!!" jawab Heeseung.

   "Thumbelina dong!!" jawab Jay bersamaan dengan Heeseung.

Karena dirasa berbeda pendapat, Jay dan Heeseung saling menatap tajam. Jay pun bangkit dan berkacak pinggang.

   "Thumb itu bahasa Inggrisnya jempol dan di nama Thumbelina itu ada thumb-nya! Liat deh jempol kamu! Kecil kan? Berarti kecilan Thumbelina!!" seru Jay.

   "Aniya aniya!! Kalau kamu perhatiin Tinkerbell, Tinkerbell itu tingginya cuma sebesar rumput!! Rumput kan juga kecil! Berarti kecilan Tinkerbell!" seru Heeseung.

   "Emang kamu pernah nyamain jempol sama rumput?" tanya Jay.

   "Nggak,"

   "Tuh kan!! Berarti hyung salah! Pokoknya kecilan Thumbelina!!"

   "Tinkerbell!!"

   "Hyungie dibilangin Jay kok ngeyel sih?!"

   "Tapi Heeseung juga bener! Ayo tanya temen-temen!!"

Yang ditatap mereka berdua hanya bingung.

   "Teman-teman pilih Jay atau Heeseung?"

Tak ada yang berbicara.


   "Hehehehe...." Jungwon tertawa pelan karena puas dengan pertengkaran di depannya.


   "Ihhh kok pada diem sih?!" ujar Heeseung.

.
.
.
.
.
.
.

   "HUWEEEE KOK NGGAK ADA YANG MAU JAWAAAABBB!!" teriak Jay lalu menangis bersama dengan Heeseung.

Euijoo yang baik hati dan tidak sombong langsung menuju kantor memanggil Seulgi.

Suara adu tangis memenuhi kelas A-1 dan beberapa anak berusaha menenangkan kedua oknum.

Sementara di sisi lain, ada seorang anak yang masih mencerna kejadian dari awal dan memilih untuk menyimak adu tangis.

   "Kok pada nangis? Wahhh jangan-jangan hantu menangis masuk ke badannya Heeseung hyung sama Jay!!"

Jake... Pulang kamu, nak:))

T.B.C

Eitss ada yang merasa kurang?

Wkakaka harus sabar ye sama Jeki:) Emang gampang banget dikibulin tuh bocah

Buat yang gemes ama Uwon... hohoho bakal mikir 2x kelen

See ya in the next chap!!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top