10. Hari Ibu
꧁✰TADIKA ENHYPEN✰꧂
│◘│
│◘│
│◘│
│◘│
│◘│
│◘│
Hari ini adalah ibu. Guru-guru Tadika Enhypen membuat kartu ucapan untuk murid TK A sebagai hadiah untuk para ibu. Setelah mendapatkan kartu, anak-anak akan diberi tugas untuk mengarang kalimat yang diucapkan sesuai isi kartu kepada ibu mereka.
"Selamat pagi!" ujar Seulgi.
"Selamat pagi, ssaem! Semoga hari ssaem bahagia!" balas semuanya.
"Hari ini kita nggak belajar matematika dulu ya... Kita—"
"NGGAK BELAJAR?! YEEEEYYY!!" sela Heeseung seraya berlari mengelilingi meja kelompoknya, diikuti Jungwon.
Murid-murid lainnya juga berteriak kegirangan dan belum apa-apa Seulgi sudah sakit kepala.
"Astaghfirullah, Malih...," gumam Seulgi.
"Anak-anak ayo diam dulu! Seulgi-ssaem belum selesai bicara,"
Sontak kelas menjadi sunyi. Heeseung dan Jungwon tiba-tiba sudah duduk kembali.
"Ada yang tau ini hari apa?" tanya Seulgi.
"Hari Selasa!" jawab semuanya semangat.
"Salah! Ayo coba tebak lagi," balas Seulgi.
"Lho bener, ssaem! Kemarin kan hari Senin," ucap Jaebeom.
"Iyaaa!! Sekarang itu hari Selasa! Ssaem nggak percaya? Oke waktunya beraksi. JUNGWON!!" teriak Jay.
"SIAAPP!! AGEN JUNGWON AKAN MELAKSANAKAN TUGAS!" balas Jungwon.
Jungwon membuka tasnya lalu mengambil kalender mini dan meletakkannya di meja.
"Kalender sudah siap, agen Jay-hyung!!" ujar Jungwon.
Heeseung selaku ketua kelas pun bangkit dan mengambil kalender itu. Ia menandai tanggal 22 Desember dan memberikannya ke Seulgi.
"Ketua Heeseung telah menyelesaikan tugas!" ujar Heeseung. Seulgi masih melongo melihat kelakuan muridnya. Ia memandang bolak-balik Heeseung lalu ke kalender, kemudian kembali lagi. Begitu terus karena masih mencerna apa yang terjadi.
"Tuh kan bener hari Selasa! Hayolooo Seulgi-ssaem nggak hafal nama-nama hari ya?" tanya Jay.
"Ihh Ugi-ccaem maca nggak hafal nama-nama hali? Ccaem kalah cama Niki dan Nichol-hyung!" tanya Sunoo seraya berkacak pinggang dan menggeleng-gelengkan kepala.
"Seulgi-ssaem harus sekolah lagi!! Ayo sekolah sama Niki!" ujar Niki.
"Astaghfirullah, anak-anak...," ucap Seulgi seraya mengelus dada.
"Astaghfirullah, Seulgi-ssaem/Ugi-ccaem!!" tiru anak-anak kelas A-1.
"Bukan itu maksudnya, sayang... Maksud ssaem, hari ini kita memperingati hari apa? Ayooo coba tebak," ucap Seulgi sabar.
Terkadang menghadapi kelas A-1 ini harus menggunakan ekstra kesabaran.
"Memperingati apa? Hari kemerdekaan kan udah dulu-dulu...," tanya Sunghoon.
"OOO DDEONU TAU!! HALI MAKAN CEDUNIA KAN?" jawab Sunoo dengan percaya diri.
Seulgi menggelengkan kepala. "No no no! Ayo tebak lagi,"
"Ihh Sunoo-hyung mah makan mulu! Awas gendut lhooo," sahut Jungwon. Sunoo langsung sensi mendengar kata 'gendut'.
"DDEONU NGGAK GENDUT YA!! WONIE AJA YANG KELEMPENG KAYAK CAPU LIDINYA IMO!!" balas Sunoo.
"WONIE NGGAK KEREMPENG! WONIE INI KUAT KAYAK PAPA ZOLA YANG SUKA MEMBELA KEBENARAN!!" balas Jungwon balik.
"NGGAK!!"
"IYA!!"
"NGGAK!!"
"IYA!!"
"Oke terpaksa," gumam Seulgi.
Semenit kemudian, kalian bisa terlihat Sunoo dan Jungwon duduk tenang seraya memakan lolipop legend berbentuk hati supaya diam.
"Memangnya hari apa, ssaem?" tanya Niki.
Seulgi tersenyum lalu menulis sesuatu di papan tulis.
"Mother's day?" tanya Jay.
Nicholas yang mengerti artinya langsung menggebrak meja dan berdiri dengan bangga.
"NICHOLAS TAU!! HARI IBU KAN?!"
Seulgi bertepuk tangan senang lalu memberi Nicholas lolipop.
"Pintar, Nicholas!! Karena bisa jawab, ssaem kasih hadiah lolipop!!" ujar Seulgi.
"YAAAHHH AKU JUGA MAU!!" ujar Heeseung dan disambut gelengan semua anak di kelas.
"Kalau hyung mau, hyung tengkal aja bial dapet pelmen kayak Ddeonu cama Wonie. Iya kan, Won?" ujar Sunoo.
"Betul betul betul!!" jawab Jungwon.
Akhirnya Seulgi pun berpundung ria di pojokan.
│◘│
│◘│
│◘│
Seulgi mengambil sebuah box coklat berisi berbagai kartu ucapan yang telah dibuat oleh para guru Tadika Enhypen.
"Semua ssaem yang ada di sekolah udah buat kartu untuk kalian semua lhooo... Siapa yang nggak sabar dapat kartunya?" tanya Seulgi.
"SAYAAA!!" jawab semuanya.
"Nah karena pada nggak sabar, ssaem keliling ya! Syaratnya, masing-masing anak harus ambil 1 kartu yang disuka, ne? Harus 1 dan nggak boleh lebih supaya apa?" ucap Seulgi.
"Supaya adil!" jawab Heeseung.
"Supaya nggak ada yang rebutan!" jawab Jay.
"Supaya nggak ada yang nangis kayak Sunoo-hyung!" ujar Jungwon.
"Pinter!! Nah ayo baris sesuai nomor absen... Yang rapi ya... Semuanya pasti dapet kok," perintah Seulgi.
Semuanya segera berbaris lalu mengambil kartu yang menarik perhatian mereka. Mereka yang sudah dapat duduk kembali dan menerka-nerka apa arti kartu ucapan mereka.
"Ini bacanya apa?" tanya Euijoo dan Youngbin.
Seulgi langsung tersenyum misterius.
"Ayo belajar bahasa Inggris!!" ujar Seulgi semangat.
GLEKK
Jake, Nicholas, dan Jay langsung tersenyum gembira, namun selebihnya langsung berwajah ketakutan.
"ANDWAEEEE!!!"
│◘│
│◘│
│◘│
Setelah bel pulang berbunyi, seperti biasa Heeseung, Jay, Jake, Sunghoon, Sunoo, Jungwon, dan Niki akan berjalan bersama keluar kelas untuk menunggu dijemput.
Mereka saling bercerita tentang apa yang akan mereka lakukan sesuai rencana ketika memberikan kartu ucapan kepada ibu mereka.
Mereka mendapat tugas dimana TK A diberikan kartu ucapan, lalu tugasnya adalah merangkai kata untuk diucapkan ke ibu mereka, sementara TK B diberi tugas membuat kartu sendiri sekaligus merangkai kata untuk diucapkan sebagai tugas keterampilan.
Namun ketika kita lihat lagi, ada seorang anak yang sedari tadi menundukkan kepala. Ia tidak bersemangat sejak Seulgi memberitahu mereka apabila hari ini adalah hari ibu.
Anak imut yang selalu berseri-seri ini entah kenapa diam saja.
"Yeolobun!"
Semuanya menoleh dan menatap penuh tanya anak imut ini.
"Ddeonu ke kamal mandi dulu ya? Kebelet buang ail kecil," ucap anak imut ini.
"Sunoo mau ditemenin?" tawar Jake. Sunoo menggeleng, menolak.
"Oke! Bye bye Ddeonu!" ujar Sunghoon lalu mereka berenam lanjut pergi.
Sunoo berlari kembali ke kelas lalu duduk di salah satu kursi. Ia membuka tasnya dan meletakkan kartu ucapan di atas meja.
"Ddeonu kapan ya kacih ke bunda? Bunda kan nggak pelnah ketemu lagi cama Ddeonu," gumamnya.
TAPP TAPP
TAPP TAPP
CEKLEK
"Eh Sunoo?"
Sunoo menoleh ke asal suara dan melihat Irene di ambang pintu.
"Ailin-ccaem? Ailin-ccaem kenapa macuk ke cini?" tanya Sunoo.
"Kan seharusnya ssaem yang tanya... Sunoo kenapa masuk kelas A2?" tanya Irene balik seraya mendekati Sunoo.
"Eh?" Sunoo yang baru sadar pun menoleh ke arah sekitar dan benar saja... Ia salah kelas.
"Ooo maaf ya, ccaem...,"
"Gapapa, sayang... Oh ya kenapa belum pulang? Noona atau imo belum jemput?"
Sunoo mengangguk. "Iya... Tapi Ddeonu lega coalnya belum dijemput. Ddeonu macih pucing jadi nggak mau bikin noona cama imo khawatil,"
"Pusing kenapa?"
"Ini," ucap Sunoo sambil memberikan kartu ucapannya ke Irene. "Ddeonu udah lama nggak ketemu bunda. Ddeonu bingung mau kacih ke bunda gimana,"
"Noona biacanya langcung cedih kalau Ddeonu tanya tentang bunda. Kalau tanya imo, biacanya nggak dijawab," lanjut Sunoo.
Tatapan Irene melembut. Ia tak tahu apa yang terjadi pada ibu dari Sunoo, tapi ia juga tidak bisa membuat anak menggemaskan di depannya ini sedih.
"Ddeonu kan nggak punya bunda, ccaem... Maca Ddeonu diemin aja kaltunya? Kacian Ugi-ccaem udah cucah-cucah bikin," ucap Sunoo dengan mata berkaca-kaca.
Irene mengelus rambut Sunoo. Ia tersenyum manis hingga kedua matanya menyipit.
"Mau Irene-ssaem bantu bikin kartu ucapan baru buat imo-nya Sunoo?"
T.B.C
CAAA!! Masa hiatus gua udah end uwu
Gimana? Ada yang kangen sama gua? nope:)
Up 2x ya! Next jam 12 siang, sweetie~
Have a nice day!!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top